Cakraningrat
Cakraningrat, dalam ejaan Belanda Tjakraningrat, adalah nama yang mulai 1678 disandang satu garis pangeran, dan kemudian regent (bupati pada masa Hindia Belanda) dari pulau Madura. Garis tersebut mulai dengan diangkatnya seorang pangeran Madura oleh Sultan Agung untuk memerintah keseluruhan pulau atas namanya, berkedudukan di Sampang. Cakraningrat yang paling terkenal adalah :
- Panembahan Cakraningrat II, (bertahta 1680-1707), penguasa Madura Barat;
- Pangeran Cakraningrat III, (bertahta 1707-1718);
- Pangeran Cakraningrat IV, (bertahta 1718-1746);
- R. A. A. Tjakraningrat, regent yang terakhir dan Wali Negara Madura dalam rangka Republik Indonesia Serikat (1949-1950).
Di awal abad ke-19, Daendels, kemudian Raffles, "menganakemaskan" wangsa Cakraningrat dengan memberi mereka gelar "Sultan". Namun di paruh kedua abad ke-19, Belanda tidak memberi gelar tersebut lagi. Tahun 1887 para pangeran Cakraningrat, seperti halnya pembesar Madura lainnya, sudah hanya berkedudukan regent (bupati) saja, di bawah pemerintahan Belanda.
Sumber
- Ricklefs, M. C., A History of Modern Indonesia since c. 1200, Palgrave MacMillan, New York, 2008 (terbitan ke-4), ISBN 978-0-230-54686-8