Buddhisme di Thailand
Agama Buddha di Thailand sebagian besar dari ajaran Theravada. Hampir 95% penduduk Thailand adalah Buddha dari ajaran Theravada, meskipun Buddhisme di negara ini telah menjadi terintegrasi dengan kepercayaan rakyat.
Sejarah
Dengan berkuasanya Raja Mongkut pada tahun 1851, yang sudah menjadi bhikkhu selama dua puluh tujuh tahun, sangha, seperti kerajaan, menjadi makin lebih terpusat dan hierarkis, dan hubungannya dengan negara menjadi lebih terlembaga. Mongkut adalah seorang cendekiawan kitab suci agama Buddha Pali terkemuka. Selain itu, pada waktu itu imigrasi sejumlah bhikkhu dari Burma memperkenalkan karakteristik disiplin sangha Mon yang lebih ketat. Dipengaruhi oleh bangsa Mon dan dipandu oleh pemahaman mereka sendiri terhadap Tipitaka, Mongkut memulai gerakan reformasi yang kemudian menjadi dasar bagi ordo bhikkhu Dhammayuttika.
Pada awal tahun 1900-an, Ajahn Sao Kantasilo Mahathera dari Thailand dan muridnya, Mun Bhuridatta memimpin gerakan penghutanan-kembali Tradisi Hutan Thailand. Pada abad ke-20 praktisi terkemuka memasukkan Ajahn Thate, Ajahn Maha Bua dan Ajahn Chah. Gerakan ini kemudian menyebar secara global karena murid-murid Ajahn Mun termasuk Ajahn Thate, Ajahn Maha Bua dan Ajahn Chah dan beberapa murid Barat, di antaranya yang paling senior adalah Luang Por Ajahn Sumedho.