Ho Chi Minh
Hồ Chí Minh (chữ nôm: 胡志明) (19 Mei 1890 – 2 September 1969) adalah seorang tokoh revolusi dan negarawan Vietnam, yang kemudian menjadi Perdana Menteri (1954) dan Presiden Vietnam Utara (1954 - 1969). Selain itu, Ho Chi Minh merupakan salah satu politisi yang paling berpengaruh di abad-20.[1]
Ho Chi Minh | |
---|---|
Ketua Komite Sentral dari Partai Komunis Vietnam | |
Masa jabatan 19 Februari 1951 – 2 September 1969 | |
Pendahulu posisi didirikan Pengganti posisi dihapuskan | |
Sekretaris Pertama dari Komite Sentral dari Partai Komunis Vietnam ke-6 | |
Masa jabatan 1 November 1956 – 10 September 1960 | |
Pendahulu Trường Chinh Pengganti Lê Duẩn | |
Presiden Vietnam Presiden Demokratik Republik Vietnam | |
Masa jabatan 2 September 1945 – 2 September 1969 | |
Pendahulu Posisi didirikan Pengganti Tôn Đức Thắng | |
Masa jabatan 2 September 1945 – 20 September 1955 | |
Pendahulu Posisi didirikan Pengganti Phạm Văn Đồng | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Nguyễn Sinh Cung 19 Mei 1890 Nghệ An, Indochina Perancis |
Meninggal | 2 September 1969 Hanoi, Vietnam Utara | (umur 79)
Kebangsaan | Vietnam |
Partai politik | Partai Pekerja Vietnam |
Tanda tangan | |
Penghargaan
| |
Sunting kotak info • L • B |
Nama aslinya adalah Nguyễn Sinh Cung, dan juga dikenal sebagai Nguyễn Tất Thành, Nguyễn Ái Quốc (sebuah nama yang sering digunakan orang lainnya juga), Lý Thụy, Hồ Quang dan akrab dipanggil Bác Hồ (paman Hồ) di Vietnam. Kota Saigon yang dulunya merupakan ibukota Vietnam, diganti menjadi kota Ho Chi Minh untuk mengenang jasanya.
Kehidupan Pribadi
Ho Chi Minh dilahirkan pada 19 Mei 1890 di Hoang Tru dengan nama asli Nguyen Sinh Cung, namun kemudian berganti nama menjadi Ho Chi Minh yang berarti "Dia yang menerangi".[2] Ayahnya Ho bekerja di kekaisaran namun dipecat karena mengkritik kolonial Perancis yang ketika itu sedang menjajah Vietnam (atau di masa itu dikenal sebagai Perancis Indochina).[3] Ibunya meninggal pada tahun 1901, setelah melahirkan anak keempatnya yang hanya bertahan hidup selama 1 tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di sekolah setempat tahun 1907, Ho dan saudara lelakinya pergi ke kota Hué untuk belajar di Franco-Vietnamese Academy. Namun, tiga tahun kemudian Ho meninggalkan tempat tersebut sebelum menyelesaikan pendidikannya dan bekerja sebagai guru sekolah di kota Phan Thiet.[2]
Pada tahun 1911, Ho pergi ke Saigon dan mendapatkan pekerjaan sebagai juru masak kapal uap Perancis. Selama dua tahun, dia berkeliling ke berbagai kota di Eropa, Amerika, dan Afrika hingga akhirnya menetap sementara di London.[2] Pada akhir tahun 1916, Ho kembali ke Perancis untuk menemui rekan-rekannya yang kelak berperan dalam gerakan kemerdekaan Vietnam.[4] Pada tahun 1919, Ho menulis sebuah petisi yang menuntut diakhirinya ekploitasi koloni Perancis terhadap Vietnam. Petisi tersebut disampaikan dalam Versailles Peace Conference yang diselenggarakan di akhir Perang Dunia I. Walaupun petisi tersebut tidak diakui secara resmi, namun usaha Ho tersebut diketahui secara luas di Vietnam.[2]
Sebagian besar sumber menyatakan bahwa Ho tidak pernah menikah selama hidupnya. Namun, beberapa buku menyebutkan Ho pernah menikah di Cina dengan seorang Bidan yang bernama Tang Tuyet Minh pada 18 Oktober 1926.[5] Selain itu, sumber lain juga menyebutkan bahwa Ho berhubungan dengan beberapa wanita, yaitu Nguyen Thi Minh Khai (pemimpin Partai Komunis Indocina), Mao Tu Man (kolega Mao Ze Dong), dan beberapa wanita lainnya.[6]
Peran Ho Chi Minh di Dunia Politik
Pidato pertama Ho Chi Minh berbicara mengenai perlawanan terhadap imperialisme yang melakukan tindak kekerasan di Vietnam. Pidator yang disampaikan pada tahun 1920 di sebuah kongres Partai Sosialis Perancis tersebut bermaksud mengajak partai mendukung para penduduk lokal Vietnam yang tertindas. Ho kemudian menjadi salah satu pendiri Partai Komunis Perancis karena dia merasa kaum sosialis menghindari isu kolonialisme, sedangkan kaum komunis bersedia mempromosikan kebebasan nasional.[7]
Pada tahun 1921, Ho bersama dengan kelompok pendatang dari Algeria, Senegal, India Selatan, dan Asia yang terbuang di Paris membentuk surat kabar mingguan yang disebut Le Paria (Orang Buangan). Kelompok ini disatukan oleh semangat nasionalisme dan perlawanan yang sama menentang komunisme.[7] Sejak tahun 1923, Ho Chi Minh pergi mengunjungi Rusia dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin Soviet, seperti Nikolai Bukharin, Leon Trotsky, dan Joseph Stalin. Di Rusia, Ho dilatih sebagai agen Komintern (Komunis Internasional) dan juga mempelajari pemikiran Marxisme-Leninisme, serta teknik revolusioner di Communist University of the Toilers of the East (sering dikenal sebagai Sekolah Stalin).[7][2] Komintern adalah suatu gerakan sosialis internasional yang memiliki agen di berbagai negara untuk menyebarkan revolusi, sosialisme, dan mengelola cabang organisasi komunis di luar negeri.[2]
Pada 1925, Ho pergi ke Canton, Cina dan bekerja sebagai penerjemah bagi Mikhail Borodin, sesama agen Komintern, yang ingin menggerakkan revolusi sosialis di Cina. Ho dan Borodin membantu Chiang Kai-shek agar dapat menjadi penerus Sun Yat Sen. Semasa di Cina, Ho mengajak pengungsi Vietnam mendirikan Pekumpulan Pemuda Revolusioner Vietnam (Thanh Nien Cach Menh Dong Chi Ho) atau sering disebut Thanh Nien. Pada tahun 1927, Ho kembali ke Rusia selama beberapa tahun, namun beberapa kali kembali ke Cina untuk merekrut anggota Thanh Nien.
Pada tahun 1930, Ho Chi Minh mendirikan Partai Komunis Vietnam atau Partai Komunis Indocina di Hongkong. Setahun kemudian, Ho ditangkap oleh pemerintah Inggris karena terlibat dalam kegiatan revolusioner dan dipenjara selama dua tahun. Setelah dilepaskan, Ho tinggal di Rusia hingga tahun 1938. Ho kemudian menjadi penasihat militer Partai Komunis Tiongkok saat Jepang melakukan invasi ke Cina.
Gerakan Kemerdekaan Vietnam
Untuk pertama kalinya setelah 30 tahun meninggalkan Vietnam, Ho Chi Minh kembali ke negaranya pada tahun 1941 dan mendirikan Liga untuk Kemerdekaan Vietnam (Viet Nam Doc Lap Dong Minh atau Viet Minh). Liga tersebut terdiri dari para nasionalis Vietnam dan kelompok komunis yang mendukung kemerdekaan Vietnam. Ketika itu, Viet Minh berjuang melawan kolonial Perancis dan Jepang yang saat itu sedang menduduki Vietnam.
Pada akhir Perang Dunia II, Ho memimpin Viet Minh untuk secara bergerilya menguasai kota-kota besar di Vietnam. Pada 2 September 1945, bertempat di Lapangan Ba Dinh, Ho Chi Minh mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokrasi Vietnam dan dia menjabat sebagai presiden pertama. Tidak lama kemudian, Perancis berhasil menaklukkan Vietnam Selatan kembali dan mengajak kaum komunis Vietnam untuk berunding. Perundingan tersebut tidak mencapai kesepakatan dan Perancis menyerang kota Haiphong di bagian utara Vietnam hingga menewaskan ribuan orang. Sebagai tanggapan terhadap serangan tersebut, Viet Minh menyerang Perancis di kota Hanoi pada 19 Desember 1945 dan peristiwa ini menandai berawalnya Perang Indocina. Selama delapan tahun, Mao Zedong menolong Viet Minh, sedangkan Amerika Serikat membantu Perancis dan pasukan anti-komunis Vietnam. Pada tahun 1954, Perancis mengalami kekalahan besar di Dien Bien Phu, barat laut Vietnam dan memulai adanya perundingan damai.[8] Berdasarkan hasil perundingan Jenewa, Vietnam kemudian dibagi menjadi Vietnam Utara yang dipimpin Ho Chi Minh dan Vietnam Selatan yang dikuasai oleh Kaisar Bao Dai. Ho tidak menyetujui adanya pemisahan wilayah Vietnam. Ho sempat menyatakan diri memiliki kekuasaan atas seluruh wilayah Vietnam dan memerintahkan Viet Minh dan pasukan Vietnam Utara untuk berjuang di daerah Vietnam Selatan yang dipengaruhi oleh Ameriksa Serikat. Kemudian terjadilah perang saudara antara pendukung Ho (sebagian besar di Vietnam Utara) dan Vietnam Selatan di bawah pengaruh Amerika Serikat.[9]
Pada akhir tahun 1950-an, Ho membentuk suatu gerakan gerilya komunis di bagian Vietnam Selatan yang bernama Viet Cong. Bersama dengan Vietnam Utara, Vietcong berhasil mengalahkan intervensi militer Amerika Serikat selama satu dekade dan bersembunyi dari Perdana Menteri Ngo Dinh Diem (pimpinan Vietnam Selatan yang didukung oleh AS) di bawah tanah.[2]
Akhir Hidup
Sejak tahun 1960, Ho mulai mundur dari pengambilan keputusan mengenai perang karena kondisi kesehatannya yang kurang memungkinkan. Ho Chi Minh dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, hemat, berpakaian santai, berbicara dengan tenang, jarang kehilangan kesabaran, dan sering berbicara dengan penduduk, terutama anak-anak. Sebelum meninggal, Ho berpesan agar tubuhnya dikremasi dan abunya disebarkan tanpa publikasi. Namun, ketika Ho meinggal pada 2 September 1969 pukul 9.47 pagi, di usia 79 tahun, jasad Ho diawetkan dan diletakkan dalam mausoleum Ho Chi Minh, Lapangan Ba Dhin, Hanoi dan terbuka untuk publik.[10] Para pihak yang bertikai di seluruh Vietnam sepakat untuk mengadakan gencatan senjata selama 72 jam untuk mengenang Ho yang meninggal akibat serangan jantung.[11] Ho meninggal tepat 25 tahun setelah dia mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam dari Perancis dan hampir enam tahun sebelum pasukannya berhasil menyatukan Vietnam Utara dan Selatan di bawah paham komunis.[8]
Ho Chi Minh merupakan pahlawan terbesar bagi bangsa Vietnam karena jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan penyatuan Vietnam. Ketika pasukan Vietnam Utara berhasil menaklukkan Saigon pada tahun 1975 dan menandai penyatuan Vietnam, maka kota tersebut diganti menjadi kota Ho Chi Minh.[2]
Referensi
- ^ Ho Chi Minh, Biography.com
- ^ a b c d e f g h Ho Chi Minh (1890-1969): Major Events in the Life of a Revolutionary Leader
- ^ History: Ho Chi Minh (1890-1969), BBC.co.uk. Diakses pada 12 Agustus 2013.
- ^ Ho Chi Minh, Princeton Press. Diakses pada 12 Agustus 2013.
- ^ Ho Chi Minh: A Biography, Pierre Brocheux. Cambridge University Press. 2011.
- ^ The Dark Journey, Inside the Reeducation Camps of Viet Cong, Hoa Minh Truong. 2010. Eloquent Books. Printed in USA.
- ^ a b c Obituary in The New York Times, 4 September 1969. Alden Whitman. Diakses pada 13 Agustus 2013.
- ^ a b Sep 2, 1945: Vietnam independence proclaimed, History.com. A&E Television Networks, LLC. Diakses pada 13 Agustus 2013.
- ^ HistoryLearningSite.co.uk: Ho Chi Minh, Diakses pada 13 Agustus 2013.
- ^ Alpha History: Ho Chi Minh, Jennifer Llewellyn, Jim Southey, Steve Thompson. Diakses pada 13 Agustus 2013.
- ^ Ho Chi Minh Biography, Richard E Green. Diakses pada 13 Agustus 2013.