- Bacalah halaman Pengantar Wikipedia terlebih dahulu.
- Baca juga informasi tentang berkontribusi di Wikipedia.
- Tuliskan juga sedikit profil Anda di [{{fullurl:Pengguna:{{subst:BASEPAGENAME}}|action=edit&preload=Templat:Selamatdatang/Profil}}&editintro=Templat:Selamatdatang/Editintro3 Pengguna:{{subst:BASEPAGENAME}}], halaman pribadi Anda, agar kami dapat lebih mengenal Anda.
- Lihat pula aturan yang disederhanakan sebelum melanjutkan.
- Selalu tanda tangani pertanyaan Anda di Warung Kopi atau halaman pembicaraan dengan mengetikkan
~~~~
pada akhir kalimat Anda. - Jangan takut! Anda tidak perlu takut salah ketika menyunting atau membuat halaman baru, menambahkan, atau menghapus kalimat.
Selamat menjelajah, kami menunggu suntingan Anda di Wikipedia bahasa Indonesia!
Welcome! If you do not understand Indonesian language, you may want to visit the embassy or find users who speak your language. Enjoy!
~~~~
•• ivanlanin ♫ •• 15:37, 23 Juli 2006 (UTC)
Thank you, Bung ivanlanin. Wikipedia ini adalah konsep yang menarik sekali. Sebelum menjadi "Pengguna", saya telah berkali-kali memanfaatkan artikel-artikel Wikipedia (terutama Wikipedia berbahasa Inggris) untuk keperluan saya. Harapan saya adalah dapat berpartisipasi juga dalam memberikan manfaat bagi para pengguna lainnya. Kritik & saran akan diterima dengan senang hati. Salam --Naval Scene 15:36, 3 Agustus 2006 (UTC)
Arab-Indonesia
Mengapa harus diberikan pranala ke Arab-Indonesia di artikel tokoh-tokoh seperti Alwi Shihab, Ali Alatas, dll? Bukankah dengan memberikan kategori:Arab-Indonesia sudah cukup? •• ivanlanin ♫ •• 17:37, 5 Agustus 2006 (UTC)
Oh memang begitu sudah cukup, ya? Karena tadinya Arab-Indonesia itu adalah artikel tentang Suku Arab-Indonesia, saya pikir berbeda dengan kategori Arab-Indonesia yang cuma daftar alfabetis artikel. Tadinya saya pikir akan memberikan nilai tambah. Bila menurut anda itu tidak perlu, saya akan hilangkan lagi. Thanks in advance atas inputnya. Naval Scene 17:46, 5 Agustus 2006 (UTC)
- Bagian "lihat pula" digunakan untuk memberikan pralana ke artikel lain yang terkait dengan subyek dalam pembahasan. Penilaiannya sangat subyektif sih, memang. Tidak bisa disebut mana yang benar, dan mana yang salah. Hanya saja menurut hemat saya, hubungan Arab-Indonesia dengan artikel-artikel tersebut tidak terlalu "penting" sampai harus dimasukkan dalam "lihat pula". Kalau tidak salah tangkap, tujuannya Anda adalah memberikan akses untuk pembaca kepada artikel biografi lain dari suku bangsa tersebut. Saya pikir dengan memberikan kategori saja sudah cukup. Pembaca bisa mengikuti pranala kategori dan melihat daftar profil lainnya. •• ivanlanin ♫ •• 17:51, 5 Agustus 2006 (UTC)
Hm, Anda benar juga, bung. Tingkat ke"penting"an ini - meskipun subyektif penilaiannya - akan menjadi salah-satu pertimbangan saya dalam menyunting artikel nantinya. Baiklah saya akan kembalikan lagi ke keadaan semula. :-) Salam, Naval Scene 18:03, 5 Agustus 2006 (UTC)
Ahlul Bait
Oke bos, sub-artikel Ahlul Bait sudah saya ubah judulnya sesuai dengan usulan ente. Adapun bahan-bahan untuk bagian Sunni, di situ masih saya taruh sect-stub, jadi masih harus di lengkapi, saya sedang cari bahan-bahannya. Kalau ente ada bahan-bahannya, tolong disempurnakan lagi artikelnya. Sedangkan Hadits yang dari kalangan Syi'ah juga sedang dicari bahan-bahannya. Thanks Aday 07:52, 12 Agustus 2006 (UTC)
Serat centhini
halo naval, kelihatannya tahun 1742 Saka Jawa lebih tepat jika dikonversi menjadi 1814 masehi, bukan 1820, karena sejak sultan agung menggunakan perhitungan bulan (tahun 1625 M?) untuk menetapkan tahun Jawa, selisih antara tahun saka Jawa dengan Masehi tidak lagi selalu 78 tahun, melainkan jadi lebih pendek dari tahun ke tahun. kisti 18:43, 23 Agustus 2006 (UTC)
- Bung Naval, sorry. Saya sudah curiga karena tahun-tahun itu mempunyai Candra Sangkala. Saya setuju dengan Kisti, barangkali tahun-tahun itu perlu dibuat konversinya ke tahun Masehi. Sementara itu, tahun Sakanya bisa tetap dipertahankan, dengan diberi catatan. Stephensuleeman 18:52, 23 Agustus 2006 (UTC)
- Thanks untuk tanggapan anda berdua. Kalau demikian saya rasa saya harus riset lagi tentang perubahan yg dibuat Sultan Agung, sebelum menentukan tanggal Masehinya (ada yg berminat membantu? ;-P). Sepertinya catatan konversi Saka Jawa - Masehi ini pun punya potensi ya untuk menjadi sub topik pada artikel Kalender Saka. Salam, Naval Scene 19:13, 23 Agustus 2006 (UTC)
- tentang konversi Saka Jawa - Masehi sebetulnya sudah ada di Kalender Jawa, meski saya gak tau pasti kapan mulai menggunakan perhitungan bulan, apakah tahun 1625 M (1547 Saka Jawa/1035 H) atau tahun 1633 M (1555 Saka Jawa/1043 H). Untuk konversi, saya sendiri ngitungnya gini: tahun Saka Jawa dikurangi 512, dapet tahun hijriah. Dari tahun hijriah, bisa pake konverter di sini [1], jadi dapet tahun masehi :). kisti 19:42, 23 Agustus 2006 (UTC)
Re:Kertanagara
Baiklah, peran Adityawarman dalam masa raja Kertanagara saya hilangkan. wic2020bicara 01:29, 9 September 2006 (UTC)
Walisongo
Bung naval, thanks untuk wikify Walisongo subjudul silsilah, sekarang bacanya jadi lebih enak, ngomong-ngomong dimana sih alamat email anda ?
- Bung Sabrangi, apakah anda punya referensi tentang Walisongo? Kebetulan artikel Walisongo yg saya edit lebih menekankan bahwa mereka banyak yang keturunan Hadramaut. Ada pengguna lain yg mengubah penekanannya menjadi Uzbekistan/Champa, bahkan Cheng Ho! Saya kesulitan mencari referensinya. Anda bisa bantu? Thanks sebelumnya. Salam Naval Scene 14:53, 10 Oktober 2006 (UTC)
Bung Naval, saya juga terkejut ada yang membawa Uzbekistan, tapi penelitian dari berbagai sumber yang telah saya lakukan dan wawancara dengan para Guru Sufi, menyimpulkan sebagian besar adalah keturunan Hadramawt tapi sebelum mencapai Nusantara mereka melintasi daerah yang berbeda-beda. Ada yang melalui jalur darat Hadramaut, Parsi, Uzbek, India. Ada yang dari Hadramawt menyebrangi lautan Hindia kemudian mencapai Ceylon (Srilangka) kemudian menyebrang lagi ke P Jawa. Bahkan ada yang memutar melalui Maroko, Palestina baru ke Parsi, di salah satu pelabuhan Parsi langsung menyebrang ke P Jawa.
Intinya mereka adalah seketurunan. Sangat mungkin Ibrahim Asmarakandi adalah yang disebut Syekh Ibrahim Akbar oleh kaum Sufi. Saya lebih mempercayai tradisi kaum Sufi dari pada riwayat turun temurun orang jawa. Setelah beliau dikirim berdakwah di Uzbek (dari Markas Besar di Gujarat) kemudian beliau ditugaskan ayahanda beliau Syekh Jamaluddin Akbar ke tanah Champa.
Sumber referensi yang saya nilai paling rasionil adalah di kitab Tarjamah Risalatul Muawanah. Pada bagian Mukadimah, penulis Muhammad Baqir dari Bandung banyak sekali memasukkan catatan kaki dari sumber-sumber kolonial tentang kedatangan para Muballigh (dari BERBAGAI JALUR PERJALANAN) ke Asia Tenggara yang hampir semua menyebutkan asal usul dari Hadramaut !
Jadi satu keturunan tapi setelah beranak pinak di berbagai tempat (karena kaum Muballigh umumnya juga Musafir) pada akhirnya mereka menuju Asia Tenggara bahkan spesifik mereka menuju P Jawa yang saat itu sudah sangat dikenal karena tanah yang sangat subur dan memiliki penduduk yang sangat ramah.
Syekh Jumadil Kubro kemungkinan besar adalah Syekh Mawlana Akbar nya kaum Sufi yang dalam kitab tersebut dituliskan nama lengkap beliau Syekh Jamaluddin Akbar al Husayni.
Bukankah saya sudah mengungkap RAHASIA (lihat artikel Sabrang Lor) mengapa Raden Patah bergelar resmi Alam AKBAR al Fattah dan Pati Unus begelar Alam AKBAR at Tsaniy...apalagi yang membuat mereka bergelar AKBAR kalau bukan keturunan Syekh (Mawlana) Jamaluddin Akbar !
Gelar resmi Alam Akbar Al Fattah bahkan tercatat dalam sejarah orang orang Jawa dan sejarah Kesultanan Demak, Banten dan Cirebon !
Sedangkan nama Kubro tidak ada yang tercatat kecuali dalam tradisi lisan orang orang Jawa ! Mohon bisa dikomunikasikan ke penulis Jumadil Kubro, tapi beliau tidak login, mungkin anda bisa bantu melacaknya. (Sabrangi)
Kitab Risalatul Muawanah yang terjemahan bahasa Indonesia oleh Muhammad Baqir itu di namai 'Thoriqoh Menuju Jalan Kebahagiaan'. Tapi saya lupa penerbitnya nanti saya cek.
Ada beberapa informasi dalam buku ini yang masih saya ragukan, tapi 90% tentang sejarah para Muballigh yang datang ke Indonesia bisa dikatakan benar. Para Syekh kaum Sufi yang pernah saya tanya (sebagian besar sudah meninggal) memberikan nama yang sangat mirip dengan nama-nama yang tercantum dalam daftar silsilah di buku itu, padahal sebagian Syekh itu bukan kaum cendekia mereka mungkin tahu karena ilmu ladunni atau dituturkan turun temurun oleh guru-guru mereka.
Kesimpulannya : belum ada yang pasti dalam sejarah Walisongo, tapi yang saya susun benar-benar penelitian yang menyeluruh atas banyak sumber literatur, catatan nasab keraton, dan diskusi dengan para Syekh dari kaum Sufi. Saya mempunyai metoda yang dapat meluruskan banyak kerumitan sejarah, cross check nama, gelar, tahun dakwah, nama keluarga, nama guru, yang caranya saya tak bisa jelaskan disini.
Saya bahkan memecahkan misteri putusnya garis nasab Syekh Abdul Karim Banten , Tokoh Tarekat Qadiriyyah terkenal di Asia Tenggara di akhir abad 19. Setelah pecahnya perang Banten yang digagalkan Belanda 1888, putra-putra beliau menyingkir ke pedalaman Karawang utara sekitar 15 km timur laut Rengas Dengklok. Rombongan ini dipimpin putra beliau yang belakangan dikenal dengan nama Haji Odo (wafat 1930 an dalam usia hampir 100 tahun) yang kemudian memberikan pengajaran ilmu hikmah kepada Pak Toha dari Menteng Dalam dan dilanjutkan oleh 2 tokoh besar yaitu Haji Harun Ahmad (pendiri Sin Lam Ba) dan Haji Zaki (pendiri Al Hikmah). Haji Harun Ahmad adalah Guru saya yang kami semua dapat menyaksikan (dengan izin Allah) beliau sudah mencapai taraf 'kasyaf'.
Tapi beliau sangat terkejut ketika mengetahui saya dapat memecahkan misteri keluarga Syekh Abdul Karim Banten dengan cara analisis sejarah. Beliau sendiri mengetahui hanya dari sarana spiritual. Saya murid beliau pertama yang menemukan makam Haji Odo putra Syekh Abdul Karim Banten yang membuat beliau menjadi terharu. Pengalaman ini yang memicu saya untuk mendalami sejarah bangsa lebih jauh lagi. (Sabrangi)
Jumadil Kubro
Syekh Jumadil Kubro jadi lebih tampak seperti dongeng, bagaimana bisa mencapai urutan 10 dari Nabi SAW, Syekh Sahib Mirbath saja hidup abad 12 sudah mencapai urutan 10. Kalaupun Syekh Jumadil Kubro seorang Sayyid dari jalur lain, maka beliau berdakwah di P Jawa di sekitar abad 12, sesuatu yang belum ada konfirmasi dari sumber sejarah lain. (Sabrangi)
- Baik Bung, nanti saya tambahkan informasi tentang kemungkinan Jumadil Qubro itu sama dengan Maulana Akbar, serta beberapa keterangan lainnya dari anda. Salam, Naval Scene 05:11, 15 Oktober 2006 (UTC)
Nama
Terima kasih Bung Naval untuk tambahannya.Stephensuleeman 18:52, 18 Oktober 2006 (UTC)
- Sama-sama Bung Stephen. Luar biasa cepat ya tanggapan anda, blitz responz! :P Naval Scene 18:59, 18 Oktober 2006 (UTC)
Hari Raya
Selamat Hari Raya Idul Fitri! Mohon maaf lahir dan batin! Minal 'Aidin wal-Faizin. Meursault2004 16:48, 24 Oktober 2006 (UTC)
- Ikut nimbrung mengucapkan Selamat Hari Raja Idul Fitri.Stephensuleeman 19:36, 24 Oktober 2006 (UTC)
Sama-sama :) Thx juga. •• ivanlanin ♫ •• 10:31, 28 Oktober 2006 (UTC)
Voting
Bung Naval, terima kasih untuk catatannya. Ya, saya keliru, voting dua kali. Sekarang sudah dikoreksi.Stephensuleeman 18:12, 8 November 2006 (UTC)
Kerajaan di Nusantara
Minat utama saya bukan pada sejarah, tetapi saya seringkali ikut2 mengedit (kecil), terutama redaksinya. Muncul pertanyaan ketika melihat templat Kerajaan di Jawa. Mengapa kadipaten2 yang ada dan bertahan lama (spt. Tuban dan Madura) tidak bisa disertakan? Atau mungkin harusnya pertanyaan saya agak diubah: Bagaimana kita menyikapi entitas2 politik di Jawa (dan tempat lain di Nusantara) yang tidak pernah independen ("kejatuhan wahyu" kalau istilah orang Jawa) atau terlalu kecil (seperti di Flores). Bukankah mereka juga berperan dalam percaturan politik dan ekonomi pada masanya? Saya rasa Anda bisa menjawab ketidaktahuan saya ini. Pemahaman ini saya rasa akan bermanfaat ketika saya lagi semangat mengedit artikel2 sejarah. Terima kasih. Kembangraps 09:48, 14 November 2006 (UTC)
- Trims untuk tanggapannya. Btw, belum ada kayaknya ya artikel2 tentang kadipaten. Saya ngga berani mulai, ngga kompeten. Maaf. Saya tunggu saja. Senang juga saya bisa belajar banyak tentang sejarah Indonesia dari wikipedia. Kembangraps 10:57, 14 November 2006 (UTC)
Leak vs. Leyak
Susah juga menyebutkan mana yang benar. Di internet, wikipedia en dan ensiklopedia mitologi, ada dua ejaan. Itu sebabnya saya buat halaman peralihan untuk keduanya. Atau Naval Scene tahu yang mana yang baku? Acaramoy 10:37, 17 Desember 2006 (UTC)
Selamat Tahun Baru
Terima kasih atas ucapan "Selamat Natal"-nya; bersama ini saya ucapkan pula "Selamat Tahun Baru".Stephensuleeman 17:56, 29 Desember 2006 (UTC)
Kebo Taruna
Yup, saya keliru termasuk pula mengenai mahisa anabrang tidak menikahi dara jingga, tetapi hanya sebatas membawanya ke jawa, yang kemudian dinikahi oleh Adwaya Brahma, dan kembali ke melayu untuk hidup disana hingga berputra Aditya warman, sedangkan Mahisa Anabrang bergabung dengan raden wijaya hingga terbunuh dalam rentetan pemberontakan Ranggalawe dan Sora. Kalo gak salah begitu, yah.. namun saya kelupaan mulu untuk revisi. Terima kasih udah diingatkan..
Mengenai Mahisa Taruna (Kebo Iwa) banyak teori yang saling silang mengenai asal-usul Panglima perang Kerajaan Bedahulu (skr jadi desa Bedulu, Gianyar) bahkan salah satu teori dari oral tradisi adalah Mahisa Taruna putra biologis dari Gajah Mada dengan putri Ki Karang Buncing, (salah seorang pejabat dimasa kerajaan bedahulu), namun saya tidak meyakini ini, dan menganggap hanya sebatas bumbu cerita rakyat saja. Mungkin mas naval pernah denger tentang hal ini..?
Sekali lagi terima kasih atas koreksinya mas... Jangan sungkan menegur saya bila menemukan kejanggalan lain yang telah saya tulis.
Mazhab syafi'i
Kalau sejarah ente ahlinya bos :), saya sih cetek :D. Tdnya saya cuma nambahin info dr wiki en kesana, Salam! Wiendietry Japri 06:03, 24 Februari 2007 (UTC)
Gajah Mada
ada yang bisa melanjutkan cerita tentang perkawinana gajah mada dengan putri karang buncing, karena saya sedang mencari silsilah tersebut karena termasuk dalam keluarga kami'
- Maaf Bli, saya sendiri belum menemukan referensi mengenai cerita tersebut. Seandainya saya atau teman2 yang lain ada yang menemukan, tentunya dapatlah kita bahas lebih lanjut lagi. Salam hangat, Naval Scene 05:27, 8 Maret 2007 (UTC)
Diskusi
I guess you're invited! Tulis dong namanya di sini. Biar bisa ketemu yang lain juga kan Serenity 05:56, 13 Maret 2007 (UTC)
Buku "Sumatera Barat hingga Plakat Panjang"
Sudah susah didapat sih. Saya beli di TIM beberapa bulan yang lalu. Kadang-kadang ada juga di pameran buku, stand Penerbit Sinar Harapan. Gambar cap Bagagarsyah memang dari buku itu, tapi gambar Adityawarman dari Wikipedia en. Sebenarnya kalau mau bisa foto sendiri kok patung itu di Gedung Gajah :) --Gombang 03:58, 26 Maret 2007 (UTC)
Kontroversi tentang Syi'ah
Bung Naval, hal tersebut saya pindahkan karena saya anggap masih belum lengkap referensi yang dimunculkan, saya sedang coba cari, nanti setelah lengkap ada refnya, saya pindahkan kembali ke artikel utama. aday(ngobrol) 04:55, 23 April 2007 (UTC)
Re:Kepengurusan
Thanks Naval atas dukungannya. Kontribusi terbesar di Wikipedia Indonesia ini datang dari setiap orang yang menginginkan Wikipedia Indonesia menjadi besar. Mari saling menyokong. Salam. --Andri.h 23:50, 19 Mei 2007 (UTC)
Re:Selamat!
Terima kasih banyak atas dukungannya! dragunovadiscuss 07:41, 20 Mei 2007 (UTC)
Re: Birokrat Wikiquote dan Wikibooks
Kayaknya bisa aja, soalnya di sana kan belum ada orang dan belum ada aturan baku. Dengan banyak yg memilih, menunjukkan kalau banyak yang kira2 mau berkontribusi. Dan untuk kita, dengan adanya birokrat (borgx dalam hal ini) memudahkan kita independen dalam mengangkat pengurus. Aku sih di Wikibooks udah pernah nyumbang, jadi udah milih, klo di Wikiquote belum, daftar langsung milih --- hehehe. --N/A(bicara) 11:49, 25 Mei 2007 (UTC)
Anak kolong
Ooo.. anak kolong tho.. Pasti anaknya Angkatan Laut yang suka sama perairan (tetep keukeuh hahaha..)? Bung Stephensuleeman juga udah bikin canoe (disambiguasi) tuh :D. Salam geboy 22:17, 26 Mei 2007 (UTC)
Wali Songo
Bung Naval, edit anda terakhir di artikel Wali Songo sangat bagus. Sekarang bacanya menjadi sangat enak, apalagi ada bibliography LWC Van Den Berg yang khusus terpisah di dalam sub judul referensi. Mudah2an amal baik anda diberi ganjaran setimpal oleh Allah SWT dalam usaha meluruskan sejarah bangsa yang sudah terlalu banyak menyimpang dari kebenaran. AMIN ! (Sabrangi)