Juru kunci
Juru kunci biasanya adalah penjaga tempat-tempat keramat di pulau Jawa. Jika sebuah makam adalah makam kerajaan (di Yogyakarta atau Surakarta), maka sang juru kunci diberi nama, status, dan gelar.
Di makam Raja-Raja Surakarta dan Yogyakarta; di Imogiri ada dua juru kunci. Yang satu adalah juru kunci Surakarta dan yang satunya adalah juru kunci Yogyakarta.
Di daerah Pasundan Jawa Barat atau daerah yang berbahasa Sunda kadang juru kunci disebut juga kuncen .
Beberapa gunung di pulau Jawa yang dianggap keramat seperti gunung Merapi juga memiliki seorang juru kunci yang terkenal adalah Mbah Maridjan. Ada juga juru kunci untuk sungai dan hutan larangan, misalnya juru kunci Hutan Larangan Hulu Sungai Cibeet dan Juru Kunci Sungai Cibeet di Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, yaitu Ceceng Rusmana atau dengan nama gelar Ki Juru Kunci Girang Tampian. Dia dikenal karena kecintaannya pada budaya lama dan keberaniannya untuk mengunjungi tempat-tempat angker untuk didokumentasi supaya kesakralannya bisa di pertahankan.
Profesi juru kunci adalah bersifat turun-temurun dan harus orang yang tahu persis sejarah dan philosopi tempat yang dijaganya . Berbeda dengan waris kerajaan yang jatuh pada anak sulung, jabatan juru kunci biasanya diwariskan pada anak laki-laki yang paling bungsu.
Juru kunci adalah sebuah jabatan budaya yang biasanya tidak memiliki gaji atau pembayaran apapun, tetapi mereka memiliki kedudukan penting dan terhormat di kalangan masyarakat adat.
Tugas dan philosopi juru kunci adalah mengunci semua rahasia buruk dan menjaga semua kebaikan supaya tetap terjalin hubungan serasi antara masyarakat,adat,dan alam lingkungan.