Bapa Gereja

kelompok ideolog dan penulis Kristen yang influensial

Bapa Gereja atau adalah sebutan bagi para teolog dan pujangga yang berpengaruh dan hidup di era awal Gereja Kristen, khususnya mereka yang hidup pada lima abad pertama dalam sejarah Agama Kristen. Sebutan ini digunakan bagi para pujangga dan pengajar Gereja, bukan berarti bahwa tokoh yang bersangkutan harus pula seorang santo. Istilah ini umumnya tidak mencakup para penulis Perjanjian Baru, sekalipun pada masa awal Gereja beberapa karya tulis dari para Bapa Gereja dipandang kanonikal.

St. Athanasius dari Alexandria, dilukiskan menggenggam sebuah kitab. Kitab adalah simbol ikonografi yang menunjukkan betapa pentingnya karya tulis beliau.

Bapa Gereja yang menulis dalam Bahasa Latin disebut Bapa (Gereja) Latin, dan yang menulis dalam Bahasa Yunani disebut Bapa (Gereja) Yunani. Bapa-Bapa Gereja Latin yang termasyhur antara lain Tertulianus yang montanis, St. Augustinus dari Hippo, St. Ambrosius dari Milan, and St. Hieronimus; Bapa-Bapa Gereja Yunani yang termasyhur antara lain St. Irenaeus dari Lyons (karyanya yang masih ada hanya tersedia dalam terjemahan Latin), Klemens dari Alexandria, Origenes yang heterodoks, St. Athanasius dari Alexandria, St. Yohanes Krisostomus, dan ketiga Bapa Kapadokia.

Para Bapa Gereja yang paling awal, yakni dua generasi pertama setelah para Rasul Kristus, biasanya disebut pula para Bapa Apostolik. Bapa-Bapa Apostolik yang ternama antara lain St. Klemens dari Roma, St. Ignatius dari Antiokhia dan Polikarpus dari Smyrna. Selain itu, Kitab Didakhe dan Kitab Gembala Hermas biasanya digolongkan ke dalam karya tulis para Bapa Apostolik meskipun penulisnya tidak diketahui.

Di kemudian hari, menghadapi kritikan dari para filsuf Yunani serta penganiayaan, para Bapa Apologetik menghasilkan karya tulis untuk membenarkan dan membela doktrin Kristiani. Bapa-Bapa yang penting dari era ini antara lain St. Yustinus Martir, Tatianus, Athenagoras dari Athena, Hermias dan Tertulianus.

Para Bapa Gurun adalah para rahib perdana yang hidup di Gurun Mesir; meskipun tidak banyak menghasilkan karya tulis, mereka sangat berpengaruh. Beberapa dari antara mereka adalah St. Anthonius Agung dan St. Pakhomius. Sejumlah besar ucapan-ucapan pendek mereka dihimpun dalam Apophthegmata Patrum.

Sejumlah kecil Bapa Gereja menulis dalam bahasa lain: Santo Efrem, misalnya, menulis dalam bahasa Syria, meskipun karya-karya tulisnya sebahagian besar diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin dan Yunani.

Dalam Gereja Katolik Roma, St. Yohanes dari Damaskus, yang hidup pada abad ke-8, secara umum dianggap sebagai Bapa Gereja yang terakhir sekaligus benih perdana dari zaman para pujangga Gereja berikutnya, yakni zaman skolastikisme. St. Bernardus juga kerap disebut sebagai Bapa Gereja yang terakhir.

Gereja Ortodoks Timur tidak beranggapan bahwa zaman para Bapa Gereja telah usai, dan menyebut para pujangga Gereja yang berpengaruh pada masa-masa selanjutnya dengan istilah Bapa Gereja juga.

Studi mengenai Bapa-Bapa Gereja disebut studi Patristik.

Lihat pula

Pranala luar