Kwee Hing Tjiat (lahir Surabaya, 1892, wafat Semarang]], 27 Juni]] 1939]]) adalah seorang jurnalis Melayu-Tionghoa. Ia melewatkan masa kecil di Surabaya. Pada usia 21 tahun (1913), bersama Lie Biauw Kie, Tjia Tjiep Ling, Tan Tjiang Ling, Liem Thoan Tik, dan Liem Tjhioe Kwie, ia mendirikan mingguan yang pertama terbit di Surabaya bernama Bok Tok. Pada tahun 1914 ia telah menjadi redaktur kepala (hoofdredacteur) mingguan Tjhoen Tjhioe yang dipimpin Tjoa Jan Hie. Pada tahun yang sama ia menjadi redaktur kepala Palita di Yogyakarta.

Pada Triwulan ke dua 1916 ia menjadi hoofdredacteur pertama dari keturunan Tionghoa pada dagblag Sin Po Batavia. Di usia 26 tahun (1918) ia berangkat ke Europa dan tinggal di Berlin, untuk urusan tembakao pada firma Hoo Tik Thay di Surabaya, namun dunia jurnalistik tidak pernah lepas dari hidupnya di Berlin pula ia tulis buku yang sangat terkenal yang ia beri judul „Dua Kepala Batu”. Tahun 1923 ia kembali ke Indonesia, namun sesampainya ia di Tanjung Priuk ia di tolak masuk, sebagai gantinya ia berdiam di Shanghai dan menulis di berbagai suratkabar di Tiongkok dan di Tanah Jawa. Satu Agustus bersamaan dengan di perkenankannya kembali toen Kwee Hing Tjiat bersama Oei Tiong Ham – Concern telah berdiri satu suratkabar harian yang „bernama” Matahari di Semarang ( matahari Semarang). Pukul 7.40 Sore, 27 Juni 1939 (pada usia 47 tahun) di Semarang „Sang Naga Journalistik Melayu – Tionghoa” menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya.


Pranala luar

http://hingtjiat39.multiply.com/ Tempat mengenang Ouwheer Kwee Hing Tjiat