Golongan darah resus

Golongan darah berdasarkan sistem resus adalah penggolongan darah yang terinspirasi dari primata Rhesus macaque (Macaca mulatta).[1]

Primata Macaca mulatta

Sejarah

Penemu sistem golongan darah resus adalah Karl Landsteiner pada tahun 1939.[1] Penemuan ini berlangsung setelah ia menemukan sistem golongan darah ABO pada awal tahun 1900-an.[1] Hewan primata ini juga dikenal sebagai kera India.[2] Dalam penelitiannya, Karl Landsteiner dibantu oleh A.S. Weiner.[2]

Konsep

Sistem penggolongan darah ini didasarkan atas ada atau tidaknya aglutinogen (senyawa yang menjadi faktor penggumpalan darah) resus di dalam darah.[1] Pada sistem resus (rh) apabila orang tersebut memiliki aglutinogen resus maka orang tersebut termasuk dalam golongan resus positif (rh+).[1] Namun apabila orang tersebut tidak memiliki aglutinogen resus, maka orang tersebut termasuk dalam golongan resus negatif (rh-).[1] Sistem penggolongan darah ini berguna untuk membantu transfusi darah.[1] Jika dilakukan transfusi darah dari orang yang bergolongan darah resus positif kepada orang yang bergolongan darah resus negatif, maka akan terjadi rangsangan untuk pembentukan antibodi Rh.[2] Bila resipien mendapatkan transfusi darah lagi dengan golongan resus positif, maka akan terjadi hemaglutinasi (penggumpalan darah) yang berakibat pada kematian.[2]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MU. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta : Grafindo Media Pratama.
  2. ^ a b c d Susilowarno G, et al.. 2007. Biologi SMA untuk kelas XII. Jakarta : Grasindo.