Kenya Airways
Kenya Airways adalah maskapai penerbangan nasional negara Kenya yang merupakan salah satu perusahaan terdepan di Afrika dalam bidang penerbangan.
| |||||||
Didirikan | 22 Januari 1977 | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Mulai beroperasi | 4 Februari 1977 | ||||||
Penghubung | Bandar Udara Internasional Jomo Kenyatta, Nairobi | ||||||
Kota fokus | Bandar Udara Internasional Moi | ||||||
Program penumpang setia | Flying Blue | ||||||
Lounge bandara |
| ||||||
Aliansi | SkyTeam | ||||||
Anak perusahaan |
| ||||||
Armada | 33 | ||||||
Tujuan | 56 | ||||||
Slogan | The Pride of Africa | ||||||
Perusahaan induk | Pemerintah Republik Kenya | ||||||
Kantor pusat | Nairobi, Kenya | ||||||
Tokoh utama |
| ||||||
Situs web | www |
Sejarah
Aliansi antar negara dan pendirian nyata
Pada awal tahun 1950an, Inggris yang menjajah daerah Afrika di bagian timur mendirikan perusahaan penerbangan yang bernama "East African Airways" yang terdiri dari negara Kenya, Uganda & Tanzania. Maskapai ini pada awalnya menikmati kesuksesan awal mereka dengan operasionalisasi armada jet seperti, De Havilland Comet IV Series & Vickers VC10, kemudian ketika Inggris mulai meninggalkan negeri tersebut, maskapai ini mulai kewalahan untuk menangani masalah yang terus bertambah dan ditambah lagi dengan krisis ekonomi yang merebak ke negara Uganda & Tanzania, akhirnya menambah parah derita maskapai baru ini dan mengakibatkan buruknya hubungan di antara ketiga negara tersebut. Pada bulan Januari 1977, akhirnya secara bersamaan, ketiga negara ini melikuidasi maskapai ini dan membuat entitas maskapai dengan nama mereka sendiri-sendiri.
Sementara itu di Kenya, pemerintah yang tidak ingin transportasi udara yang dikenal cepat itu terbengkalai, akhirnya dengan terpaksa ikut campur tangan dalam pendirian maskapai ini dengan mencari personil dan aset dari maskapai sebelumnya, kemudian pada tanggal 4 Februari maskapai ini resmi beroperasi dengan didukung armada sebanyak 4 pesawat Fokker F27, 2 pesawat Douglas DC-9 dan 4 armada Boeing 707-300 yang dibeli dari British Midland & Northwest Airlines. Kemudian setelah mengalami berbagai perkembangan pesat, maskapai ini mengakuisi 6 pesawat Airbus A310-300, hal ini menjadikan Kenya Airways sebagai pengguna pertama dari Afrika dan pesawat Douglas DC-9 yang sudah tua diganti dengan armada baru Boeing 737-200 dan dengan ini semua, Kenya Airways memperkenalkan berbagai rute jauh seperti ke Mumbai di India; Lagos di Nigeria dan Johannesburg di Afrika Selatan.
Pemerintah Kenya yang sangat bangga dengan performa ekonomi dan manajemen maskapai, membuat Kenya Airways ditawari untuk masuk saham dan diprivatisasi di tahun 1986, tetapi barulah pada tahun 1995, maskapai ini masuk saham dengan kepemilikan Pemerintah Kenya (29,8%) dan KLM (26,73 %). Meski memesauki saham, maskapai ini tidak hanya merasakan manfaatnya hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga secara manajerial dengan penyatuan Frequent Flyer "Msafiri" ke "Flying Blue", mengganti armada Airbus dengan Boeing 767-300, membeli armada berbadan lebar terbaru, yaitu Boeing 777-200ER, mengganti armada 737 classic dengan seri 300 yang lebih baru dengan penyempurnaan "Next Generation". pada athun 2002, maskapai ini membukukan lebih dari 1 juta penumpang dan lebih dari 23.500 ton barang, meski hanya membukukan catatan sebesar itu, ini hanyalah sebagian dari prestasi kecil maskapai.