Ordo mendikan

Organisasi Non Pemerintah
Revisi sejak 24 Agustus 2014 12.44 oleh NimatullahKassab (bicara | kontrib) (Sejarah Ordo Mendicant Kristen dan Non Kristen)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Ordo Mendicant adalah ordo religius yang tergantung penuh pada bantuan / sumbangan dari pihak-pihak lain dalam menjalankan kelangsungan kehidupannya. Ordo mendicant Kristen pada prinsipnya tidak mempunyai kepemilikan benda-benda, baik kepemilikan pribadi maupun kepemilikan kelompok, mereka mengikuti teladan kehidupan Yesus, dan mereka menghabiskan waktu dan energi mereka untuk pekerjaan yang bersifat religius. Ordo Mendicant memiliki dua ciri khas; Kemiskinan, yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan suatu jalan kehidupan yang menggabungkan antara, berdoa bersama dalam komunitas, dan bekerja untuk kepentingan bersama jemaat gereja.

Ordo Mendicant Kristen

Latar Belakang

Gerakan Mendicant dalam sejarah gereja dimulai pada abad ke 13 di Eropa barat. Pada saat itu para rahib bekerja sesuai dengan keterampilannya dalam biara. Dasar kepemilikan mereka adalah segala sesuatu adalah milik bersama, didasarkan dari bab 2 dan 4 Kisah Para Rasul. Dengan bangkitnya gerakan kebiaraan di Eropa, biara-biara tidak hanya pemuda dan pemudi yang memang terinspirasi untuk menjadi rahib dan rubiah tetapi juga menarik bagi hal-hal duniawi dan kekayaan. Hal ini tentu bertentangan dengan ide; Yesus datang ke dunia bagi orang miskin dan papa, dan Gereja sejati adalah gereja bagi orang miskin. Semangat keinginan untuk menjadi Kristen sejati, sangat kontras dengan keadaan gereja pada saat itu. Pada abad ke 12 terjadi perubahan besar di Eropa Barat. Dengan berkembang dan menguatnya perdagangan munculah kelas sosial baru yang disebut kelas menengah. Dengan demikian diperlukan bimbingan spiritual yang baru, yang mengikuti perubahan sosial masyarakat. Reformasi gereja menjadi tema utama dalam kebangkitan kultural pada masa itu. Menjawab krisis ini, munculah ordo mendicant yang didirikan oleh Fransiskus dari Asisi (1181-1226) dan Dominikus dari Guzman (1170-1226).

Para biarawan ordo mendicant ini terikat oleh kaul, yaitu kaul kemiskinan dan terikat pada jalan kehidupan, yang menolak kepemilikan dan berkeliling ke seluruh dunia untuk berkotbah. Mereka hidup dari belaskasihan orang lain yang mendengarkan pewartaan mereka. Oleh karena jalan hidup mereka yang seperti ini, mereka menjadi memperoleh sebutan "Mendicant" yang merupakan turunan dari bahasa latin "Mendicare" yang artinya "Memohon".

Fransiskan

Fransiskus datang dalam menjawab krisis ini, melalui periode-periode pengalaman perubahan hidupnya. Fransiskan menyebarluaskan devosi kepada kemanusian Kristus, dengan harapan bisa meniru atau mengimitasikan Kristus. Gerakan fransiskan melampaui gerakan-gerakan yang lain. Gerakan ini diminati bukan hanya karena kesucian Fransiskus yang terlihat, tetapi juga karena kepribadian para pengikutnya. Banyak di antara mereka adalah para Imam dan para pemuda yang mempunyai peran penting dalam perubahan cepat dan relevansi gerakan ini pada masa itu. Antonius dari Padua adalah pengikut Fransiskan yang terkenal dan inspirator penting dalam pembentukan tradisi mendicant Kristen.

Dominikan

Ketika berkunjung ke Perancis Selatan, Dominikus bertemu dengan bidaah Albigensians. Bidaah ini berkembang dengan subur di Perancis Selatan karena kesulitan ekonomi di masa itu. Dominikus merespon kebutuhan menddesak akan pengkotbah yang pandai dengan mendirikan Ordo Pengkotbah / Ordo Praedicatorium. Dominikus memulai sebuah kehidupan religius yang baru, yaitu kehidupan dari para biarawan. Sebelumnya kehidupan religius terbatas dalam kehidupan dalam biara yang terisolasi dari dunia luar, tetapi Dominikus membawa biara itu yang tersembunyi dari dunia luar ke dalam kota-kota. Pada kematiannya pada tahun 1221, ordo ini sudah tersebar luas ke eropa barat, ratusan pemuda bergabung, dan ordo ini juga mulai hadir di universitas utama pada masa itu. Dominikan dan Fransiskan hadir mempraktekkan strategi pastoral yang sesuai dengan perubahan sosial pada masa itu. Dengan adanya urbanisasi, masalah yang timbul adalah adanya kelompok gelandangan dan orang sakit. Hal ini menimbulkan masalah pada gereja paroki, dan gereja kesulitan menyelesaikan masalah ini. Karena urbanisasi ini juga Fransiskan dan Dominikan mendirikan biara mereka di area urban tersebut. Tidak seperti ordo para rahib yang mempunyai kaul stabilitas, yaitu merupakan kaul yang setia pada satu tempat dan tidak berpindah-pindah, ordo mendicant memperbolehkan untuk berpindah-pindah tempat, dan ini merupakan inovasi dari ordo mendicant tersebut. Tujuan utama dari inovasi ini adalah untuk menyebarkan perayaan ekaristi kepada umat, dan gereja memberi mereka izin melalui ijin dari para uskup, dan mereka mengembara untuk menyebarkan dan menguatkan iman, dan memberikan mobilitas bagi Fransiskan dan Dominikan. Mereka tidak terikat dengan biara dan wilayah paroki, mereka bebas mewartakan Injil di jalan-jalan, berkotbah, menerima pengakuan dosa, dan memberikan pelayanan bagi mereka yang membutuhkan di manapun mereka berada. Para saudara dina (fransiskan ) dan para pengkotbah, berkelana sebagai misionaris dari satu tempat ke tempat yang lain. Dengan demikian mereka mengorganisasikan ordo mereka berbeda dengan ordo para rahib. Selain otonomi tradisional biara yang mereka miliki , mereka juga memberikan tanggung jawab yang besar kepada ordo dan Superior General dan kepada struktur dari profinsial-profinsial. Fleksibilitasnya memberikan mereka kemampuan untuk mengirim biarawan-biarawan yang cocok dan sesuai dalam misi khusus, dan ordo mendicant ini tersebar sampai Afrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa Utara. Para murid-murid dan profesor-profesor dari ordo mendicant ini jmenduduki kursi-kursi ilmu teologi pada universitas-universitas yang terkenal pada saat itu, seperti Santo Thomas Aquinas dan Santo Bonaventura, mereka mendirikan pusat-pusat studi, menulis teks-teks yang sangat bernilai, dan merupakan tokoh-tokoh utama dalam pendidikan teologi terbaik pada masanya, dan berperan penting dalam perkembangan penalaran. Pada kota kota besar di Eropa Barat, anggota-anggota Fransiskan dan Dominikan menduduki kursi-kursi teologi penting pada universitas-universitas, dan biara-biara mereka didirikan. Kemudian pada abad ke-13 ordo-ordo mendicant lain kemudian bergabung bersama mereka, seperti Karmelit, Hermit Agustinian, dan Servit. Mereka menarik para sponsor-sponsor, dari para bangsawan yang berasal dari kota itu. Ordo mendicant tersebut fokus bekerja pada kota-kota, di mana populasinya tumbuh dengan sangat cepat, melebihi jumlah umat paroki di pedesaan. Kebanyakan kota-kota abad pertengahan baik besar atau kecil di Eropa Barat, memiliki satu atau lebih rumah yang digunakan oleh para biarawan ordo-ordo mendicant ini. Beberapa gereja juga mempunyai suatu lapangan besar yang ditujukan untuk biarawan-biarawan ordo mendicant untuk berkotbah.

Pada abad pertengahan, yang termasuk ordo-ordo mendicant gereja adalah :

  • Fransiskan, meliputi Ordo Friars Minor, Ordo Friars Minor Conventualis, yang disebut Friars (artinya saudara) Abu-abu, dan Ordo Friars Minor Capuchin. Sebagai Catatan Ordo Friars Minor Conventualis dan Capuchin bukan ordo mendicant murni karena didirikan pada saat reformasi Ordo Friars Minor
  • Dominikan, disebut Friars Hitam karena jubahnya, disebut juga ordo para pengkotbah didirikan pada tahun 1215
  • Karmelit, disebut Saudara-saudara dari Santa Perawan Maria Terberkati dari Gunung Karmel, dikenal sebagai Friars Putih, didirikan pada tahun 1206-1214
  • Servit, disebut Ordo Pelayan-pelayan Maria, didirikan pada tahun 1233 oleh 7 orang kudus dari Florence, Italia
  • Agustinian, atau Hermit dari Santo Agustinus, disebut saudara-saudara Austin, didirikan tahun 1244-1256

Konsili Lyon yang kedua pada tahun 1274 mengenali ordo di atas sebagai 5 Besar Ordo Mendicant, dan membatasi ordo-ordo mendicant yang lain, sampai pada Konsili Trente menghilangkan pembatasan-pembatasan tersebut. Kemudian, sesudah itu, ordo-ordo, kecuali Fransiskan dan Fransiskan Capuchin, anggota-anggota ordonya diijinkan untuk memiliki kepemilikan kolektif seperti para rahib. Diantaranya adalah ordo sebagai berikut :

  • Trinitarian, yang dikenal dengan saudara saudara merah, Ordo dari Trinitas Yang Mahasuci, dirikan tahun 1193
  • Mercedarian, dikenal dengan Ordo dari Santa Perawan Maria Terberkati yang berbelas kasih, didirikan tahun 1218
  • Minims, dikenal dengan Hermit dari Santo Fransiskus dari Paola, didirikan tahun 1436
  • Karmelit tak berkasut, didirikan tahun 1593

Ordo Mendicant Non Kristen

Istilah mendicant tidak hanya terbatas pada biarawan Kristen saja tetapi juga pada biarawan non kristen atau non katolik, seperti Rahib Buddha dan Hindu. Kitab Pali Buddha Theravada menunjuk kata Bhikku untuk para mendicant, dan pada Kitab Mahayana, dipergunakan kata sanskerta Bhiksu yang artinya setara dengan Bhikku, pada sufisme Islam disebut Darvish.