SMA Negeri 1 Medan

sekolah menengah atas di Kota Medan, Sumatera Utara
Revisi sejak 3 Agustus 2014 14.19 oleh N18n18 (bicara | kontrib) (Pembaharuan nilai un terendah)

SMA Negeri (SMAN) 1 Medan, atau Smansa Medan, terletak di Jalan Teuku Cik Dik Tiro No. 1, Medan, Sumatera Utara. Smansa Medan melahirkan banyak pemimpin dan tokoh publik di tingkat regional maupun nasional. Mulai dari ketua lembaga tinggi negara, menteri, senator DPD, anggota DPR, gubernur, pangdam, rektor, pemimpin partai politik. Banyak alumni Smansa Medan sukses sebagai pengusaha, politisi, pendidik, ilmuwan, sutradara film, fotografer, aktor, penyanyi, hingga musisi.

SMA Negeri 1 Medan
Informasi
Didirikan1950
JenisSekolah Negeri
Nomor Statistik Sekolah301076004001
Kepala SekolahDrs. H. Ahmad Siregar, MM
Jumlah kelasX, XI, XII. (IPA, IPS)
Jurusan atau peminatanIPA dan IPS
Rentang kelasX - MIA, X - IS, XI IPA, XI IPS, XII IPA, XII IPS
KurikulumKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013
Jumlah siswa1200-an
NEM terendah9,05 (2014) Jalur Nilai UN (70% Kuota)
Alamat
LokasiJl. Teuku Cik Di Tiro No.1, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Indonesia
Situs web[1]
Moto

Smansa Medan berdiri sejak tahun 1950. Berdiri di jantung pusat kota yang kosmopolitan, Smansa Medan adalah sekolah bersejarah yang paling dinamis di pulau Sumatera. Smansa Medan dikenal sebagai salah satu sekolah menengah atas negeri terbaik di Indonesia.

Sekolah ini memiliki tradisi panjang dalam menghasilkan prestasi akademik yang unggul. Tahun 2014, nilai UN tertinggi se-Sumatera (peringkat 9 se-Indonesia) untuk jurusan Ilmu Pengetahun Alam (IPA) diraih oleh siswi Smansa Medan, Fitra Febrina [1]]). Sekolah ini banyak memenangi berbagai olimpiade atau kejuaraan di bidang sains dan bahasa serta olahraga. Smansa Medan juga dikenal memiliki jejak unik dalam melahirkan siswa-siswi kreatif yang berbakat di bidang kesenian, khususnya musik. Banyak murid Smansa Medan yang meraih prestasi tinggi ketika masih menempuh studinya. Contohnya Rini Wulandari (penyanyi pemenang pertama Indonesian Idol musim ke-4 tahun 2007 di RCTI) hingga Uma Tobing (penyanyi pemenang pertama Indonesia Mencari Bakat musim ke-2 tahun 2010-2011 di TransTV).

Sejarah Sekolah

Pendirian SMA Negeri 1 Medan dirintis pada tanggal 18 Agustus - 1 September tahun 1950, pada mulanya berlokasi di Jalan Teuku Umar No. 1, Medan. Sebelum menempati lokasi Jalan Teuku Cik Dik Tiro No. 1 Medan, Smansa pernah berubah menjadi SMA darurat yang berlokasi di Jalan Seram Biru pada masa agresi Belanda yang kerap melakukan aksi polisionil.

Dahulu, SMA Negeri 1 Medan sempat disebut sebagai SMA Teladan Medan. Pada tahun 1954, Kepala Urusan Pendidikan SMA Depdikbud menugaskan beberapa SMA negeri terpilih untuk mengadakan kurikulum baru. Sekolah-sekolah ini kemudian disebut sebagai SMA Teladan di masing-masing kota tersebut. Didasari oleh SK Mendikbud nomor 12807/a/c pada tanggal 16 Desember 1957, beberapa SMA Teladan berdiri di Jakarta, Medan, Surabaya, Bukit Tinggi, dan Yogyakarta . SMA Teladan sendiri terdiri menjadi tiga bagian. Bagian A bermaterikan Sastra Budaya, bagian B mengajarkan Ilmu Pasti, dan bagian C bermaterikan Sosial Ekonomi. Prof. Anwar Nasution (Guru Besar FE UI, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia 2004-2009) adalah salah satu alumni Smansa Medan saat masih bernama SMA Teladan Medan.

Tak lama kemudian, proyek SMA Teladan diterapkan di seluruh Indonesia. Sejak saat itu, nama SMA Teladan Medan berubah menjadi SMA Negeri 1 Medan. Di era reformasi, sekolah ini sempat berubah menjadi SMU Negeri 1 Medan seiring perubahan nama Sekolah Menengah Atas menjadi Sekolah Menengah Umum di seluruh Indonesia. Hingga kini, sekolah ini kembali disebut sebagai SMA Negeri 1 Medan (Smansa Medan).

Sejak berdiri, walau beberapa kali berubah nama, Smansa Medan tetap konsisten menerapkan disiplin yang tegas dalam menjalankan pengajaran dan pendidikan. Tradisi ini dijalankan semenjak Rondang M. Simanjuntak menjabat sebagai Direktur Sekolah sejak tahun 1950 hingga 1960. Sosok kepala sekolah pertama Smansa Medan ini digambarkan oleh salah seorang mantan siswanya, Derom Bangun, sebagai berikut, "Pak Rondang memang terkenal sebagai orang yang aktif sekali. Perawakannya tidak begitu tinggi dan berwajah halus. Tapi soal ketegasan, tidak ada orang yang bisa mematahkannya. Kemampuannya menguasai bahasa luar biasa hebatnya. Pernah suatu kali saya mendengar dia menerima telepon di kantornya. Rupanya telepon itu dari seorang guru bahasa Jerman. Mereka pun terlibat dalam percakapan bahasa Jerman."[2]])

Sejak berdiri, Smansa Medan menerapkan pembauran inklusif. Murid dan guru, serta kepala sekolah, berasal dari berbagai etnis: Aceh, Batak, Bugis, Jawa, India, Melayu, Nias, Sunda, Tionghoa, dan lain-lain. Dalam pergaulan sehari-hari di sekolah, Bahasa Indonesia merupakan bahasa utama. Siswa atau guru dari etnis yang sama tetap menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan. Selain keberagaman etnis, sekolah ini juga terkenal dengan keberagaman agama: mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, hingga Konghucu. Smansa Medan dikenal karena memberikan kebebasan menghidupkan toleransi kegiatan siswa dengan agama berbeda: mulai dari aktivitas perkumpulan siswa bernuansa islami hingga paduan suara siswa nasrani, masing-masing memiliki prestasi.

Walau bersifat inklusif dalam pembauran, seleksi penerimaan siswa Smansa Medan bersifat eksklusif berdasarkan tolok ukur nilai akademik. Didorong animo para pendaftar yang pada umumnya memiliki nilai akademik tinggi, Smansa Medan dituntut untuk menyeleksi hanya yang terbaik dari yang terbaik. Dengan komposisi siswa pilihan terbaik, Smansa Medan dikenal dengan tradisi menghasilkan lulusan yang diterima di berbagai kampus terbaik di Indonesia (UI, ITB, ITS, UGM, IPB, UNPAD, USU, UNDIP, dll) dan berbagai perguruan tinggi terbaik luar negeri (Jepang, Singapura, Australia, Malaysia, dan lain-lain). Selain itu, lulusan Smansa Medan juga banyak berhasil melanjutkan sekolah di jenjang pendidikan militer (Akmil, AAU, AAL, Akpol).

Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia, masa pendidikan sekolah di SMAN 1 Medan ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. Sejak tahun 2013, sekolah ini memakai Kurikulum 2013 untuk kelas X dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk kelas XI dan XII. Sejak tahun 2000-an, Smansa Medan dikenal keberhasilannya dalam penyelarasan disiplin pendidikan yang ketat serta kelonggaran memacu kreativitas di bidang kesenian.

Logo Smansa Medan berbentuk Perisai Hati dengan dasar Merah Putih dan tulisan SMA 1 Medan. Logo tersebut diciptakan pada tahun 1965 oleh Johannes Kakiailatu, siswa Smansa Medan keturunan Ambon (alumnus 1967), pada masa peralihan dari masa peralihan pemerintahan Presiden Soekarno-Presiden Soeharto. Johannes Kakiailatu menciptakan logo ini untuk keperluan mengikuti perlombaan antar kelompok musik drum.

Makna logo tersebut ialah semangat kebangsaan yang lahir dari jiwa kepemimpinan, kecintaan dan kesetiaan untuk mengabdi pada Tuhan dan tanah air. Semangat ini diharapkan senantiasa menghidupi pribadi siswa, alumni, dan guru Smansa Medan sepanjang masa. [3]])

Sejarah Motto

Motto Smansa Medan berbunyi: Jangan Tanya Sejuta Kebenaran yang Pernah Kau Ucapkan, Tetapi Tanyakan Tindakan Kebenaran Sekecil Apa yang Pernah Kau Berikan Kepada Bangsamu dan Negaramu. Motto tersebut diciptakan oleh Jasmen Maruli Tua Sinaga, seorang guru seni rupa.

Selama puluhan tahun Pak JMT, begitu ia biasa disebut, mewajibkan siswa-siswi baru untuk menyalinnya di masa pembelajaran awal tahun akademik baru. Walau pada mulanya dianggap sebagai motto yang tidak resmi, belakangan siswa-siswi Smansa Medan menjadikannya sebagai motto resmi sebagai bentuk penghargaan atas jasa guru tersebut. Melalui motto tersebut, siswa-siswi Smansa Medan dididik untuk menjadi manusia yang berani bertindak untuk menegakkan kebenaran dalam hidupnya, apapun profesi yang dipilihnya kelak.

Sejarah Kepala Sekolah

  • R. M. Simanjuntak, M.Sc (1950-1960)
  • C. M. Simorangkir (1960-1965)
  • Drs. A. Sinaga (1965-1982)
  • Morhan Silaban (1982-1989)
  • Drs. H. M. Syarif Nasution (1989-1993)
  • Drs. Bahiman Rambe (1993-2000)
  • Drs. Tukino (2000-2003)
  • Dra. Yustini Manah Lubis (2003-2006)
  • Dra. Hj. Rebekka Girsang (2006-2012)
  • Dra. Hj. Safrimi, Mpd (2012-2013)
  • Drs. H. Ahmad Siregar, MM (2013)

Alumni

Smansa Medan melahirkan banyak pemimpin di tingkat regional maupun nasional. Alumni Smansa Medan dikenal banyak berkarya di berbagai bidang, mulai dari bidang pendidikan, politik dan pemerintahan, militer, bisnis, sains, hingga kesenian. Mulai dari gubernur, pangdam, rektor, menteri, senator, legislator, hingga ketua lembaga tinggi negara. Mulai dari sutradara film, fotografer, aktor, penyanyi, hingga musisi.

Beberapa di antaranya adalah:

  • Prof. DR. M Jusuf Hanafiah (Rektor Universitas Sumatera Utara 1986-1994, angkatan pertama Smansa Medan 1952)
  • Prof.Dr.dr.O.K.Moehad Syah (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, angkatan Smansa Medan 1959)
  • Prof. DR. Anwar Nasution (alumnus Harvard University, Guru Besar Fakultas Ekonomi UI, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI 2004-2009, angkatan Smansa Medan 1961)
  • Jusman Syafii Djamal (alumnus ITB, Menteri Perhubungan Republik Indonesia 2007-2009, angkatan Smansa Medan 1972)
  • Derom Bangun (alumnus ITB, pengusaha, Ketua GAPKI, Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia)
  • Ruhut Sitompul (alumnus Unpad, pengacara, aktor, anggota Komisi Hukum DPR-RI 2009-2014, anggota DPR terpilih 2014-2019)
  • Eriko Sotarduga Binsar Pahalatua Sitorus (alumnus Universitas Trisakti, Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan, anggota DPR RI 2009-2014, anggota DPR terpilih 2014-2019)
  • Ahmad Doli Kurnia Tanjung (alumnus Unpad, Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Ketum KNPI 2008-2011, anggota DPR terpilih 2014-2019, angkatan Smansa Medan 1990)
  • Gus Irawan Pasaribu (Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Utara, anggota DPR terpilih 2014-2019, angkatan Smansa Medan 1983 )
  • Komjen Pol (P) Ahwil Lutan (Gubernur PTIK, Kepala BNN, Irjen Polri, Dubes RI untuk Meksiko 2002-2005, angkatan Smansa Medan 1965)
  • Letjen TNI (Purn) Raja Inal Siregar (Gubernur Sumatera Utara 1988-1998, anggota DPD RI 2004-2005. Panglima Kodam Siliwangi 1985-1988, angkatan Smansa Medan 1958))
  • Mayjen TNI (Purn) Tengku Rizal Nurdin (Gubernur Sumatera Utara 1998-2005, Panglima Kodam Bukit Barisan 1997-1998)
  • Mayjen TNI Burhanuddin Siagian (Panglima Kodam Bukit Barisan 2013)
  • Mayjen TNI Zahari Siregar (Panglima Kodam Iskandar Muda 2012-2013)
  • Ajib Shah (Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara, angkatan Smansa Medan 1976)
  • Haghia Sophia Lubis (alumnus FH UI dan Harvard Law School, pengacara, Ketua Departemen Hubungan Luar Negeri DPP Partai Nasdem, angkatan Smansa Medan 1999)
  • Maulana Pohan (Wakil Walikota Medan 2000-2005, Ketua Ikatan Alumni ITB Sumatera Utara, angkatan Smansa Medan 1971)
  • Hokky Situngkir (alumnus ITB, ilmuwan pemimpin Bandung Fe Institute, peraih Ahmad Bakrie Award)
  • Joko Anwar (alumnus ITB, sutradara)
  • Jerry Aurum (alumnus ITB, fotografer)
  • Yudi Lesmana (alumnus ITB, International Grand Master of Memory, pemegang dua rekor MURI untuk kemampuan mengingat)
  • Dipa Nandastyra Hasibuan (alumnus Unpad, basis The Changcuters)
  • Rini Wulandari (penyanyi, pemenang pertama Indonesian Idol musim keempat tahun 2007, angkatan Smansa Medan 2008)
  • Uma Tobing (penyanyi pemenang pertama Indonesia Mencari Bakat musim ke-2 tahun 2010-2011)
  • Putri Una Astari (DJ Una, artis sinetron dan film)

Seluruh angkatan alumni Smansa Medan tergabung dalam sebuah wadah organisasi yang bernama Alumni SMA N 1 Medan (Ikal Smansa). Ikatan ini memiliki motto: Semua untuk SMA 1, SMA 1 untuk Semua. Kata Semua untuk SMA 1 bermakna ajakan inklusif bahwa Ikatan Alumni SMA N 1 Medan terbuka bagi siapa saja yang pernah menempuh studi di dalam Smansa Medan. Kata SMA 1 untuk Semua bermakna seruan positif bahwa alumni Smansa Medan harus dapat berguna dan bermanfaat sebesar-besarnya bagi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negaranya, bahkan dunia.

Dalam tradisinya, mereka yang disebut sebagai alumni Smansa ialah semua pihak yang pernah menempuh studi di Smansa Medan, termasuk mereka yang tidak menyelesaikan studi hingga lulus dikarenakan pindah, putus sekolah, atau meninggal dunia. Sesuai tradisi ini, maka sosok seperti Kristiani Herrawati Yudhoyono (Ibu Negara Republik Indonesia, menjadi siswi Smansa Medan semasa ayahnya, Sarwo Edhi Wibowo, menjabat Pangdam Bukit Barisan di Medan, lalu pindah ke SMA 24 Jakarta,), atau Andi Rianto (komposer dan pemimpin Magenta Orchestra, dari Smansa Medan pindah ke Bandung dan Amerika Serikat) dapat disebut sebagai alumni Smansa.

Fasilitas

Berbagai fasilitas dimiliki SMAN 1 Medan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara lain:

Ekstrakurikuler/Organisasi

Sebagai pelengkap pembelajaran di dalam kelas, Smansa Medan juga dikenal memiliki sejarah panjang dalam memelihara iklim positif untuk membebaskan siswa-siswinya terlibat penuh dalam kegiatan ekskul.

Paduan Suara Sola Gratia Smansa dikenal sebagai ekskul yang selalu mengikuti kompetisi paduan suara tingkat nasional dan internasional dan telah mempersembahkan berderet gelar juara.

Melalui ekskul Paskhaskibra yang selektif dalam menerima anggotanya, tiap tahun Smansa Medan juga dikenal memiliki tradisi mengirim seorang siswanya menjadi bagian dari Paskibraka pada peringatan upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus di Istana Negara, Jakarta.

Ekskul Cinematography of Smansa (Citos) dikenal sering menghasilkan karya perfilman yang meraih prestasi dalam berbagai perlombaan. Selain itu, ekskul Social Study Club (S2C) sering mengadakan kajian permasalahan aktual secara kritis, baik melalui diskusi di dalam sekolah maupun seminar di luar sekolah dengan pembicara-pembicara yang handal.

SMA Negeri 1 memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler maupun organisasi, diantaranya:

  • OSIS
  • ICT - One Community
  • Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
  • Badan Kenaziran Masjid Ibnu Sina Smansa (BAKMISS)
  • PA Bukit Sion (PABS)
  • KSSK St.Aloysius Gonzaga
  • Bahana Swara Smansa (Marching Band/Drum Band)
  • Palang Merah Remaja (PMR)
  • Pramuka
  • Paskhaskibra
  • Sola Gratia (Paduan Suara)
  • Teater Rawit Smansa
  • Karate Dojo SMANSA
  • Sanggar Seni Smansa (SSS)
  • Olahraga Prestasi (OP)
  • Olimpiade
  • English Club
  • Ekstrakurikuler Jurnalistik dan Sastra (EJS)
  • Cinematography of Smansa (Citos)
  • Social Study Club (S2C)
  • Radio Sekolah (RaSe)

Referensi

  1. ^ Siswi SMAN 1 Medan Raih Nilai Tertinggi UN Se-Sumatera, www.harianandalas.com. Rabu 21 Mei 2014
  2. ^ Derom Bangun: Memoar Duta Besar Sawit Indonesia, ditulis oleh Derom Bangun dan Bonnie Triyana, Penerbit Buku Kompas, 2010, hal. 385
  3. ^ Johannes Kakialilatu si pencipta Logo SMAN 1 Medan, www.waspadamedan.com. 20 November 2011