Tragikomedi
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP21Danang (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 17 Juni 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP21Danang (Kontrib • Log) 3853 hari 957 menit lalu. |
Tragikomedi adalah gaya atau bentuk drama yang memadu unsur-unsur antara tragedi dan komedi.[1] Artinya, drama tersebut ingin mengungkapkan sebuah persitiwa tragis (sedih) namun ditampilkan dalam gaya lucu, atau sebaliknya.[2] Aliran tersebut muncul semenjak zaman Romawi Kuno, tampak dalam karya dramawan Plautus dalam prolog berjudul Amphytryon, di mana istilah ini dipergunakan untuk pertama kali.[1] Ciri tragikomedi juga tampak dalam masa Renaisans dan menemukan bentuk yang semakin jelas, yaitu meliputi karya yang biasanya berakhir bukan dengan kesedihan atau kematian, walaupun cenderung mengarah demikian.[1] Secara ringkas, drama bergaya tragikomedi berisi kisah-kisah nasib butuk yang menimpa tiba-tiba, bencana yang tidak terelakkan, dan berakhir dengan kebahagiaan atau happy ending.[1] Dramawan Perancis, Shakespeare dalam judul The Merchant of Venice dan Measure or measure adalah contoh dari ciri tersebut.[1]
Pada abad ke-19, kaum romantik memasukkan unsur tragikomedi, yang selanjutnya berpengaruh pada drama modern.[1] Gaya tersebut dianggap tampak aneh, membingungkan, dan tak mudah dimengerti, namun terkenal, misalnya tampak dalam karya Samuel Beckett berjudul Waiting for Godot (tahun 1953), Menunggu Godot.[1]
Tema-tema drama tragikomedi biasanya bicara soal kisah cinta, namun digelayuti hambatan tertentu.[3] Tragikomedi yang khas menggunakan tokoh-tokoh bangsawan yang terlibat dalam situasi tidak menentu.[3] Setelah penikmat drama dibawa pada situasi yang tak menentu, pada akhirnya sampai di ujung cerita yang melegakan karena tokoh utamanya merasakan kebahagiaan.[3]
Rujukan
- ^ a b c d e f g (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3189-3190
- ^ (Indonesia)Wiktionary: arti tragikomedi[1]
- ^ a b c (Indonesia)Abdul Rozak Zaidan, Anita K. Rustapa, Hani'ah., Kamus istilah sastra. Jakarta: PT Balai Pustaka, 1994, hal. 209