Darah sebagai makanan

Revisi sejak 4 Agustus 2014 16.50 oleh Ibensis (bicara | kontrib)

Sejumlah budaya mengkonsumsi darah sebagai makanan, yang sering dikombinasikan dengan daging.

Dalam beberapa budaya, darah adalah makanan tabu.

Konsumsi darah pada keagamaan

Gereja Katolik, beserta dengan Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, Lutheran, dan beberapa gereja Anglikan, mempercayai bahwa dalam sakramen Ekaristi, para partisipan mengkonsumsi darah dan tubuh Yesus Kristus secara literal.

Penganggapan budaya

Beberapa budaya menganggap darah tabu untuk dijadikan makanan. Dalam agama Abrahamik, kebudayaan Yahudi dan Muslim melarang konsumsi darah.

Bacaan tambahan