Untuk kegunaan lain, lihat Sinus (disambiguasi).

Sinusitis adalah peradangan pada sinus yang dapat disebabkan oleh adanya bakteri, jamur dan virus.

Sinusitis
bagian kiri maxillary sinusitis ditandai dengan tanda panah menunjukan ketidakadaan udara yang transparan.
Informasi umum
SpesialisasiOtolaringologi Sunting ini di Wikidata

Definisi

Sinusitis berasal dari akar bahasa Latinnya, akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Di sekitar rongga hidung terdapat empat sinus yaitu sinus maksilaris ( terletak di pipi) , sinus etmoidalis ( kedua mata) , sinus frontalis (terletak di dahi) dan sinus sfenoidalis ( terletak di belakang dahi).

Sinusitis adalah peradangan, atau pembengkakan, dari jaringan yang melapisi sinus. Biasanya sinus berisi udara, tetapi ketika sinus tersumbat dan berisi cairan, kuman (bakteri, virus, dan jamur) dapat berkembang dan menyebabkan infeksi.

Secara klinis sinusitis dibagi atas berbagai jenis, termasuk:

1. Sinusitis akut: Sebuah kondisi mendadak seperti gejala seperti pilek, hidung tersumbat dan nyeri wajah yang tidak hilang setelah 10 sampai 14 hari. Sinusitis akut biasanya berlangsung 4 minggu atau kurang.

2. Sinusitis subakut: Sebuah peradangan yang berlangsung 4 sampai 8 minggu.

3. Sinusitis kronis: Suatu kondisi yang ditandai dengan gejala radang sinus yang berlangsung 8 minggu atau lebih.

4. Sinusitis berulang: Beberapa serangan dalam setahun. [1]

Etiologi

Sedangkan berdasarkan penyebabnya sinusitis :

1. Rhinogenik (penyebab kelainan atau masalah di hidung), segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan pada hidung dapat menyebabkan sinusitis. Termasuk flu biasa, rhinitis alergi (pembengkakan pada lapisan hidung), polip hidung (pertumbuhan kecil di lapisan hidung), atau septum menyimpang (pergeseran di rongga hidung).

2. Dentogenik/Odontogenik (penyebabnya kelainan gigi), yang sering menyebabkan sinusitis infeksi pada gigi geraham atas (pre molar dan molar)

Pemeriksaan Sinusitis

Sebagian besar sinusitis sudah dapat didiagnosa hanya berdasarkan pada riwayat keluhan pasien serta pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter.

Pemeriksaan Fisik : Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan adanya kemerahan dan pembengkakan pada rongga hidung, ingus yang mirip nanah, serta pembengkakan disekitar mata dan dahi. Rhinoskopi adalah sebuah cara untuk melihat langsung ke rongga hidung, diperlukan guna melihat lokasi sumbatan ostia. Terkadang diperlukan penyedotan cairan sinus dengan menggunakan jarum suntik untuk dilakukan pemeriksaan kuman. Pemeriksaan kuman berguna untuk menentukan jenis infeksi yang terjadi.

Cara yang paling mudah untuk melihat berat ringannya sinusitis adalah dengan menggunakan senter dengan baterai AA yang kuat sinarnya. Dilakukan di ruang yang kedap cahaya, kedua mata dipejamkan dan senter diletakkan di dahi dan di bawah mata, maka akan terlihat kondisi sinus-sinus di sekitar dahi dan mata. Dengan membungkus moncong senter dengan plastik, maka senter dimasukkan ke mulut kita dan kita mengatupkan mulut, maka kondisi kedua sinus di dekat hidung/pipi dapat diketahui.

Rontgen dengan kualitas gambar yang baik diperlukan setelah menjalani pengobatan satu atau dua kali untuk mengetahui pembengkakan yang tersisa atau adanya kelainan anatomi.

Pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI : Pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI akan diperlukan bila sinusitis gagal disembuhkan dengan pengobatan awal.

Pengobatan

1. Sinusitis karena virus

Untuk sinusitis yang disebabkan oleh karena virus tidak diperlukan pemberian antibiotika. Obat yang biasa diberikan untuk sinusitis virus adalah penghilang rasa nyeri seperti parasetamol dan dekongestan. Yang bisa dilakukan oleh pasien adalah dengan memperbaiki pola gaya hidup dan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

2. Sinusitis karena bakteri

Curiga telah terjadi sinusitis infeksi oleh bakteri apabila terdapat gejala nyeri pada wajah, ingus yang bernanah, dan gejala yang timbul lebih dari seminggu. Sinusitis infeksi bakteri umumnya diobati dengan menggunakan antibiotika. Pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri yang paling sering menyerang sinus karena untuk mendapatkan antibiotika yang benar benar pas harus menunggu hasil dari biakan kuman yang memakan waktu lama.

Lima jenis bakteri yang paling sering menginfeksi sinus adalah ''Streptococcus pneumoniae'', ''Haemophilus influenzae'', ''Moraxella catarrhalis'', ''Staphylococcus aureus'', dan ''Streptococcus pyogenes''.

Antibiotika yang dipilih harus dapat membunuh kelima jenis kuman ini. Beberapa pilihan antiobiotika seperti amoxicillin, cefaclor, azithromycin, dan cotrimoxazole. Jika tidak terdapat perbaikan dalam lima hari maka perlu dipertimbangkan untuk memberikan amoxicillin plus asam klavulanat. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 10 sampai 14 hari.

Cara terbaik pada saat didiagnosa terkena sinusitis adalah melakukan biakan kuman (kultur) dengan swab/usap pada satu lubang hidung yang paling parah saja, karena antar sinus sebenarnya terhubung satu dengan lainnya untuk mengetahui resistensi bakteri terhadap berbagai jenis antibiotik, tetapi hal ini harus dilakukan sebelum kita minum antibiotik. Jika kelak hasil biakan kuman yang memakan waktu 6 sampai 7 hari adalah sama dengan antibiotik yang kita minum, maka kita harus bersyukur, tetapi jika tidak maka kita harus minum jenis antibiotik yang lain.

Pemberian dekongestan dan mukolitik dapat membantu untuk melancarkan drainase cairan mukus. Pada kasus kasus yang kronis, dapat dipertimbangkan melakukan drainase cairan mukus dengan cara pembedahan.

Drainase itu sangat penting pada kasus sinusitis dan cara termudah untuk memperbaiki drainase adalah dengan menggunakan obat tetes hidung bebas terbatas. Yang perlu diingat adalah kita jangan segera bangkit, setelah mendapat obat tetes hidung, tetapi kepala harus dimiringkan ke kiri, ke kanan dan ke atas/mendongak agar obat tetes hidung itu masuk ke dalam semua sinus.

3. Sinusitis karena alergi

Biasanya ditandai dengan bersin-bersin yang berturutan. Sinusitis terhadap alergi pada prinsipnya tidak dapat disembuhkan dan hanya dapat dihindari dengan menghindari penyebab alergi tersebut. Sinusitis karena hawa dingin jelas tak dapat disembuhkan, kecuali mungkin dengan pindah ke tempat yang lebih hangat. Sinusitis karena debu lebih sulit lagi untuk dikendalikan, karena debu ada di mana-mana apalagi di kota besar yang banyak polutannya, penyuntikan 3 sampai 6 bulan sekali untuk mengendalikan alergi debu harus dilakukan, jika alergi debu tersebut parah atau sinusitis tersebut sudah mengganggu aktivitas.

Gejala Sinusitis

Pada penderita sinusitis, biasanya bisa di temukan gejala-gejala seperti di bawah ini :

  • Bersin-bersin berturutan
  • Napas berbau
  • Sakit kepala
  • Hidung tersumbat
  • Postnasal Drip
  • Batuk, biasanya akan memburuk saat malam
  • Rasa sakit atau adanya tekanan di daerah dahi, pipi, hidung & di antara mata
  • Berkurangnya daya pengecap
  • Hidung terus meler dengan ingus encer, ingus kental dan jika sudah parah ingus warna hijau pekat yang kental
  • Demam, jika baru terkena sinusitis, tetapi tak ada demam untuk sinusitis kronis
  • Berkurangnya daya penciuman

Komplikasi

Komplikasi sinusitis lebih sering terjadi pada anak-anak daripada pada orang dewasa. Jika anak anda mengalami sinusitis dan telah terjadi pembengkakan di sekitar tulang pipi atau kelopak mata, ini mungkin merupakan infeksi bakteri pada jaringan kulit atau infeksi pada jaringan sekitarnya mata.

Jika Anda melihat gejala ini, bawa anak Anda untuk periksa ke dokter, yang mungkin mereka akan merujuk ke spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT).

Infeksi tulang

Bila kondisinya parah, antibiotik sering dapat mengendalikan penyebaran infeksi ke tulang di dekatnya. Namun, dalam kasus yang sangat jarang (sekitar satu dari 10.000), infeksi dapat menyebar ke daerah sekitar mata, tulang, darah atau otak. [2]

Prognosis

1. Viral sinusitis

Biasanya sembuh tanpa pengobatan khusus

2. Bakteri sinusitis

a. Akut bakteri sinusitis : Sampai dengan 10% dari pasien tidak menanggapi terapi antimikroba awal.

b. Bakteri sinusitis kronis : Kekambuhan adalah umum. Kesembuhan klinis sangat sulit, biakan kuman (kultur) sangat diperlukan, operasi sinus adalah tindakan terakhir.

3. Jamur sinusitis

Akut sinusitis jamur (misalnya, mucormycosis). Pasien biasanya datang dengan penyakit lanjut. Prognosis buruk, terutama dalam kasus-kasus otak, sinus kavernosus, atau keterlibatan karotis. Angka kematian keseluruhan dari mucormycosis rhinocerebral adalah 25-50%. Sinusitis jamur kronis sering berulang. [3]

Referensi

  1. ^ www.webmed.com, An Overview of Sinusitis. Diakses pada 20 Agustus 2012.
  2. ^ www.nhs.uk, Sinusitis. Diakses pada 20 Agustus 2012.
  3. ^ www.harrisonspractice.com, Sinusitis. Diakses pada 20 Agustus 2012.