Tragedi Gedung KNPI Aceh Utara

Revisi sejak 17 Juni 2014 04.11 oleh LonNyoe (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Tragedi Gedung KNPI''', atau biasa disebut dengan '''Tragedi KNPI''' sebagai sebutan resmi yang dipakai oleh media massa dan organisasi HAM, adalah sebu...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Tragedi Gedung KNPI, atau biasa disebut dengan Tragedi KNPI sebagai sebutan resmi yang dipakai oleh media massa dan organisasi HAM, adalah sebuah peristiwa kekerasan terhadap sipil di Aceh yang terjadi tanggal 9 Januari 1999. Tragedi ini dinamakan berdasarkan lokasi kejadian di gedung KNPI Lhokseumawe, Aceh, Indonesia. Dalam peristiwa berdarah ini 5 orang warga sipil meninggal dunia, 23 mengalami luka berat serta 21 luka ringan.[1]

Latar belakang

Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh rentetan beberapa kejadian sebelumnya yang berkaitan dengan pemberontakan GAM di Aceh selepas pencabutan status Daerah Operasi Militer beberapa bulan sebelumnya. Ketika aparat keamanan menyerbu dan mengepung pemukiman penduduk di Kandang dimana pada saat itu aparat keamanan sedang mencari keberadaan kelompok sipil bersenjata pimpinan Muhammad Rasyid atau lebih dikenal sebagai Ahmad Kandang. Pada penyerbuan tersebut 11 orang juga tewas dengan berbagai tindakan terutama akibat tembakan. Namun Ahmad Kandang dan kelompoknya berhasil meloloskan diri dari sergapan aparat keamanan. Dari desa Kandang yang berada di pinggiran kota Lhokseumawe itu aparat keamanan menahan 39 orang serta mengamankan bendera bulan bintang milik Gerakan Aceh Merdeka dari sebuah mushalla.[2][3]

Peristiwa

Dalam Kasus KNPI awalnya aparat keamanan menggerebek sejumlah rumah di Desa Pusong dan Kandang, Lhokseumawe pada 3 Januari 1999. Penggerebekan di dua desa ini mengakibatkan beberapa orang tewas tertembak dan puluhan lainnya terluka. Mereka korban luka dan yang tertangkap aparat keamanan dari kedua desa ini lalu dibawa ke penahanan sementara di lingkungan Markas Komando Resort Militer 011 Lilawangsa di Lhokseumawe. yang menyebabkan tujuh warga sipil tewas dan 23 lainnya luka-luka. Yang luka ini, akhirnya dibawa ke gedung KNPI Lhokseumawe. Aparat kembali menyisir perkampungan pada 9 Januari 1999 dan menangkap 40 warga. Sama seperti yang telah ditagkap sebelumnya, para warga sipil ini lalu ditahan pula di gedung KNPI.[4]

Pada tanggal 9 Januari 1999 bersamaan dengan masuknya waktu berbuka puasa di Lhokseumawe dan para tahanan menerima ransum berbuka. Tidak lama setelah itu kedalam aula penahanan masuklah puluhan tentara yang beringas lalu mereka mulai menganiaya para warga yang baru saja selesai berbuka puasa. Penganiayaan tersebut tidak mampu diatasi oleh petugas provost yang menjaga para tahanan sehingga akibatnya 2 orang tahanan tewas seketika akibat tidak mampu menahan siksaan para penganiaya. Segera setelah keberingasan para tentara muda itu berhasil diatasi maka puluhan tahanan yang mengalami luka ringan dan berat diangkut ke rumah sakit dan disana 3 tahanan lainnya menyusul meninggal dunia dalam perawatan akibat penganiayaan berat yang mereka alami.

Lihat pula

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ KontraS (Siaran Pers 15 Tahun Tragedi Penyiksaan di Gedung KNPI), 2014.
  2. ^ Tempo (Tragedi Lhokseumawe, dan Referendum), 1999.
  3. ^ http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1999/01/17/0029.html , 1999.
  4. ^ ACEHKITA (Korban Peringati Tragedi KNPI & 2010 http://www.acehkita.com/berita/korban-peringati-tragedi-knpi/.