Laksamana Pertama TNI (Purn.) Urip Santoso (19 September 1923 – 1 Desember 2012) adalah seorang perwira tinggi militer yang berperan besar membentuk Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI Angkatan Laut, ini sangat berguna dijadikan sebagai potret dan cermin untuk mengasah kearifan maritim. Dia yang hidup dan berkiprah pada segala zaman, mulai dari zaman penjajahan Belanda sampai era reformasi saat ini, telah menjelajah lautan dalam Indonesia dia jugalah pionir wisata bahari Indonesia.[1]

Urip Santoso
Berkas:Urip santoso.jpg
Informasi pribadi
Lahir19 September 1923 (umur 100)
Brebes, Jawa Tengah
Meninggal1 Desember 2012(2012-12-01) (umur 89)
Indonesia Jakarta
KebangsaanIndonesia
ProfesiTentara
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Urip Santoso adalah alumni Koninklijk Instituut voor de Marine (KIM), Akademi Angkatan Laut Kerajaan Belanda (Royal Dutch Naval Academy), di Den Helder, Belanda, September 1950 - Agustus 1953. Dia juga memiliki spesialisasi penyelaman lautan dalam dan demolisi.

Karir Militer

Saat Revolusi Kemerdekaan, ketika Tentara Nasional dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945, beliau adalah anggota TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dengan pangkat Kapten. Namun karena pada menjelang agresi militer Belanda 1947 ditangkap pasukan Belanda di Tambun, maka sepanjang tahun 1948 ditawan secara berpindah-pindah mulai penjara Glodok, Tangerang dan Bukit Duri. Karena diajak kompromi dan mau disekolahkan, beliau menolak maka sampai menjelang pengakuan kedaulatan tahun 1949 masih tetap dipenjara. Akhirnya bersama 5 orang tawanan lainnya antara lain Pramudya Ananta Tur dan Kolibonso, dilepaskan dari penjara tanpa pernah diadili. Kemudian aktif kembali di TNI AD. Membaca penguman akan dibuka pendidikan perwira TNI AL di Belanda, beliau minta izin dari komandannya saat itu yaitu Kolonel Inf Zulkifli Lubis untuk keluar dari TNI Angkatan Darat. Maka sejak itu dan lulus dari testing, Pak Urip adalah taruna Adelborst di Akademi Angkatan Laut Belanda sebagai anggota TNI AL dalam pendidikan. Setelah selesai bertugas kembali dalam jajaran TNI AL dimana salah satu karyanya adalah ikut mendirikan Kopaska (Komando Pasukan Katak). Berbagai pengalaman lain misalnya sebagai pimpinan Operasi demolisi saat TRIKORA, pimpinan operasi salvage pembersihan pelabuhan-pelabuhan dari kapal-kapal karam ex perang dunia ke II dan sempat pula menjadi anggota DPR utusan angkatan.

Wafat

Pada tanggal 1 Desember 2012 jam 14.00, Laksamana Pertama TNI (Purn) Urip Santoso telah dipanggil Sang pencipta (Khalik). Beliau meninggal dunia dengan tenang di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta setelah untuk beberapa lama dirawat. dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.[2]

Referensi