Pemelajaran campuran

Revisi sejak 27 Agustus 2014 00.17 oleh IvanLanin (bicara | kontrib) (rintisan)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pembelajaran campuran (blended learning) adalah program pendidikan formal yang memungkinkan siswa belajar (paling tidak sebagian) melalui konten dan petunjuk yang disampaikan secara daring dengan kendali mandiri terhadap waktu, tempat, urutan, maupun kecepatan belajar [1]. Walau masih menghadiri ruang kelas fisik, metode tatap muka ruang kelas dikombinasikan dengan aktivitas bermedia komputer [2]. Pendukung pembelajaran campuran mengemukakan dua keunggulan model ini, yaitu peluang untuk pengumpulan data serta penyesuaian petunjuk dan penilaian [3]. Sekolah yang menerapkan model pembelajaran campuran juga dapat mengalihkan sumber daya untuk memacu keluaran pencapaian siswa [4].

Catatan kaki

  1. ^ Staker, H., Horn, M.B. (2012). Classifying K-12 Blended Learning. InnoSight Institute.
  2. ^ Strauss, V. (2012, Sep 22). Three fears about blended learning. The Washington Post.
  3. ^ Harel Caperton, I. (2012). Learning to Make Games for Impact. The Journal of Media Literacy, 59(1), 28-38.
  4. ^ Jacob, A.M. (2011). Benefits and Barriers to the Hybridization of Schools. Journal of Education Policy, Planning and Administration, 1(1): 61-82.