Bedholan
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Bedholan menurut Ki Naryo Carito (alm) seorang dalang denior dari Kartosura yang juga pengajar pedalangan pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta adalah istilah dalam pedalangan untuk menyebut suatu cara atau kegiatan seorang dalang dalam mencabut wayang dari gedebog di dalam pertunjukannya, baik mencabut wayang secara sendiri-sendiri atau bersamaan dengan teknik tertentu. Teknik untuk mbedhol wayang yang kecil cukup dengan mencabut saja, tetapi untuk wayang yang agak besar diperlukan bantuan jari kelingking untuk membantu menekan madal pada gedebog pisang agar mudah dicabut. Sedangkan untuk wayang besar/berat seperti raksasa dengan kedua tangan dalang.
Bedholan ini termasuk sebagian dari sabet, dimana sabet juga merupakan ukuran kepiawaian seorang dalang dalam memainkan wayang. Bahkan seorang pengamat wayang yang sudah terbiasa melihat pergelaran wayang akan tahu dalang yang ditontonnya mempunyai bekal sabet yang bagus hanya dengan melihat cara bedhol gunungan/kayon di awal pergelaran wayang.
Pertunjukan wayang biasanya diawali dengan jejer, setelah jejer selesai ada istilah bedhol jejer, dimana wayang-wayang yang tampil akan dibedhol/cabut satu per-satu sesuai dengan kebutuhannya. Bedhol jejer sebagai tanda berakhirnya suatu pertemuan resmi dalam suatu kerajaan, yang biasanya akan ditandai dengan permintaan gending oleh dalang dengan menggunakan sasmito tertentu, misalnya Konduring sang Katong hingayap sagunging parekan cethi pindha binayang-bayang candrane dalang tersebut meminta gending bedhol jejer Bhayangkare. Jadi ada kata bedholan dan ada kata bedhol jejer dan ada lagi kata bodholan atau budhalan dalam pergelaran wayang kulit purwa.