Bedholan
Bedholan menurut Ki Naryo Cariti Alm Seorang Dalang Senior dari Kartosura yang juga pengajar pedalangan pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta menyebutkan bahwa bedholan adalah istilah dalam pedalangan untuk menyebut suatu cara atau kegiatan seorang dalang dalam mencabut wayang dari gedebog di dalam pertunjukannya, baik secara sendiri-sendiri atau bersamaan dengan teknik tertentu. Teknik untuk mbedhol wayang yang kecil cukup dengan mencabut saja, tetapi untuk wayang yang agak besar diperlukan bantuan bantuan jari kelingking untuk membantu "madal" gedebog. Sedangkan untuk wayang besar/berat seperti raksasa dengan kedua tangan dalang.
Bedholan ini termasuk sebagian dari sabet, dimana sabet juga merupakan ukuran kepiawaian seorang dalang dalam memainkan wayang. Bahkan seorang pengamat wayang yang sudah terbiasa melihat pergelaran wayang akan tahu dalang yang ditontonya mempunyai bekal sabet yang bagus hanya dengan melihat cara bedhol Gunungan/Kayon di awal pergelaran wayang dimulai yang biasa disebut mbedhol kayon.
Pertunjukan wayang biasanya diawali dengan jejer, setelah jejer selesai ada istilah bedhol jejer, dimana wayang-wayang yang tampil akan di bedhol/cabut satu per-satu sesuai dengan kebutuhannya. Bedhol jejer sebagai tanda berakhirnya suatu pertemuan resmi dalam suatu kerajaan, yang biasanya akan ditandai dengan permintaan gending oleh Ki Dalang dengan menggunakan sasmito tertentu misalnya "Konduring sang Katong hingayap sagunging parekan cethi pindha binayang-bayang candrane" Dalang tersebut meminta gending mbedhol jejer Bhayangkare. Jadi ada kata Bedholan dan ada kata bedhol jejer dan ada lagi kata bodholan atau budhalan