Perang Gaza 2014
Artikel ini membahas suatu peristiwa terkini. Informasi pada halaman ini dapat berubah setiap saat seiring dengan perkembangan peristiwa dan laporan berita awal mungkin tidak dapat diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini. |
Operasi Perlindungan Perbatasan (Ibrani: מִבְצָע צוּק אֵיתָן, Mivtza' Tzuk Eitan) adalah operasi militer Angkatan Pertahanan Israel (IDF) terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, dimulai pada tanggal 8 Juli 2014.[4]
Operasi Perlindungan Perbatasan | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Konflik Gaza–Israel | |||||||
Airstrike of a house in Gaza 19.07.2014 | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Israel | |||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Benjamin Netanyahu Kepala Shin Bet |
Ismail Haniyeh Mohammed Deif Kepala Brigade Izz ad-Din al-Qassam Ramadan Shalah Pemimpin PIJ | ||||||
Pasukan | |||||||
Angkatan Pertahanan Israel Shin Bet | Sayap militer Hamas | ||||||
Kekuatan | |||||||
Perlengkapan militer Israel; Komando Selatan Israel dan hampir 40.000 tentara cadangan[1] | Persenjataan lebih dari 10.000 roket[2] | ||||||
Korban | |||||||
Tidak ada 22 terluka (20 warga sipil) |
114 tewas (88 warga sipil) 850 terluka[3] |
Latar belakang
Operasi ini diawali oleh serangkaian peristiwa yang dimulai dengan penculikan dan pembunuhan terhadap tiga pemuda Israel pada bulan Juni 2014, yang menurut Israel dilakukan oleh dua orang anggota Hamas.[5][6] Hamas membantah tuduhan penculikan dan tidak ada bukti yang mengaitkan Hamas dengan penculikan ini,[7] meskipun pihak Hamas mengakui penculikan ini bisa saja dilakukan sebagai metode pertukaran sandera. Ratusan anggota Hamas ditangkap di Tepi Barat sebagai bagian dari operasi pembalasan Israel, dan lembaga-lembaga yang terkait dengan Hamas, termasuk lembaga amal, ditutup tak lama kemudian.
Serangan
Setelah ketiga remaja Israel yang diculik ditemukan tewas di sebuah ladang milik salah seorang penculik 12 hari kemudian, seorang remaja Muslim berusia 16 tahun bernama Mohammed Abu Khdeir dari Beit Hanina diculik dan dibunuh, yang diduga dilakukan oleh pemuda Yahudi. Ditemukannya mayat Kheir memicu kerusuhan di Yerusalem Timur, yang kemudian menyebar ke perkampungan Arab di seluruh negeri. Pada waktu yang bersamaan, roket dan serangan udara yang ditembakkan oleh kedua belah pihak terus meningkat, sampai disepakatinya genjatan senjata pada tanggal 4 Juli. Hamas menyatakan kesediannya untuk menghentikan serangan roket jika Israel juga menghentikan serangan udaranya terhadap Gaza.[8]
Israel kemudian melancarkan serangkaian serangan udara terhadap berbagai tempat di Gaza pada tanggal 5 dan 6 Juli, yang menewaskan 9 warga Palestina. Hamas membalasnya dengan menembakkan 100 roket ke wilayah Israel, mengarah ke Be'er Sheva, Ashdod, Ofakim, Ashkelon, dan Netivot.[9][10] Pada hari Selasa tanggal 8 Juli, militan Palestina di Gaza telah menembakkan lebih dari 140 roket dalam waktu 24 jam ke wilayah Israel, mengarah jauh ke utara hingga Hadera, di luar Tel Aviv. Sistem pertahanan anti-balistik Israel, Iron Dome, berhasil mencegat 130 roket. Israel juga menggagalkan penyusupan dari arah laut.[11] Israel mulai melancarkan operasi militer besar-besaran pada Selasa pagi. Juru bicara IDF mengungkapkan bahwa "Israel telah memulai Operasi Perlindungan Perbatasan di Gaza terhadap Hamas untuk menghentikan teror yang dihadapi oleh warga Israel setiap hari".[12][13]
Seorang juru bicara kepresidenan Palestina menyatakan bahwa operasi ini adalah "deklarasi perang terhadap Palestina", dan memprotes apa yang disebutnya sebagai "pembantaian terhadap orang yang tidak berdosa". Ia juga mengatakan bahwa "Palestina memiliki hak untuk membela diri dengan segala cara yang sah".[14]
Reaksi
- PBB – Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengutuk serangan roket dari Gaza terhadap Israel dan menghimbau kedua belah pihak yang berkonflik agar menghentikan agresi mereka.[15]
- Uni Eropa – Duta besar Uni Eropa untuk Israel, Lars Faaborg-Andersen, mengungkapkan bahwa "penembakan roket terhadap warga sipil bukanlah tindakan yang sah, tak peduli apapun alasannya".[16]
- Liga Arab – Perwakilan Liga Arab mengutuk serangan udara Israel terhadap Gaza dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk menggelar pertemuan darurat dalam rangka menanggapi situasi terkini.[17]
- Amerika Serikat – Presiden Obama menghimbau kepada kedua belah pihak agar menahan diri. Ia menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk mewujudkan perdamaian bukanlah melalui pertempuran, tetapi melalui perundingan dan saling memahami.[18] Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, menyatakan "Tidak ada negara yang dapat menerima serangan roket yang ditujukan kepada warga sipil, dan kami mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dari serangan-serangan keji".[19]
- Perancis – Menteri Luar Negeri Perancis menghimbau agar Israel dan Palestina saling menahan diri.[20]
Sosial media
Delapan hari setelah dimulainya Operasi Perlindungan Perbatasan, tagar #GazaUnderAttack telah dikirimkan lebih dari 375.000 kali di Twitter. Seringkali tagar tersebut disertai dengan sebuah foto yang diklaim sebagai korban serangan Israel. Namun, BBC membuktikan bahwa foto-foto tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan konflik yang terjadi. Beberapa foto merupakan foto-foto lama dari tahun 2009, dan yang lainnya berasal dari foto konflik Suriah dan Irak.[21]
Sebuah laporan palsu beredar di media sosial dan SMS, menyatakan bahwa "sebuah roket dari Gaza telah menghantam pabrik petrokimia di Haifa, kebakaran besar, kemungkinan telah terjadi kebocoran bahan kimia, dan pemerintah disarankan untuk mengevakuasi Haifa". Laporan ini mengutip Haaretz sebagai sumbernya, tetapi ternyata palsu. Tidak ada insiden semacam itu yang terjadi, dan Haaretz menyangkal kabar tersebut.[22]
Lihat juga
Referensi
- ^ "IDF chief Gantz asks for call-up of 40,000 reserves amid Operation Protective Edge". The Jerusalem Post. Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ "Operation Protective edge: Israel bombs Gaza in retaliation for rockets", The Guardian, 8 July 2014
- ^ Abbas: Israel committing 'genocide' against Palestinians in Gaza | The Times of Israel
- ^ "IDF's Operation "Protective Edge" Begins Against Gaza". Jewish Press. Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ "Israel IDs 2 main suspects in teens disappearance", CBS News, 26 June 2014
- ^ "Operation Brother's keeper", The Jerusalem Post Parameter
|contribution=
akan diabaikan (bantuan) - ^ Greenberg, Joel (30 June 2014), "'Hamas will pay,' Netanyahu vows after bodies of missing Israeli teens are found", Bellingham Herald, McClatchy
- ^ "Hamas 'ready for Gaza ceasefire' if Israeli raids stop", BBC News, 4 July 2014
- ^ 'Israel launches military offensive in Gaza,' Al-Jazeera 7 July 2014.
- ^ Noam Sheizaf,'Israeli-Palestinian clashes upsetting Israeli faith in status quo,' Al-Jazeera 7 July 2014.
- ^ Israel hits Hamas, Islamic Jihad leaders after rockets land north of Tel Aviv | The Times of Israel
- ^ "IDF launches Gaza operation 'against Hamas' following massive rocket barrage on south". Ynetnews. Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ "Israel launches operation to stop Gaza-based rocket fire". Jewish Telegraphic Agency. Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ 'Presidency: Palestinians have the right to defend themselves,' Ma'an News Agency 8 July 2014.
- ^ United Nations News Centre - Ban urges maximum restraint amid ‘dangerous escalation of violence’ in Gaza
- ^ "Netanyahu: Gloves Are Off; Defiant Hamas Says It Won't Fold". Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ Arab League calls on urgent UN Security Council meeting on Gaza - News - World - The Voice of Russia: News, Breaking news, Politics, Economics, Business, Russia, International...
- ^ "Obama urges restraint israel-palestinians". Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ Israel pounds Gaza with air and naval strikes in move against Hamas | World news | The Guardian
- ^ "France on 'Operation Protective Edge':". Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ "As Israel strikes back, fake Gaza images dominate social media". Y net news. Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ http://www.timesofisrael.com/israel-pounds-gaza-targets-after-rocket-barrage-hits-as-far-north-as-hadera/#at_19:12