Syarif Hasyim I dari Pelalawan
Syarif Hasyim atau Sultan Syarif Hasyim I (1822-1827) merupakan Putra kedua dari Sultan Syarif Abdurrahman, Beliau ditabalkan menjadi Sultan Pelalawan ke-2 menggantikan Ayahnya yang wafat di tahun 1822, dengan gelar penobatan Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Fakruddin.
Dilahirkan dengan nama Tengku Said Hasyim, sebelum ditabalkan menjadi Sultan Ia terlebih dahulu memegang Jabatan Raja Muda Siak dengan sebutan Yang Dipertuan Muda Siak yang ketika itu diangkat oleh pamannya Sultan Syarif Ali Siak.
Masa Pemerintahan
Masa Pemerintahan Syarif Hasyim I terbilang singkat, Ia hanya memerintah hingga tahun 1828. Dalam masa pemerintahannya, terjadi kemelut di Kesultanan Siak Sri Indrapura dalam menentukan pewaris takhta, karena pada masa itu Sultan Ibrahim (Sultan Siak) kehilangan akal sehatnya. Syarif Hasyim I diminta datang ke Siak Sri Indrapura oleh para keluarga dan pembesar Kesultanan Siak Sri Indrapura untuk menyelesaikan pertikaian itu, karena selain menjadi Sultan Pelalawan, Syarif Hasyim I juga merupakan Raja Muda Siak Sri Indrapura.
Pada tahun 1827 Syarif Hasyim I datang ke Siak dan Tengku Muhammad (Saudara Ipar Sultan Ibrahim) menyerahkan pimpinan dalam masalah tersebut kepadanya. Syarif Hasyim I mengusulkan agar Tengku Muhammad didudukan diatas takhta, tetapi ia menolaknya. Alasannya, menurut keterangan Tengku Putera (Anak Tengku Muhammad), bahwa Tengku Muhammad tidak ingin berebut takhta dengan iparnya. Lalu beberapa hari kemudian Syarif Hasyim I mengumpulkan semua kepala, para Pembesar dan Orang terkemuka di Balairung Siak, dan diundangnya juga Tengku Ismail (Anak Pertama Tengku Muhammad) yang pada waktu itu masih kecil dan harus digendong. Lalu Syarif Hasyim I mendudukkan Tengku Ismail didekatnya sambil menyerukan bahwa Tengku Ismail diangkat menjadi Sultan Siak dan seluruh jajahan takluknya, dengan gelar Sultan Abdul Jalil Jalaluddin. Diserukannya sampai tiga kali, dan yang hadir semuanya menyembah kepada Raja barunya yang masih kecil itu.[1]
Akhir Hayat
Masih di tahun 1827, sepulangnya Syarif Hasyim I dari Siak ke Pelalawan, sejak saat itu Ia mulai sakit-sakitan. Karena Syarif Hasyim I hanya mempunyai seorang Anak perempuan yang bernama Tengku Long Aisyah, Ketika dalam keadaan yang semakin melemah,Syarif Hasyim I beramanat kepada adik-adiknya, bahwa jika ia wafat nanti, takhta Pelalawan hendaklah diwariskan kepada adik-adik laki-lakinya secara berurutan, sampai kepada Adiknya yang paling Bungsu. Setelah itu segala keputusan diserahkan kepada Orang-orang Besar Kerajaan untuk menentukan siapa yang patut dijadikan Sultan dari keturunan mereka. Amanat ini ia buat agar tidak ada perebutan takhta antara sesama keluarga Istana, seperti halnya yang terjadi di Siak Sri Indrapura. [2]
Ditahun yang sama Syarif Hasyim I wafat dalam keadaan sakit, dan dimakamkan di komplek Makam Jauh di Desa Pelalawan, dengan gelar Mangkat : Marhum Muda atau Marhum Dipertuan Muda.
Rujukan
Didahului Oleh : | Sultan Pelalawan 1822 – 1827 |
Diteruskan Oleh : |
Tengkoe Besaar Syarif Abdurrahman | Tengkoe Besaar Syarif Ismail |