Clóvis Fernandes

olahragawan asal Brasil
Revisi sejak 13 Juli 2014 06.13 oleh Aryphrase (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Clovis Acosta Fernandes''' (dikenal dengan julukan "Koboi Piala" ({{lang-es|''Gaucho da Copa''}}), "Pemain ke-12 Brazil" dan "Orang tersedih di Brazil") adalah seor...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Clovis Acosta Fernandes (dikenal dengan julukan "Koboi Piala" (bahasa Spanyol: 'Gaucho da Copa'), "Pemain ke-12 Brazil" dan "Orang tersedih di Brazil") adalah seorang pendukung sepak bola asal Brazil. Ia dikenal sebagai pendukung yang sangat fanatik bagi tim nasional sepak bola Brazil. Ia sangat terkenal di Brazil, namun ia terkenal ke seluruh dunia setelah aksinya menyerahkan replika piala dunia miliknya kepada salah seorang pendukung tim nasional sepak bola Jerman saat Jerman mengalahkan Brazil dengan skor telak 1-7 pada Piala Dunia 2014 di Brazil.

Kehidupan awal dan perjalanan bersama timnas

Fernandes awalnya adalah seorang pengusaha. Ia adalah pemilik sebuah restoran pizza. Ia juga memiliki dua anak laki-laki yang ikut menemaninya menonton pertandingan.[1] Karena kefanatikannya ini, ia meninggalkan pekerjaannya itu dan menjual restorannya. [2]

Ia memulai kefanatikkannya kepada timnas Brazil sejak ia melihat sebuah pertandingan dalam Piala Dunia 1970 di Meksiko dari layar televisi. Sejak saat itu Fernandes merasa kefanatikannya tumbuh dan bermimpi dapat menonton pertandingan Piala Dunia yang dijalani Brazil secara langsung.[3] Ia lalu dapat mewujudkan mimpinya tersebut saat Piala Dunia 1990 di Italia. Sejak saat itu pula Fernandes terkenal dengan topi berhiasan, skraf, pakaian dan sepatu bot yang menjadi ciri khasnya. Ia juga mendirikan sebuah grup dukungan bernama "Gaucho Cup"[2] serta mengundang kawan-kawannya ikut dalam grup tersebut. Tugas anggota grup ini adalah menemani Fernandes dalam berbagai event pertandingan sepak bola seperti Piala Konfederasi, Copa America dan Olimpiade.[2]Oleh karena hal itu ia dijuluki sebagai “pemain ke-12 Brazil”. Ia adalah salah satu saksi mata disaat tim nasional kebanggaannya memenangi Piala Dunia ke lima kalinya di Korea Selatan dan Jepang. Dimana saat itu dua gol berhasil dicetak oleh Ronaldo ke gawang Jerman pada pertandingan yang berlangsung di Yokohama. FIFA lalu menobatkan Fernandes menjadi fans sepak bola terbaik di dunia. [2] Sejak saat itu ia menjadi perhatian media dunia. Fernandes beserta replika piala dunianya mulai muncul pada Piala Dunia FIFA 2006 di Jerman. Untuk dapat melihat pertandingan-pertandingan yang dilakoni tim nasional Brazil, Fernandes dibiayai oleh pemerintah Negara Bagian Rio Grande do Sul. Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan bahwa ia dikirim untuk mempopulerkan budaya gaucho. [2] Ia telah mengunjungi lebih dari 60 negara untuk menonton lebih dari 150 pertandingan tim nasional Brazil. [2]

Kekalahan dari Jerman

Saat Piala Dunia 2014 yang diadakan di Brazil, langkah timnas Brazil harus terhenti pada 8 Juli 2014 pada babak semifinal setelah tujuh gol dilesakan oleh masing-masing Thomas Müller, Miroslav Klose, Sami Khedira, dan masing-masing dua gol oleh Toni Kroos dan André Schürrle dan Brazil hanya dapat menyarangkan satu gol penghibur yang dicetak oleh Oscar. Dalam pertandingan yang dilakukan di Estádio Mineirão, Kota Belo Horizonte tersebut pendukung Brazil merasa sangat kecewa atas kekalahan telak yang dialami timnas Brazil. Dalam sebuah kamera yang merekam pertandingan, terlihat banyak penonton yang murung dan menangis.[4] Hal ini juga terjadi pada Fernandes, di mana ia juga berwajah muram dan menangis di atas tribun penonton sambil memeluk replika piala dunia miliknya. Namun setelah pertandingan ia memberikan replika piala dunianya tersebut kepada salah seorang remaja[4] pendukung Jerman, sambil berkata.

Bawa ini ke final! Seperti yang kau lihat, ini tidak mudah, namun kau layak mendapatkannya, selamat[2]<ref name='clov2’>

Peristiwa ini lalu menjadi topik pembicaraan di seluruh dunia. Dimana banyak orang yang membicarakan tentang kejiwa besaran Fernandes. Selain itu, oleh media internasional ia disebut sebagai “orang tersedih di Brazil” (bahasa Inggris: Saddest man in Brazil)

Referensi