Craniosynostosis

Revisi sejak 30 Juni 2014 04.25 oleh Danulagi90 (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '=Craniosynostosis – Microcephaly= ==Pengertian Craniosynostosis== Craniosynostosis(Kraniosinostosis) adalah kelainan berupa penutupan sambungan tulang kepala yang t...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Craniosynostosis – Microcephaly

Pengertian Craniosynostosis

Craniosynostosis(Kraniosinostosis) adalah kelainan berupa penutupan sambungan tulang kepala yang terlalu dini. Akibat dari penutupan sambungan tulang yang terlalu dini ini adalah bentuk kepala yang lebih kecil daripada normal. Ukuran kepala yang kecil ini karena tulang-tulang kepala tidak dapat berkembang dan disebut sebagai microcephaly atau mikrosefali atau kepala kecil.

Bagaimana Kraniosynostosis terjadi?

Kraniosinostosis dapat terjadi karena dua hal: a.Sambungan tulang menutup cepat tetapi ukuran otak normal, sehingga otak yang tumbuh makin besar akan terdesak di ruang tengkorak yang sempit. Ini yang disebut sebagai kraniosinostosis primer. b.Karena memang otak yang lebih kecil daripada ukuran normal. Karena satu atau beberapa hal otak bayi dapat saja tidak tumbuh normal (misal akibat infeksi saat di kandungan) sehingga tulang kepala tidak mendapat “dorongan” untuk membesar. Ini yang disebut sebagai kraniosinostosis sekunder.

Tanda-tanda Kraniosynostosis

Tanda-tanda seseorang menderita Kranoisynostosis dapat diketahui dari 2 cara, yaitu : a.Klinis: Secara klinis kraniosinostosis mudah dikenali dari bentuk kepala yang tidak normal baik dalam ukuran maupun dalam bentuk. b.Radiologis: Gambaran radiologis yang pasti adalah hilangnya gambaran sambungan tulang kepala. Ini nampak pada foto polos kepala maupun CT Scan 3D.

Penanganan pilihan untuk Kraniosynostosis?

Penyakit Kraniosynostosis dibedakan menjadi 2, yaitu Sekunder dan Primer. Keduanya memiliki kondisi penanganan yang berbeda.

a. Kraniosinostosis primer hampir semuanya memerlukan tindakan operasi. Sifat dari operasi ini adalah untuk memperbaiki penampilan (kosmetik) dan mencegah komplikasi lebih lanjut akibat tertekannya otak oleh tulang kepala yang sempit (kejang, gangguan tumbuh kembang, gangguan bicara, dsb).

b. Kraniosinostosis sekunder tidak memerlukan tindakan pembedahan. Terapi berupa stimulasi tumbuh kembang dapat diberikan pada mereka yang mengalami gangguan tumbuh kembang.

Resiko dan apa yang dilakukan penanganan penderita Kraniosynostosis

Pembedahan dilakukan dengan membuka sambungan tulang dan memperbaiki bentuk tulang kepala agar terlihat normal dan memberikan ruang agar otak dapat berkembang dengan normal.

Kapan usia terbaik dilakukan pembedahan?

Umumnya kraniosinostosis primer terjadi pada usia 3-5 bulan. Usia terbaik untuk dilakukan pembedahan adalah sebelum usia 7 bulan. Tetapi bukan berarti bahwa operasi pada bayi berusia di atas 7 bulan tidak akan memberikan hasil yang baik. Tetapi usia 7 bulan dipertimbangkan karena biasanya gejala-gejala seperti kejang atau gangguan pertumbuhan akan muncul pada usia ini.

Apa yang harus diperhatikan setelah pembedahan?

Pada hari ke-2 atau ke-3 biasanya kepala dan wajah akan tampak bengkak karena darah sisa operasi di bawah kulit. Tetapi hal tersebut akan berangsur hilang dan akan tampak normal kembali pada hari ke-7 hingga ke-14.

Setelah pembedahan seorang anak atau bayi dapat beraktifitas normal. Yang perlu dihindari adalah benturan di kepala.

Pranala Luar

http://snei.or.id/medical-condition/craniosynostosis-microcephaly-kelainan-bentuk-kepala-kepala-kecil/