Penyakit tidur

Revisi sejak 16 Juni 2014 23.48 oleh CFCF (bicara | kontrib) (Translated from English by Ramsyah Faizal at Translators Without Borders)

African trypanosomiasis atau penyakit tidur[1] adalah penyakit parasit manusia dan hewan lain. Hal ini disebabkan oleh parasit dari spesies Trypanosoma brucei.[2] Terdapat dua jenis parasit tersebut yang menginfeksi manusia, Trypanosoma brucei gambiense (T.b.g) dan Trypanosoma brucei rhodesiense (T.b.r.).[1] T.b.g menyebabkan lebih dari 98% kasus yang dilaporkan.[1] Keduanya biasanya ditularkan melalui gigitan lalat tsetse yang terinfeksi dan paling umum terjadi di wilayah pedesaan.[1]

Penyakit tidur
Trypanosoma
Informasi umum
SpesialisasiPenyakit menular Sunting ini di Wikidata

Gejala tahap pertama penyakit ini yaitu penderita mengalami demam, sakit kepala, gatal-gatal, dan nyeri sendi.[1] Gejala ini dimulai sekitar satu hingga tiga pekan setelah penderita digigit oleh lalat tersebut.[3] Beberapa minggu hingga beberapa bulan kemudian, tahap kedua dimulai dengan tanda-tanda kebingungan, koordinasi anggota tubuh yang lemah, mati rasa dan susah tidur.[1][3] Diagnosis penyakit ini dapat diketahui lewat parasit dalam hapusan darah tepi atau dalam cairan nodus limpa.[3] Pungsi lumbal sering kali diperlukan untuk membedakan antara tahap pertama dan kedua.[3]

Pencegahan penyakit yang parah dilakukan lewat penyaringan populasi yang berisiko melalui tes darah untuk T.b.g.[1] Pengobatan lebih mudah bila penyakit ini terdeteksi lebih awal dan sebelum gejala neurologis terjadi.[1] Pengobatan tahap pertama yaitu menggunakan obat pentamidin atau suramin.[1] Pengobatan tahap kedua menggunakan eflornitin atau kombinasi nifurtimoks dan eflornitin untuk T.b.g.[3] Meskipun melarsoprol manjur untuk kedua tahap tersebut, biasanya hanya digunakan untuk T.b.r. karena adanya efek samping yang serius.[1]

Penyakit tidur atau African trypanosomiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Trypanosoma dan ditularkan oleh lalat tsetse. Penyakit ini mewabah di berbagai negara Afrika, dan saat ini diperkirakan antara 50.000 sampai 70.000 menderita penyakit ini.

Gejala awal adalah demam, sakit kepala, dan sakit di sendi, pembengkakan kelenjar limfa, anemia, dan penyakit ginjal. Penderita kemudian mengalami perubahan siklus tidur di mana mereka merasa ngantuk di siang hari dan tidak dapat tidur di malam hari. Bila tidak dirawat, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf, koma, dan kematian. Selain gigitan lalat tsetse, penyakit ini dapat ditularkan dari ibu ke anak atau lewat transfusi darah.

Pranala luar

  1. ^ a b c d e f g h i j WHO Media centre (June 2013). "Fact sheet N°259: Trypanosomiasis, Human African (sleeping sickness)". 
  2. ^ MedlinePlus Encyclopedia Sleeping sickness
  3. ^ a b c d e Kennedy, PG (2013 Feb). "Clinical features, diagnosis, and treatment of human African trypanosomiasis (sleeping sickness)". Lancet neurology. 12 (2): 186–94. PMID 23260189.