Daun duduk
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP89Siti (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 16 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP89Siti (Kontrib • Log) 3860 hari 475 menit lalu. |
Daun duduk | |
---|---|
Berkas:Desmodium triquetrum.gif | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | D. triquetrum[1]
|
Daun duduk atau Desmodium triquetrum adalah salah satu jenis tanaman obat untuk melancarkan air seni. [2]. Selain pelancar air seni, daun duduk juga dapat digunakan untuk mengobati sakit wasir, gondongan, TBC tulang, radang usus, dan rematik.[3] Daun duduk mengandung senyawa kimia yang berupa saponin, flavonoida dan tanin.[2]
Tumbuhan daun duduk memiliki beberapa sebutan lain yaitu ki congcorang dan genteng jangkeng untuk daerah sunda dan gulu walang untuk daerah Jawa.[1] Daun duduk masih berkerabat dekat dengan daun picah, sisik betok, dan daun bulu ayam.[1] Tumbuhan ini termasuk tumbuhan perdu, tegak, dan memiliki tinggi hingga 3 meter.[1] Daun duduk termasuk tanaman berumur panjang.[1] Batangnya berbentuk bulat, berkayu, memiliki ruas, permukaan kasar serta berwarna coklat.[1] Daun dari tanaman ini berbentuk lanset dengan panjang antara 10cm hingga 12cm.[1] Bagian ujung daun meruncing, memiliki warna coklat saat masih muda serta berwarna hijau saat sudah tua.[1] Sebagai anggota dari Magnoliphyta, tumbuhan ini juga memiliki bunga yang berupa bunga majemuk, berbentuk malai serta keluar dari ujung batang.[1] Mahkota bunga dari daun duduk berbentuk kupu-kupu dan berwarna putih keunguan.[1] Buah dari tanaman ini berupa polong yang berambut.[1] Setiap polongnya berisi 4 hingga 8 biji yang berwarna coklat saat muda dan hijau setelah tua.[1] Perkembangbiakan tumbuhan ini menggunakan biji.[1]