Dengkuran kucing
Dengkuran kucing adalah suara dengkuran khas yang dihasilkan kucing pada saat senang atau akan mati. Kucing merupakan satu-satunya hewan yang dapat mengeluarkan suara dengkuran. Hal ini dapat membuat pemilik kucing senang dan penuh kebahagiaan jika kucingnya mendengkur. Pada saat mendengkur, seluruh tubuh kucing akan bergetar oleh kegembiraan. Dengkuran biasanya merupakan tanda kepuasan hati pada kucing, namun, ada beberapa penyebab lain jika kucing medengkur.[1]
Penyelidikan
Satu penyelidikan tentang asal mula dengkuran hanya menghasilkan sedikit informasi. Beberapa diantaranya bahkan tidak meyakinkan informasinya. Menurut pendapat dari Leslie Lyons, seorang asisten profesor pada universitas di California, Davis School of Veterinary Medicine, dengkuran dapat saja merupakan hasil evolusionari. Penyelidikan yang dilakukan baru-baru ini oleh University of Sussex di Inggris, menteorikan bahwa dengkuran pada kucing telah berkembang menjadi satu cara domestikasi kucing untuk mendapatkan makanan dari manusia. Penyelidikan tersebut masuk akal, karena banyak orang yang tidak dapat menolak kucing yang mendengkur. Semua kucing domestik dapat mendengkur, terutama saat mereka menyusui bayinya atau sebagai akibat dari kontak sosial, seperti belaian dan pelukan dari manusia atau pemiliknya.[1]
Selain itu, spesies lain dalam keluarga kucing juga dapat mendengkur, diantaranya adalah kucing hutan, cheetah, lynx dan puma. Ada juga yang memiliki perbedaan pendapat mengenai tentang apakah kucing-kucing besar seperti harimau, singa dan macan juga dapat mendengkur. Kebanyakan sependapat bahwa, kucing-kucing besar hanya mendengkur saat menghembuskan napas dan hal tersebut secara teknis tidak berhubungan dengan dengkuran kucing domestik. Beberapa ahli percaya, bahwa kucing-kucing besar yang mengeluarkan suara dengan auman tidak memiliki kemampuan untuk mendengkur.[1]
Fakta
Dengkuran yang dihasilkan kucing berbeda sekali dengan suara-suara lain, karena dengkuran yang dihasilkan kucing pada saat dia menarik maupun menghembuskan napas. Gelombang Hertz pada dengkuran kucing berkisar antara 25 hingga 150. Pada batas lebih rendah, dengkuran kucing memiliki kecepatan getaran yang sama dengan mesin diesel yang sedang menyala.[1]
Banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap kekuatan penyembuhan yang dihasilkan melalui dengkuran. Sudah terbukti bahwa dengkuran pada kucing dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi depresi. Hasilnya, kucing-kucing yang memiliki sifat tenang dan bersahabat digunakan sebagai hewan terapi yang sangat efektif di rumah-rumah dan panti jompo.[1]
Frekuensi dengkuran kucing dapat memperbesar peluang penyembuhan tulang. Kucing lebih jarang menderita sakit osteoarthritis dan penyakit tulang lainnya dibandingkan hewan-hewan lainnya. Selain kucing akan mendengkur ketika senang, dia juga akan mendengkur ketika terluka, hampir mati atau bahkan sedang sekarat. Beberapa spekulasi mengatakan, bahwa perilaku kucing ini mungkin memiliki hubungan dengan dengkuran yang mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan. Dengkuran dapat melepaskan endorphins, yang dapat menenangkan kucing selama sakit. Ibu kucing akan mendengkur saat melahirkan dan anaknya akan mendengkur juga ketika menyusui. Anak-anak kucing sudah dapat mendengkur setelah beberapa hari dilahirkan dan kemungkinan menggunakan suara tersebut sebagai ikatan terhadap ibunya. Dengkuran yang dilakukan oleh kucing-kucing sakit bahkan yang hampir mati, merupakan usaha terakhir untuk mengurangi stres. Banyak dikatakan bahwa dengkuran hampir sama dengan "mantra" yang dapat membantu kucing menjadi nyaman. Dengkuran kucing juga dapat menenangkan kucing yang gugup atau sedang sakit.[1]
Cara mendengkur
Penelitian secara psikologis tentang asal mula dengkuran kucing sampai kini masih diperdebatkan, karena bunyi dengkuran tidak dihasilkan secara ekslusif oleh pita suara, seperti bunyi mengeong ataupun lolongan. Beberapa teori mengatakan bahwa, bunyi dengkuran pada kucing dihasilkan oleh tulang hyoid, tulang kecil fleksibel yang terdapat di bagian leher kucing. Ketika udara didorong masuk melalui kotak suaranya, menyebabkan tulang itu bergetar, dan menghasilkan suara yang amat jelas, yaitu dengkuran. Teori lainnya adalah, bahwa suara dengkuran disebabkan oleh otot-otot pada pangkal tenggorokan yang berkedut dengan cepat.[1]
Referensi