Ritual agung briyang
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP34Itang (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 12 Juni 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP34Itang (Kontrib • Log) 3822 hari 207 menit lalu. |
Ritual Agung Briyang adalah ritual yang dilakukan untuk mengusir roh-roh jahat.[1] Ritual Agung Briyang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali pada purnamaning sasih kedasa, bulan Penuh dalam bulan kesepuluh dari kalender Hindu Bali.[1] Ritaul ini dilaksanakn oleh warga Desa Sidetapa, Buleleng, Bali.[2] Pserta upacara ini adalah laki-laki dan mereka mengenakan baju tradisional Bali.[2] Perempuan membawa persembahan besar dengan kepala mereka.[1] Tradisi ini dilakukan secara turun-temurun.[2] Masyarakat Bali percaya bahwa apabila upacara ini tidak dilakukan, maka akan terjadi banyak bencana.[2] Inti dari upacara ini adalah berdoa pada dewa dan mengusir roh-roh jahat.[1] Ritual Agung Briyang dilakukan tengah malam dengan membersihkan aneka senjata seperti keris, pedang, tombak, dan lain sebagainya di api.[2] Sebelum upacara dilakukan, warga melakukan upacara Melasti terlebih dahulu di desa Sidetapa.[2] Kemudian dilanjutkan dengan ritual sesayutan untuk menyambut para dewa.[2] Sehari setelah ritual Agung Briyang dilakukan, warga lelaki berburu rusa untuk keperluan upacara berikutnya.[2]