Sensibilitas

Revisi sejak 26 Juni 2014 04.43 oleh BP86Johanes (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{inuseBP|BP86Johanes|27Juni2014|26Juni2014}} '''Sensibilitas''' berasal dari kata berbahasa Latin ''sensibile'' dengan akar kata ''sensus'' yang artinya pencera...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Sensibilitas berasal dari kata berbahasa Latin sensibile dengan akar kata sensus yang artinya pencerapan dengan indra, rasa, perasaan dan kesan.[1] Sensibilitas dapat diartikan dalam 4 pengertian. Pertama, sensibilitas dalam bidang pengetahuan merupakan daya terima pencerapan atau sensasi. Penyebab dari daya terima ini adalah terjadinya pertemuan antara hal jasmani dan dunia yang dapat dipersepsi secara jasmani. Sensibilitas menangkap yang individual dan yang konkret. Kedua, menurut filsafat Immanuel Kant, sensibilitas merupakan daya terima murni yang memungkinkan kita menghasilkan intuisi ketika berhadapan dengan obyek tertentu. Pemikiran dibangun di atas intuisi yang muncul. Ketiga, dalam bidang keinginan, sensibilitas menunjukkan fungsi spontan dorongan seseorang sejauh hal-hal ini mendahului petunjuk pribadi rohani yang sadar serta yang dikehendaki. Kant menyebut sensibilitas dalam artian ini sebagai rintangan alamiah terhadap pelaksanaan kewajiban menjalankan hukum moral. Keempat, jika sensibilitas atau sensualitas digunakan dalam arti negatif dari segi etis, ia menujukkan rangsangan indrawi atau pencarian kenikamatan.

Rujukan

  1. ^ Lorens Bagus (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. hlm. 994-995.