Simbolon adalah salah satu marga orang Batak. Marga ini termasuk golongan PARNA. PARNA adalah akronim dari Pomparan Naiambaton atau keturanan Naiambaton. Sebenarnya nama Naiambaton adalah ibu dari Raja Nabolon dan Raja Sitempang, yang mana keduanya akan menurunkan marga-marga yang masuk dalam kelompok Parna. Namun keturunan dari kedua kelompok ini sepakat menggunakan nama Ibu mereka sebagai pemersatu. Seluruh marga yang termasuk dalam Marga ini (66 marga) tidak boleh saling menikah. Peraturan ini masih dipertahankan sampai saat ini.

Kisah Tuan Simbolon

Tersebutlah Ompu Mulajadi Nabolon (Tuhan menurut kepercayaan orang batak di masa lampau), yang konon katanya bertempat tinggal di langit. Ada sepuluh orang putranya tiga laki-laki dan tujuh orang perempuan. Yang tercantik di antara ke tujuh anaknya yang perempuan adalah Siboru Leang Nagurasta. Dia pulalah yang bungsu dari kesepuluh bersaudara anak Ompu Mula Jadi Nabolon. selain beranak Ompu Mula Jadi Nabolon ada pula mempunyai seorang saudara perempuan. Itulah yang menganakkan Sudiraja Simbolon.

Sekali peristiwa Sudiraja Simbolon pergi berburu ke lembah bukit Pusuk Buhit. Dalam perburuannya itu dia melihat seekor burung tekukur yang amat cantik, sehingga timbul keinginannya untuk menangkap dan membawanya pulang. Sayangnya tidak begitu mudah untuk mendapatkan burung itu. Tak ubahnya seperti kata pribahasa : “Jinak-jinak merpati”, rasa-rasa akan dapat ditangkap, namun begitu akan dipegang dia melompat dan menjauh ketempat lain. Begitu asiknya Sudiraja mengejar burung itu dari sebuah tempat ke lain tampat, dengan tak disadarinya dia telah sampai di puncak bukit. Disana didapati sebuah tempat permandian, tempat putri-putri Ompu Mula Jadi Nabolon berenang dan berkecimpung bersukaria.

Ketika Simbolon sampai disitu didapatinya ketujuh puteri sedang mandi-mandi. Dia sangat terpikat dengan kecantikan si Leang Nagurasta, yang memang tercantik dari ketujuh bersaudara. Timbul keinginan simbolon untuk mendapatkan gadis itu, tetapi belum tahu cara yang dapat dilakukannya. Namun akhirnya diketahuinya juga, yakni dengan jalan mengambil baju tuan putri.

Adapun baju bagi putri-putri itu selain penutup tubuh juga bertugas sebagai sayap untuk terbang ke langit ke tempat asalnya. Jika baju itu sempat diambil orang, maka tertutuplah jalan untuk pulang ke langit, dan tinggallah di bumi seperti manusia biasa lainnya. Hal inilah yang rupanya diketahui oleh pemuda Simbolon. Begitulah ketika mandi sudah selesai, maka ketujuh putri itu naik ke darat dan masing-masing mengambil dan mengenakan bajunya. Hanya si Leang Nagurasta juga yang tidak melihat bajunya, sudah dicarinya kesana kemari, namun tidak berhasil ditemuinya. Karena sudah lama menunggu maka hilanglah kesabaran kakak-kakaknya, maka diputuskanlah untuk meninggalkan sibungsu, dan yang lain terbanglah ke langit.

Alangkah sedihnya perasaan si Leang Nagurasta ditinggalkan kakak-kakaknya itu. Tapi apa hendak dikata, karena semua sudah berangkat meninggalkan dia seorang diri. Dan ketika Nagurasta dalam suasana sedih dan bingung itu muncullah Simbolon memperlihatkan baju yang hilang, tetapi tidak dengan maksud untuk mengembalikan. Terkejutlah putri itu mengetahui bajunya ada ditangan seorang pemuda. dicobanya meminta namun si pemuda tidak mau menyerahkan. Si gadis mendekati pemuda itu dengan maksud hendak merebut baju tersebut, tapi Simbolon melompat mengelak diri. Demikianlah diperbuatnya berulang-ulang, sehingga lama kelamaan sampailah mereka ke kampung orang tua Simbolon. Disana pemuda itu hilang dari penglihatan gadis tersebut, tak diketahuinya dimana ia bersembunyi. Dilihatnya ada sebuah rumah, didatanginya dan bertemulah dia dengan seorang perempuan, yang tak lain adalah bibinya (adik ayahnya) sendiri. Maka ditanyakanlah tentang pemuda Simbolon oleh Nagurasta, dijawab oleh perempuan itu bahwa dia tak melihatnya. Kemudia diajaknyalah Nagurasta tinggal di rumahnya.

Akan halnya Sudiraja, setibanya dirumah segera menyembunyikan baju Nagurasta yang diambilnya dan segera berbuat pura-pura tidur. Baju itu disembunyikannya di dalam sondi. Dia mempunyai sejenis kepandaian dapat mengubah wajah sehingga tak mudah dikenal orang. Beberapa lama dirumah itu Nagurasta sangat benci melihat pemuda tersebut, tapi kemudian Simbolon menukar siasatnya. Diubahnya wajahnya menjadi seorang pemuda yang gagah dan tampan dan dipakainya pula pakaian yang bagus-bagus. Nagurasta yang melihat ada pemuda tampan dirumah bertanya kepada bibinya, yang tak lain dari pada ibu Simbolon tentang siapa pemuda itu. Sejak waktu itu Nagurasta mulai tertarik kepada Simbolon dan menyatakan ingin bersuamikan pemuda itu. Hal itu dapat disetujui oleh Simbolon dan ibunya, maka kawinlah mereka.

Mereka beranak dua orang, seorang laki-laki dan seorang perempuan. Yang laki-laki yang tua bernama Simbolon Tua Nahodaraja, dan yang kecil perempuan bernama si Mombang Tua. Pada suatu kali Sudiraja ingin mengadakan pesta adat untuk anaknya. Dipukullah gendang dan orangpun menarilah, namun yang paling menarik dari semua itu adalah si Leang Nagurasta juga. Dia menarik karena cantiknya yang tetap saja seperti waktu gadisnya. Tapi dia juga menarik karena dia jugalah yang paling pandai menari di antara orang-orang yang sedang menari, seluruhnya ditempat pesta tersebut.

Raja Sitempang dan Raja Naibaho adalah raja didaerah Pangururan. Sifatnya keras dan katanya pantang ditolak. Raja ini bersama-sama dengan pengetua-pengetua adat lainnya ingin melihat Nagurasta lebih cantik lagi. Merekalah menganjurkan kepada Sudiraja supaya memakai baju terbang yang dibawa dari langit kepada si Leang Nagurasta. Tuan putri itu sendiri tak mau melakukannya karena hal itu akan memisahkannya dengan anak dan suaminya. Jika baju sampai dipakainya, maka ia akan segera diterbangkan ke langit, dan hal itu tidak diinginkannya lagi, karena kasihnya kepada anak dan suaminya.

Raja Sitempang tatap mendesak. dan sebagai usaha pencegahan supaya Nagurasta tidak diterbangkan, maka disuruhnyalah membuat penutup tempat pesta itu dengan langit-langit tujuh lapis. Sesudah itu dipakaikanlah baju itu kepada Nagurasta, ia menerima perlakuan itu dengan peresaan teramat sedih. diciumilah dan ditangisinyalah anaknya, dan dia pun menari kembali. Memang sesudah memakai baju itu kecantikannya bertambah berlipat ganda, dan tariannya tambah lebih mempesona para penonton yang hadir di tempat itu. Pemukul gendang tambah bersemangat memainkan alat-alatnya, dan hadirin dengan tak sengaja terbawa dalam arus tarian, seolah-olah semua terpukau oleh suasana tarian yang dibawakan Nagurasta. Dan pada waktu itulah dia tiba-tiba melayang dari lapangan pesta, terusa melangbung ke angkasa menembus langit-langit penahan dengan mudahnya. Orang yang hadir keheran-heranan, anak-anaknya menangis dan menangis dengan penuh kesedihan, begitupula Sudiraja Simbolon tak tau apa yang harus diperbuatnya melihat sang istri sudah pulang ke langit.

Dilangit Nagurasta kembali menemui orang tuanya dan saudara-saudaranya yang sudah lama ditinggalkannya. Tetapi mereka semua tidak sudi lagi menerimanya di tengah-tengah mereka. Agaknya mereka menganggap si Leang Nagurasta sudah tidak sesuci semula karena sudah bercampur dengan makhluk manusia di bumi. Sebagai jalan penyelesaian Ompu Mulajadi Na Bolon menyuruh Nagurasta untuk pindah ke bulan dan bertempat tinggal disana. Hal itu dipatuhi oleh Nagurasta. Keturunannya dibumi mempercayai bahwa tuan putri itu memang dapat dilihat dari bumi jika bulan sedang purnama. Kepada keturunan Simbolon dipesankan, bahwa jika terjadi gerhana bulan itu tandanya sang putri sedang datang ke bumi melihat keadaan anak cucunya. Hanya saja keturunan yang bermarga Simbolon dilarang meneriakkan dan memberitahukan adanya gerhana terlebih dahulu. Haruslah orang lain yang melakukan hal itu lebih dahulu, barulah boleh diikuti keturunan Simbolon. Keadaan seperti itu kabarnya masih dipatuhi oleh orang-orang bermarga Simbolon. atau sering di sebut juga si agung(bolon)

Pembagian Simbolon

Marga Simbolon sebenarnya terdiri dari tujuh kelompok, tetapi kadang ada yang membagi menjadi enam kelompok. Ketujuh kelompok ini dibagi berdasarkan Simbolon yang tertua. Adapun kelompok tersebut:

  1. Simbolon Tuan atau juga Simbolon Tua (Simbolon paling sulung).Keturunan Simbolon Tuan di kemudian hari membentuk marga marga baru, yang dikelal si onom hudon di daerah dairi. Kendati telah membentuk marga yang baru, namun mereka tetap menjadi bagian dari Simbolon Tuan: Tinambunan, Tumanggor, Pinayungan, Maharaja, Turutan, Anakampun/ Nahampun.
  2. Simbolon Altong
  3. Simbolon Pande
  4. Simbolon Panihai
  5. Simbolon Suhut Ni huta
  6. Simbolon Sirimbang
  7. Simbolon Hapotan

Penyebaran Simbolon

Marga-marga Simbolon pada umumnya bermukim di kampung Simbolon di Pulau Samosir. Dalam beberapa generasi kelompok Simbolon Tuan selalu memiliki anak tunggal. Hingga pada generasi ke-enam: Omp. Tuan Batuholing memiliki 6 putera. Empat dari putera Tuan Batuholing tetap tinggal di Kampung Simbolon (huta Simbolon). Dua dari putera Tuan Batuholing pergi merantau keluar dari Kampung Simbolon. Ompu Tuan Seul pergi merantau ke daerah Siambaton. Sampai sekarang keturunan Omp. Tuan Seul masih didapati di sana. Keturunan Ompu Tuan Seul selalu menyebut diri Simbolon Tuan dari Pakkat atau Siambaton. Sementara itu, Putera Tuan Batuholing yang bernama Tuan Simbolon, pergi merantau ke daerah Dairi atau Pak-pak. Tuan simbolon ini di daerah Pak-Pak menurunkan marga: Tinambunan,Tumanggor, Pinanyungan, Maharaja, Turunan, Anakampun (Mereka sering disebut sebagai Si Onom Hudon).

Salah satu anak dari Omp. Tuan Batu Holing adalah Ompu Raja Gumanti. Banyak keturunan dari Ompu ini yang masih tinggal di Pulau Samosir, yaitu di Desa Sigaol Simbolon, Desa Londut dan Desa Dugul. Konon ceritanya Omp. Raja Gumanti mempunyai tiga cucu dari kedua anaknya, setiap cucunya mendiami satu wilayah yang kemudian masing masing menjadi desa. Ketiga desa ini berbatasan satu sama lain yang letaknya sekitar 12 km dari Pangururan ke arah Nainggolan Samosir. Tugu atau makam dari Ompu Raja Gumanti berlokasi di Desa Dugul. Di kemudian hari keturunan marga Simbolon mulai menyebar ke daerah daerah sekitar bahkan sampai ke luar P. Sumatera dan juga ke seluruh penjuru Dunia.

Ormas PSBI (Punguan Simbolon dohot Boruna Se-Indonesia) [1]

Keturunan Simbolon telah menyebar ke berbagai wilayah di dunia ini. Oleh karena marga Simbolon merasakan perlu dan penting untuk membina dan melesatarikan budaya, di bentuklah ormas PSBI (Punguan Simbolon dohot Boruna Se-Indonesia). PSBI dibentuk pada Kongres I tanggal 7 Juli 2007 di Samosir

Berkas:Logo PSBI
Caption

Keturunan Ompu Bolon Tua telah dapat bersatu padu untuk membentuk wadah nasional yang disebut Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia, berpusat di ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam rangka turut serta melestarikan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan leluhur marga Simbolon serta turut bersama-sama masyarakat dan bangsa Indonesia dalam tujuannya mencapai masyarakat adil dan makmur. Dengan melanjutkan dan memelihara nilai-nilai luhur dan cita-cita leluhur bangsa Batak khususnya pandangan hidup sesuai falsafah Dalihan Natolu yaitu somba marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru yang mengandung nilai-nilai harmoni sosial yang sangat tinggi dipadukan dengan dasar bernegara Pancasila, marga Simbolon dapat mewujudkan cita-citanya menuju masyarakat sejahtera jasmani dan rohani.

Melalui visi dan misi yang jelas, fondasi organisasi masyarakat adat yang kuat dan efektif disertai program jangka panjang, menengah dan pendek yang terencana disertai pengelolaan sumber daya yang efektif sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Pokok-Pokok Program Organisasi, Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia akan mampu mensiasati perubahan demi pencapaian cita-cita dan tujuan Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memelihara dan melindungi Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia dalam segala upaya dan usahanya memajukan masyarakat dan bangsanya.

Saat ini Ormas PSBI memiliki kantor Pusat di Jalan Danau Toba No.77, Bendungan Hilir Jakarta Pusat.

Kepengurusan PSBI (2012 - 2017)

PENASEHAT:

1. Marihad Simon Simbolon

2. Letjen (Purn) Romulo Robert Simbolon

3. Ev. DR Abraham Marham Simbolon

4. Prof DR Olo Simbolon

5. Mayjen (Purn) Mahidin Simbolon

6. Ev. St. Ir Kalvin Simbolon

7. Drs Th. Simbolon

8. Ev. St. Drs Midian Simbolon

9. Ir Anton Simbolon

10. Drs Washington Simbolon (sd. 23-8-2013)

11. Drs Lamostar H. Simbolon

12. Drs Kuet Allan Simbolon, MA

13. Lukman Simbolon, SH

14. Drs Ather Simbolon

15. Kolonel AU (Purn) Lionheart Simbolon

16. Ir Arifin Saibun Simbolon

17. Drs Sojuangon Situmorang, MM

18. St. Robinson Silaban, SH (sd. Nopember 2013)

PENGURUS HARIAN:

1. Ketua Umum: Drs Effendi Muara Sakti Simbolon, M.IP.

2. Ketua Harian: Ir Raden Simbolon

3. Sekretaris Jenderal: Brigjen TNI. Drs Anthon Simbolon, M.Si

4. Wakil Sekjen: Manarsar Simbolon,SH, M.Si

5. Wakil Sekjen: Fandy H. Silaban

6. Wakil Sekjen: Mayor (L) L.M. Simbolon, SE.

7. Wakil Sekjen: Krimson Banjir Simbolon

8. Bendahara Umum: Ir Bintatar Hutabarat

9. Wakil Bendahara: Ir Gumanti Naek Simbolon

10. Wakil Bendahara: Ir Kuradis Siregar

11. Ketua Bidang Adat & Budaya: Paumar Simbolon

12. Wakil Ketua Bidang Adat: Maheran Simbolon

13. Wakil Ketua Bidang Budaya: Horasman Simbolon

14. Ketua Bidang Kesenian & Pariwisata: Hatly Fuerto Simbolon, SH, MT.

15. Wakil Ketua Bidang Seni: Charry Simbolon, SE.

16. Wakil Ketua Bidang Pariwisata: Dolly Simbolon, MBA.

17. Ketua Bidang SDM & Tenaga Kerja: Ruslan Irianto Simbolon, SE.MM

18. Wakil Ketua Bidang Penempatan Tenaga Kerja: Ir. Antonius Simbolon, MM

19. Wakil Ketua Bidang Produktifitas Tenaga: Mayor Benny A. Simbolon, SE

20. Ketua Bidang Organisasi & Pengkaderan: Pirma Simbolon, SE, MM

21. Wakil Ketua Bidang Organisasi: Ir. Sampetua Simbolon

22. Wakil Ketua Bidang Pengkaderan: Mangara Simbolon, SE

23. Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga: Drs. Richard Simbolon

24. Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga: Barita Simbolon

25. Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga: John Edison Simbolon

26. Ketua Bidang Luar Negeri: Drs Lasro Simbolon, MA

27. Wakil Ketua Bidang Luar Negeri: Sontan H. Simbolon, SH

28. Ketua Bidang Dalam Negeri: Ir Mangindar Simbolon, MSi

29. Wakil Ketua Bidang Dalam Negeri: Lion Simbolon, SE

30. Wakil Ketua Bidang Dalam Negeri: Manuara Siahaan

31. Ketua Bidang Agama: Pdt Galumbang Simbolon

32. Wakil Ketua Bidang Agama: Pdt Ronny S. Simbolon, STh

33. Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat: Pdt Leopold Isaac Simbolon, PMTH

34. Wakil Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat: St Jordan Tinambunan Simbolon, SPd

35. Wakil Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat: Manatar Simbolon

36. Ketua Bidang Pertanian: Binsar Simbolon, SH, MSi

37. Wakil Ketua Bidang Agribisnis: Saut H. Simbolon

38. Wakil Ketua Bidang Peternekan: Ir Maniar M. Simbolon

39. Ketua Bidang Koperasi: Robert Ranggu Simbolon, BA

40. Wakil Ketua Bidang Koperasi Primer: Ismael Antonius Simbolon, SH, MM

41. Wakil Ketua Bidang Koperasi Sekunder: Pinondang Parulian Simbolon

42. Ketua Bidang UKM & Investasi: Drs Mangapul Simbolon

43. Wakil Ketua Bidang UKM : Ir Piator Simbolon

44. Wakil Ketua Bidang Investasi: Ir M. Freedom Simbolon, MKKK

45. Ketua Bidang Pendidikan & Pelatihan: Drs Gabarius Simbolon

46. Wakil Ketua Bidang Pendidikan : Drs Obsater Marbun, MM

47. Wakil Ketua Bidang Pelatihan: Arsen Simbolon, SPel.

48. Ketua Bidang Pemuda & Olah Raga: Wilmar Simbolon

49. Wakil Ketua Bidang Pemuda : Henrico Simbolon, SE

50. Wakil Ketua Bidang Olahraga: Ronald Batara Simbolon

51. Ketua Bidang Komunikasi & Informasi: Ir Ramses Manaek Simbolon, MBA

52. Wakil Ketua Bidang Komunikasi: Ir Eston Simbolon, MA.

53. Wakil Ketua Bidang Informasi dan Teknologi: Ir Parlindungan Simbolon

54. Wakil Ketua Bidang Media: Dr Wasi Tinambunan Simbolon

55. Ketua Bidang Penelitian & Pengembangan: Drs Manginar Simbolon, M.Si.

56. Wakil Ketua Bidang Penelitian : Ir Lesman Simbolon, MM

57. Wakil Ketua Bidang Pengembangan: Argilaus Simbolon, SE, MM

58. Ketua Bidang Hukum & HAM: Djintar Simbolon, SH

59. Wakil Ketua Bidang Bantuan Hukum: Rianto Simbolon, SH

60. Wakil Ketua Bidang HAM: Berman Simbolon, SH

61. Ketua Bidang Sosial & Ekonomi: AMS

62. Wakil Ketua Bidang Sosial & Ekonomi: Ny Solopati Simbolon br Simanungkalit

63. Ketua Bidang Lingkungan Hidup: Poltak Simbolon

64. Ketua Bidang Peranan Perempuan: Ny Diana Simbolon br Hutabalian

65.Wakil Ketua Bidang Peranan Perempuan: Ny Purnamawati Simbolon br Samosir

KOORDINATOR WILAYAH:

I. Koordinator Wilayah-1:

Drs Richard Simbolon: Medan, Belawan, Binjai, Langsa (NAD), Langkat, Deli Serdang, Sergei-1, Sergei-2, Deli Serdang, Langkat, Tebing Tinggi, Berastagi, Kabanjahe

II. Koordinator Wilayah-2:

Ir Ramses Simbolon, MBA: Simalungun Atas, Simalungun Bawah, Pematang Siantar, Parapat, Limapuluh, Batubara Selatan, Asahan, Tanjung Balai, Labuhan Batu, Samosir, Tobasa, Taput, Tapteng, Tapsel, Padang Sidempuan, Muara, Mandiling Natal, Sorkam

III. Koordinator Wilayah-3:

Pirma Simbolon, SE, MM:Sidikalang, Paropo, Sumbul, Gunung Sitember, Tiga Baru, Sitinjo, Siempat Nempu Hilir, Siempat Nempu Induk, Silima Pungga2, Lae Parira, pardomuan, Pakpak Barat, Humbahas, Parlilitan-1, Parlilitan-2, Tara Bintang, Pakkat, Manduamas-1, Manduamas-2, Barus, Tele

IV. Koordinator Wilayah-4:

Ir Gumanti Naek Simbolon: Pekan Baru, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Lampung, Metro lampung, Jambi, Batam, Padang, Dumai, Palembang, Bengkulu

V. Koordinator Wilayah-5:

Manarsar Simbolon, SH, MSi: Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi Kota, Bekasi Kabupaten, Pondok Gede, Ciledug, Karawang, Cikampek, Purwakarta

VI. Koordinator Wilayah-6:

Marinus Simbolon: Bandung, Sukabumi, Solo, Semarang, Yogya, Surabaya, Bali

VII. Koordinator Wilayah-7:

Mayor (Mar) Drs Tonny Simbolon,SE: Bontang Sangata, Manado, Balikpapan, Pontianak, Banjarmasin

STAF AHLI:

1. Rikardo Siahaan, SE

2. Iwan Situmeang, SE

3. Corry S.M. Simbolon, SE

4. Elizabeth Simbolon, SH.

5. Hendra Parlindungan Simbolon, SE

6. Ny Julinta Siregar br Simbolon

7. Brury Hotma Simbolon

8. Robin Simbolon

Tokoh-tokoh bermarga Simbolon

Pranala luar