Etnoekologi (bahasa Inggris: ethnoecology) adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dan ekologi sebagai jembatan penghubung antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan kemasyarakatan melalui kronologi waktu sehingga menggambarkan suatu kekhasan atau spesifikasi ekologi tertentu akibat adanya bentuk-bentuk interaksi dan adaptasi manusia.</ref name="qq">(Inggris)Hilmanto, Rudi (2010). Etnoekologi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. hlm. 115. 

Manusia hidup di dunia ini akan melakukan interaksi dan adaptasi dengan alam. Manusia melakukan adaptasi dan interaksi mengembangkan budaya sehingga terjadi perubahan-perubahan ekosistem.</ref name="qq">(Inggris)Hilmanto, Rudi (2010). Etnoekologi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. hlm. 115.  Pembahasan antara manusia dengan alam memang sangat kompleks dan rumit.</ref name="qq">(Inggris)Hilmanto, Rudi (2010). Etnoekologi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. hlm. 115.  Kompleksitas interaksi dan adaptasi antara manusia dengan alam tidak terlepas dari pengaruh unsur biotik dan abiotik yang ada di lingkungan sekitarnya.</ref name="qq">(Inggris)Hilmanto, Rudi (2010). Etnoekologi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. hlm. 115.  Ilmu etnoekologi yang menjadi pokok pikirannya adalah manusia dan lingkungan, ilmu ini merupakan jembatan menghubungkan antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Buku ini banyak melakukan sintesis dan adaptasi dari ilmu-ilmu dan tokoh-tokoh geografi, hal ini dikarenakan dasar dari ilmu etnoekologi menurut penulis adalah ilmu geografi sebagai ibu dari semua kajian ilmu.</ref name="qq">(Inggris)Hilmanto, Rudi (2010). Etnoekologi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. hlm. 115.  Ilmu etnoekologi walaupun dalam kajiannya banyak menyentuh bidang ilmu lain, misalnya: migrasi (sosiologi), komoditi yang diperdagangkan (ekonomi), ciri khas kehidupan kelompok masyarakat tertentu (antropologi), letak bujur dan lintang suatu daerah (ilmu geografi), ilmu etnoekologi sebenarnya menelaah watak khas suatu tempat dalam arti luas maupun sempit yang di huni oleh manusia/masyarakat.</ref name="qq">(Inggris)Hilmanto, Rudi (2010). Etnoekologi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. hlm. 115.  Ilmu etnoekologi akan tetap terikat oleh tempat tertentu atau lebih luas terikat pada wilayah atau Negara tertentu, yang memunculkan ciri khas yang ditampilkan pada wilayah tersebut akibat adanya manusia sebagai penghuni dengan segala keinginannya yang tak terbatas.</ref name="qq">(Inggris)Hilmanto, Rudi (2010). Etnoekologi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. hlm. 115. 

Daftar pustaka

  • Hilmanto, Rudi (2010). Etnoekologi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. hlm. 115. 
  • Hilmanto, Rudi (1998). Sistem local ecological knowledge dan teknologi masyarakat lokal pada agroforestri. Bandar Lampung: Universitas Lampung. hlm. 119. 

Ilmu etnoekologi tidak hanya mengkaji daerah yang sifatnya lokalistik/lokal saja.<ref name="qq">(Inggris)Hilmanto, Rudi (1998). Sistem local ecological knowledge dan teknologi masyarakat lokal pada agroforestri. Bandar Lampung: Universitas Lampung. hlm. 119.  Tetapi bisa lebih luas lagi. Kajian-kajian tersebut bisa dibatasi pada batas alami seperti: sungai, rawa, danau, gunung, laut, dan sebagainya dan/atau bisa dibatasi pada batas administrasi seperti: dusun, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan suatu negara. Pada Prinsipnya kajian ilmu etnoekologi didasarkan pada kajian tentang fenomena alam dan sosial berdasarkan kronologi waktu.

Pranala luar