Bukit Turgo
Bukit Turgo (bahasa Inggris: Turgo hill) adalah sebuah bukit, desa, beserta lereng yang terletak di Padukuhan, desa Purwobinangun, kecamatan Pakem, kabupaten Sleman dan berada dekat dengan gunung merapi dan berada di sebelah barat Kaliurang, Sleman Yogyakarta. [1][2] Di bukit Turgo terdapat desa Turgo yang dimanfaatkan sebagai kawasan wisata, meskipun lokasi tersebut rawan bencana merapi dan pernah dilanda awan panas pada tahun 1994. [3] Selain itu bencana awan panas yang terbaru adalah pada tahun 2006 yang mengakibatkan pepohonan di bukit Turgo terbakar habis.[4]
Fasilitas wisata
Sarana wisata di desa Bukit Turgo bervariasi dan menjadi wahana tersendiri di antaranya yaitu jelajah hutan merapi, meracik teh dan kopi ala warga pribumi, penampilan budaya daerah sekitar, dan ritual keagamaan. [1][2] Di hutan merapi bukit Turgo pengunjung dapat melakukan petualangan melintasi sungai boyong. [1] Pengunjung juga dapat melihat-lihat puing-puing rumah yang dahulunya tertimpa bencana awan panas gunung merapi pada tahun 1994. [1] Sebelum melakukan penjelajahan, akan diberikan pemandu yang mendampingi para wisatawan saat melakukan petualangan dan menuju tempat-tempat andalan di kawasan desa Turgo. [3]
Wisatawan juga dapat merasakan alam bukit Turgo secara langsung dengan mengikuti ritual harian penduduk desa, yaitu bertani dan memproduksi teh dan kopi. [2] Di sini para wisatawan bisa ikut meracik dan mengikuti proses langsung pengolahan daun teh dan biji kopi hingga menjadi produk siap saji yang bercita rasa Turgo. [2] Teh yang sudah jadi dan siap diminum dijual dengan harga 5000 rupiah perbungkus, dan kopi mulai dari 5000 rupiah hingga 25000 rupiah per bungkus.[3]
Dari segi pertunjukan seni, desa bukit Turgo memiliki berbagai macam seni daerah yang beragam, di antaranya adalah ‘jathilan’, sebuah atraksi kuda lumping, dan juga pertunjukan musik kerohanian. [2] Pada pertunjukan ‘jathilan’, yang menjadi ciri khas adalah penunggang kuda lumpingnya dibuat kesurupan sehingga berperilaku aneh sesuai dengan makhluk halus yang merasukinya. [2] Tetapi dalam pertunjukan ini selalu disertai dukun yang mengontrol kelakuan makhluk halus tersebut.[1]
Selain itu, ada juga pertunjukan seni yang bernama laras madyo yang diciptakan oleh Kasunanan Surakarta dengan tema mengajak pada dakwah ke-Islaman. [3] Kesenian ini menampilkan tembang lagu lengkap dengan musik rebana yang dimainkan oleh si penyanyi sendiri. Sedangkan untuk kesenian kristiani terdapat sloko dengan lantunan lagu rohani nasrani.[3]
Jika tiba tanggal 1 Syuro, yaitu tanggal menurut kalender Islam, masyarakat muslim di daerah bukit Turgo beramai-ramai mengadakan upacara tradisional berupa persembahan sesaji yang terdiri dari hasil bumi dan mengarak makanan itu dari mata air ke mata air di desa dan berakhir di makam Kyai Turgo. (pandu) [3]
Pengunjung juga dapat berkemah dan memilih paket wisata memerah susu sapi. Kesalahan pengutipan: Tag <ref>
harus ditutup oleh </ref>
Makam yang terletak 1000 meter dari puncak Bukit Turgo ini selain berfungsi sebagai tempat wisata, juga berfungsi sebagai monument peninggalan sejarah.[5]
Dalam pendakian menuju makam Kyai Turgo, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan alam lereng gunung merapi, savana hijau yang bertemu dengan jurang Kali Boyong, dan gua bekas peninggalan tentara Jepang yang disebut Goa Jepang yang digunakan sebagai penjagaan wilayah Jogjakarta.[5]
Sesampainya di puncak, terdapat bangunan utama makam Kyai Turgo yang berwarna merah muda dengan lantai berwarna hitam, sedangkan di bagian utara bangunan terdapat tulisan silsilah keturunan Syekh Jumadil Qubro yang berasal dari generasi keenam keturunan nabi Muhammad dari Husen.[5]
Tetapi makam ini belum terbukti sebagai makam asli Kyai Turgo, karena sebenarnya banyak makam serupa dengan latar belakang sama yang juga terdapat di Semarang Jawa Tengah, dan di Trowulan Jawa Timur.[5]
Rujukan
- ^ a b c d e (Inggris) Panduan Wisata Yogyakarta. "Dusun Turgo, Melihat Keindahan Desa Lereng Merapi".
- ^ a b c d e f (Inggris) Kompas Travel. "Desa Turgo Merapi Siap Sambut Wisatawan".
- ^ a b c d e f (Inggris) Indra Retmana. "Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Plawangan Turgo".
- ^ (Inggris) Anwar Khumaini. Detik News. "Hutan di Bukit Turgo Rontok Disapu Awan Panas".
- ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamae