Babirusa buru (Babyrousa babyrussa), juga disebut sebagai babirusa baluku, babirusa emas atau babirusa berambut adalah mamalia unik yang merupakan hewan asli Pulau Buru, Mangole dan Taliabu di Kepulauan Maluku, Indonesia.[3] Babirusa jenis lain yang dapat ditemukan di daratan Sulawesi (B.celebensis) dan di kepulauan Togian (B.togranesis).[3]

Babyrousa babyrussa
Babirusa Buru[1]
Terancam
CRSingkatan dari Critical (Kritis)
ENSingkatan dari Endangered (Genting)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
 
NTSingkatan dari Not Threatened (Tidak terancam)
Aman
LCSingkatan dari Least-Concern (Aman)
ICHEL Red Book: Vulnerable

Babirusa buru diklasifikasikan sebagai bahasa rentan (VU) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan


Rentan  (IUCN 3.1)[2]
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
B. babyrussa
Nama binomial
Babyrousa babyrussa
(Linnaeus, 1758)
Agihan (coklat)

Karakteristik

Dari ketiga babirusa diatas Babirusa buru merupakan nenek moyang dari jenis lainnya, mereka memiliki karakteristik yang tidak terlalu jauh antara spesies, Hewan ini memiliki jenis taring dan tulang yang mirip jika di bandingkan dengan fosil yang di dapatkan[4]. Taring dari Babirusa ini memanjang melewati rahang bawah[4]. Rambut pada Babirusa ini juga cenderung panjang dan tebal, memiliki ekor yang cukup panjang[4]. Biasanya bulunya berwarna coklat. Terdapat perbedaan antara Babirusa jantan dan Babirusa betina[4]. Pada Babirusa jantan ditemui bagian badan lebih pendek, ramping, memiliki gigi taring dan memusat pada satu bagian[4].

Habitat

Babirusa ini banyak di temukan di daerah tenggara, tengah dan utara dari kepulauan Sulawesi[5] . Namun, dari data yang di dapatkan jumlah Babirusa ini sudah mulai berkurang, karena pada daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara Babirusa ini menjadi target untuk diburu[5]. Sedangkan pada daerah Sulawesi Tenggara habitatnya sudah mulai hilang dan terganggu[5]. Hal ini menyebabkan habitat asli dari Babirusa ini menjadi minim dan dapat menyebabkan kepunahan pada spesies ini[5]. Maka dari itu, dibuatlah tempat konservasi bagi hewan tersebut, berikut ini beberapa tempat konservasi yang ada di daerah Sulawesi[5].

Sulawesi Utara

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tengah

Referensi

  1. ^ Groves, C.P. (2005). Wilson, D.E.; Reeder, D.M., ed. Mammal Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference (edisi ke-3). Baltimore: Johns Hopkins University Press. ISBN 0-801-88221-4. OCLC 62265494. 
  2. ^ Leus, K. & Oliver, W. (2008). "Babyrousa babyrussa". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 15 November 2008.  Listed as Vulnerable B1ab(iii).
  3. ^ a b Jatna Supriatna. 2008. Melestarikan alam Indonesia.Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
  4. ^ a b c d e (Inggris) Groves C P. 2001. Mammals in Sulwaesi : Where did they come from and when, and what happen to them when they got there? Hal. 333-342 di dalam I. mercalre, J. M. B Smith, M. Morwood dan I. Davidson, Ed. Faunal and floral migration and evolution in SE Asia-Australasia. A.A. Belanda:Belkema Publishers.
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Jon Riley. 2002. (Inggris) Current Wildlife Conservation Society Research adn conservation of Sulawesi's Suids. Hal. 26 - 39 di dalam Asia Wild Pig News Vol. 2 No. 2