Roald Dahl adalah seorang pengarang ternama keturunan Norwegia yang lahir di Wales, Inggris. Selain menulis, Roald Dahl juga merupakan seorang atlit alamiah, pilot ulung Angkatan Udara Inggris (RAF) pada masa PD II, dan fotografer yang berbakat.

Patricia Neal dan Roald Dahl

Tulisan-tulisannya yang terkenal berbentuk novel dan cerita pendek (untuk anak-anak dan dewasa), ia juga menulis naskah film.

Diantara karyanya yang paling terkenal adalah Charlie dan Pabrik Coklat Ajaib (Charlie and the Chocolate Factory), James and the Giant Peach, Matilda, Para Penyihir (The Witches), Raksasa Besar yang Ramah (The BFG), dan Cium-Cium (Kiss Kiss).

Masa Kecil

Roald Dahl lahir di Llandaff, Cardiff, Wales pada 13 September 1916. Ayahnya, Harald Dahl, adalah pria berkebangsaan Norwegia yang berasal dari Sarpsborg, sebuah kota kecil dekat Oslo, dan Ibunya Sofie Magdalene Dahl née Hesselberg adalah istri kedua dari Harald Dahl. Istri pertamanya, Marie, meninggal dunia kala melahirkan anak kedua.

Nama Roald diambil dari penjelajah kutub utara Roald Amundsen, seorang pahlawan nasional di Norwegia pada saat itu. Di rumahnya Roald menggunakan bahasa Norwegia untuk bercakap-cakap dengan ayah-ibu dan saudara-saudaranya. Roald memiliki empat saudara kandung, dan dua saudara tiri dari pernikahan pertama ayahnya.

Pada tahun 1918, saat Roald berumur 2 tahun, keluarga Dahl yang bertambah banyak pun pindah ke rumah yang lebih besar di pinggir desa Radyr di sebelah barat Cardiff. Di rumah ini terbentang tanah pertanian, peternakan, hutan, dan pondok-pondok pekerja.

Roald Dahl dan kakak-kakak perempuannya juga di baptis di Gereja untuk para pelaut di Cardiff, ditempat yang sama dimana ayah dan ibunya berdo'a secara rutin.

Pada tahun 1920 saat Roald berusia 3 tahun, kakak perempuannya Asti yang berumur 7 tahun meninggal dunia karena usus buntu. Sebulan kemudian ayahnya, Harald Dahl, terkena radang paru-paru, dibebani sedih yang berkepanjangan atas meninggalnya putri kesayangannya. Harald tidak memiliki semangat untuk terus berjuang hidup dan melawan penyakitnya, ia pun meninggal dunia di umur 57 tahun.

Sepeninggalan suami dan anak pertamanya, kini Sofie (atau sering juga dipanggil dengan Mama Radyr- panggilan Roald Dahl untuk ibunya) yang sedang hamil tua harus menghidupi 4 anak dan satu lagi yang masih dikandungnya. Hidup sebagai orang Norwegia, sendirian, di negara asing beserta kelima anaknya sebenarnya merupakan pilihan sulit, namun Sofie menolak untuk kembali ke Norwegia dan tinggal bersama sanak keluarganya disana. Hal ini dikarenakan keinginan almarhum suaminya agar anak-anaknya dapat bersekolah di Inggris, yang terkenal memiliki sekolah-sekolah dengan pendidikan terbaik di dunia pada masa itu.

Pendidikan

Llandaff Cathedral School, 1923-1925

Roald mulai bersekolah di Sekolah Katedral Llandaff (Llandaff Cathedral School). Pada tahun 1923 saat Roald berumur 8 tahun, ia dan keempat temannya dihukum pecut menggunakan tongkat rotan keras, oleh kepala sekolah mereka karena menaruh bangkai tikus kedalam toples permen yang terdapat di toko permen lokal di daerahnya. Pemilik toko permen ini adalah "wanita tua jahat dan menyebalkan" bernama Ny. Pratchett (istri dari pandai besi David Pratchett). Kejadian ini oleh mereka berlima dinamakan "Rencana Tikus Terhebat 1923"

St.Peter, 1925-1929

Setelah insiden pemukulan ini, Roald oleh ibunya dikirim ke sekolah berasrama St. Peter (umur 9-13) di Weston-super-Mare. Orang tuanya ingin agar Roald dididik di sekolah umum di Inggris, dan dengan mempertimbangkan adanya transportasi kapal penghubung yang beroperasi secara teratur di Terusan Bristol, sekolah St Peter menjadi pilihan yang terdekat.

Masa-masa bersekolah di St. Peter adalah masa-masa yang tidak menyenangkan bagi Roald, ia rindu rumahnya dan menulis surat untuk ibunya setiap minggu, namun dalam surat-suratnya ia tidak pernah mengungkapkan kesedihannya. Bahkan ia pernah berpura-pura sakit usus buntu agar dipulangkan ke rumah. Ketika ibunya meninggal dunia, Roald baru tahu bahwa setiap helai suratnya disimpan oleh ibunya dalam sebuah gulungan surat yang diikat dengan pita hijau. Surat-surat yang disimpan inilah yang menjadi dokumentasi Roald Dahl dari mulai masa kecilnya hingga ia menjadi penerbang RAF Cerita-cerita ini diulas dalam buku autobiografinya, Boy: Cerita Masa Kecil (nama Boy, diambil karena pada setiap suratnya untuk ibunya ia selalu menandatanganinya dengan Boy).

Roald dan keluarganya menghabiskan masa liburan-liburan sekolah di musim panas di Norwegia, negara asal orang tuanya, pada masa itu perjalanan menggunakan kapal memakan waktu empat hari, dan Oslo ibu kota Norwegia, saat itu masih bernama Christiania.

Pada saat ia bersekolah di St. Peter, Cadbury, sebuah perusahaan coklat, terkadang mengirimkan berdus-dus coklat jenis baru ke sekolahnya sebelum dilepas ke pasaran, untuk diuji coba oleh murid-murid disana. Roald sangat menikmati hal ini, dalam bukunya Boy: Cerita masa kecil, ia ingat komentar kebanggaan yang dituliskannya saat mencoba salah satu jenis coklat cadbury

Terlalu halus untuk dinding langit-langit mulut orang biasa

Roald sendiri sering bermimpi menciptakan sejenis coklat yang akan memenangkan pujian langsung dari Ny. Cadbury. Pengalaman ini menjadi inspirasi kemudian saat ia menulis buku anak-anak ketiganya, Charlie dan Pabrik Coklat Ajaib.

Repton, Midlands

Setelah lulus dari St. Peter Roald melanjutkan ke Repton (umur 13-20), dalam bukunya Boy, ia memilih Repton karena lebih mudah dieja.

Berkas:Dahl17.jpg
Roald Dahl saat berumur 17 tahun

Tinggi badan Roald lebih tinggi dari rata-rata, di usia dewasa tingginya mencapai 1.98 m, dan memiliki kemampuan yang baik pada bidang olahraga, ia dijadikan Kapten Fives, sebuah permainan yang dipertandingkan dengan kelompok tanpa kontak fisik, mengandalkan kecepatan mata, dan kelenturan kaki, mirip dengan squash dimana bola kecil dipantulkan disekitar lapangan. Ia juga menjadi kapten tim Squash, dan tergabung dalam tim sepak bola. Hal ini membantu kepopuleran Roald, karena ia menolak menjadi Boazer, sebuah jabatan penguasa untuk murid senior yang memberi hak untuk memecut dan menghukum murid junior (yang dinamakan Fag), karena itu ia tidak disukai oleh para Boazer lain.

Ia juga tertarik akan fotografi dan memenangkan hadiah dan medali dari perkumpulan fotografi Royal Photographic Society , serta pernah menyelenggarakan pameran foto sendiri saat bersekolah di sini. Karir fotografinya terus dikembangkan saat ia emenangkan medali perunggu dari Komunitas Photographer Mesir (Egyptian Photographic Society) untuk photo Kubah Ctesiphon di Irak yang diambilnya dari atas pesawat Hawker Hart saat ia bergabung dengan RAF.

Selepas sekolah

Setelah menyelesaikan pendidikannya, dan diterima bekerja di Shell, ia memutuskan untuk mendaki melalui Newfoundland dengan "Perkumpulan petualangan Sekolah-sekolah negeri" (sekarang dinamakan Ekspedisi BSES) dan berlangsung selama tiga minggu. Pendakian ini menempanya untuk menjaga diri di lingkungan liar, pelatihan yang ia perlukan untuk bertahan kemudian saat ia bekerja untuk Shell di negeri asing yang jarang penduduknya.

Di bulan Juli 1934 ia bergabung dengan Perusahaan Minyak Shell. Setelah melalui pelatihan selama dua tahun di Inggris, ia dipindahkan ke Dar-es-Salaam, Tanganyika (kini dinamakan Tanzania). Roald bekerja disana bersama dua orang pegawai Shell lainnya, tinggal di rumah mewah di luar Dar-es-Salaam yang disediakan oleh perusahaan, lengkap dengan koki dan pembantu-pembantu pribadi. Saat melaksanakan pekerjaannya, yaitu memenuhi permintaan minyak bagi para pelanggan, ia bertemu dengan ular mamba hitam (ular dengan bisa paling mematikan di seluruh dunia), harimau, serta satwa-satwa liar lainnya.

Perang Dunia kedua

Pada buan Agustus 1939, pada saat gejala-gejala Perang Dunia II semakin jelas akan terjadi , rencana-rencana dibuat untuk mengumpulkan ratusan warga berkebangsaan Jerman dan menahannya di Dar-es-Salaam. Roald pun dinobatkan menjadi perwira untuk King's African Rifles, dan mengomandani satu peloton askaris. Sebenarnya Roald tidak terlalu senang saat ia harus menahan ratusan warga Jerman, namun ia menuntaskan perintah yang diberikan.

Bergabung dengan RAF

Tidak lama setelahnya, pada bulan November 1939, Roald Dahl bergabung dengan Angkatan Udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force, disingkat RAF). Setelah menempuh perjalanan darat menggunakan mobil sejauh 600 mil dari Dar-es-Salaam ke Nairobi, ia diterima untuk menjalani pelatihan pilot dengan 20 pemuda lainnya, 17 diantaranya meninggal kemudian dalam pertempuran-pertempuran udara. Dengan pengalaman selama 7 jam 40 menit di de Havilland Tiger Moth ia terbang solo; Roald menikmati pemandangan liar di Kenya pada setiap penerbangan-penerbangannya. Roald lalu melanjutkan pelatihan terbang tambahan di Iraq pada RAF Habbaniya, yang terletak 50 mil seelah barat Baghdad. Setelah enam bulan pelatihan diatas Hawker Harts, Roald lalu dijadikan Pilot Penerbang.

Ia lalu ditugaskan di Skuardon RAF no. 80 dan menerbangkan Gloster Gladiator, pesawat tempur tua bersayap ganda dan sudah tidak layak terbang yang masih digunakan oleh RAF. Roald terkejut saat menyadari bahwa dia tidak akan mendapatkan pelatihan khusus cara bertempur diudara ataupun cara menerbangkan pesawat Gladiators.

Kecelakaan di Libya

Pada 19 September 1940, Roald diperintahkan untuk menerbangkan pesawat Gladiatornya dari Abu Suier di Mesir, ke Amiriya untuk mengisi bensin, dan melanjutkan ke Fouka di Libya untuk pengisian kedua. Dari sana ia harus terbang 30 mil menuju pangkalan udara Skuardon 80 di sebelah barat Mersa Matruh. Pada lintasan terakhirnya ia tidak dapat menemukan pangkalan udara sementara bahan bakarnya semakin menipis. Hari yang semakin larut memaksanya untuk melakukan pendaratan darurat di gurun pasir. Malangnya, bagian bawah kapalnya menabrak batu dan pesawatnya jatuh. Hal ini mengakibatkan tengorak kepalanya retak, hidungnya patah, dan matanya menjadi buta. Roald berhasil menyeret dirinya keluar dari badan pesawat yang terbakar dan pingsan. Kecelakaan ini menjadi tulisannya yang pertama yang diterbitkan kemudian di tahun 1942. Dalam penyelidikan selanjutnya yang dilakukan oleh RAF terungkap bahwa lokasi yang dituju oleh Roald sama sekali salah, dan ia telah dikirim berdasarkan kekeliruan ke daerah tak bertuan diantara wilayah pasukan sekutu dan wilayah pasukan Italia.

Roald diselamatkan dan dibawa ke Pos P3K yang berada di Mersa Matruh dimana ia kemudian menjadi sadar, namun penglihatannya tidak kembali, ia pun dibawa ke Rumah Sakit Angkatan Laut Kerajaan (Royal Navy Hospital) yang terletak di Alexandria menggunakan kereta api. Selama dirawat disana ia jatuh cinta kepada perawatnya, Mary Welland. Karena tidak bisa melihat, Roald jatuh cinta pada suaranya, namun begitu penglihatannya kembali - ia lalu memutuskan bahwa ia tidak akan memperpanjang cintanya.

Menurut dokter-dokter yang memeriksanya, ia tidak mungkin bisa terbang lagi. Namun di bulan Februari 1941, lima bulan setelah ia pertama kali ia menginjakkan kaki di rumah sakit, ia dianggap sehat dan sekeluarnya ia dari rumah sakit, ia langsung mengikuti ujian layak terbang untuk kembali bertugas dan lulus.

Pada saat ini Skuardon 80 telah dipindahkan ke Yunani untuk berkampanye dan berbasis di Elevis, sebuah daerah dekat Athena. Skuardon ini pun telah dilengkapi dengan pesawat Hawker Hurricane.



Pada April 1941 setelah mencoba pesawat Hawker Hurricane dan hanya mengantongi tujuh jam pengalaman terbang mengendarai pesawat tersebut, Roald menerbangkannya melintasi laut mediterania. Pada saat itu RAF hanya memiliki 18 pesawat tempur: 14 pesawat Hurricane dan empat pesawat pengebom ringan Bristol Blenheim.

Pertempuran udara

Roald mengalami pertempuran udara pertamanya pada 15 April saat ia sedang terbang sendiri diatas kota Chalcis. Ia menginterupsi enam pesawat Junkers Ju-88 yang sedang menjatuhkan bom-bom dan menghancurkan kapal-kapal laut. Roald berhasil menembak jatuh satu. Pada 16 April di pertempuran udara lainnya, ia menembak jatuh satu lagi pesawat Ju-88.

Pada 20 April Roald turut ambil bagian pada "Pertempuran Athena", dan bersanding bersama pilot-pilot terbaik (Ace) dari Negara Persemakmuran Inggris pada PD II, diantaranya adalah Pat Pattle dan David Coke, teman baiknya. Pada pertempuran tersebut lima pesawat hurricane ditembak jatuh dan empat pilotnya meninggal dunia, termasuk Pat Pattle.

Karena pasukan Jerman semakin jauh menguasai Athena, Roald di evakuasi ke Mesir. Skuardonnya dikumpulkan kembali di Haifa. Dari sini, Dahl menjalankan misi terbang setiap hari selama empat minggu tanpa henti. Selama mengemban misi ini Roald menembak jatuh Potez 63 pada 8 Juni dan Ju-88 pada 15 Juni, namun ia mulai mendapatkan serangan sakit kepala yang menyebabkannya tak sadarkan diri. Ia dipulangkan kerumahnya di Inggris karena ketidak-mampuannya melanjutkan tugas. Pada saat dipulangkan pangkatnya adalah Kapten udara.

Wakil Atase Udara di Amerika

Roald mulai menulis di tahun 1942 setelah ia dipindah-tugaskan ke Washington sebagai Wakil Atase Udara. Tulisannya yang pertama pada 1 Agustus 1942 terbit pada edisi Koran Sabtu Sore (Saturday Evening Post) berjudul "Ditembak Jatuh Diatas Libya", tulisan itu bercerita tentang kecelakaannya saat pesawat Gloster Gladiatornya jatuh. Artikel ini berawal ketika C.S. Forester, penulis Amerika, meminta Roald untuk menulis beberapa lelucon penerbangan dari RAF sehingga ia bisa mengembangkannya menjadi cerita. Namun saat Roald menyerahkan naskah artikelnya, Forester memutuskan untuk menerbitkan tulisan tersebut persis seperti aslinya. Judul artikel itu pada awalnya adalah "Mudah Sekali" - namun judul tersebut diganti dengan tujuan memberikan efek dramatis, padahal faktanya Roald tidak pernah "ditembak" saat jatuh di Libya.

Pada saat perang, Forester bekerja untuk Jasa Informasi Inggris (British Information Service) dan menulis propaganda "menyekutukan", yang ditulis untuk konsumsi rakyat Amerika. Pekerjaan yang disandangnya mengenalkan Roald akan aktifitas mata-mata dan pada William Stephenson, seorang mata-mata yang lihai asal Kanada yang dikenal dengan nama samaran "Intrepid".

Selama masa perang, Roald memasok informasi intelejen dari Washington kepada Stephenson dan organisasinya, yang saat itu dikenal sebagai Badan Koordinasi Keamanan Inggris (British Security Coordination). Lalu Roald dikirim kembali ke Inggris, karena diduga melakukan prilaku yang tidak pantas oleh pegawai Kedutaan Inggris: "Aku di tendang oleh 'orang-orang atas'," katanya. Stephenson lalu mengirimnya kembali ke Washington - sekaligus menaikkan jabatannya. Setelah perang Roald menulis sebagian sejarah dari organisasi rahasia tersebut, Stephenson dan Roald tetap berteman baik dalam tahun-tahun selanjutnya setelah perang.

Dahl menyudahi karirnya dalam perang sebagai <<Wing Commander>>. Prestasi dan kemengannya dalam lima pertempuran udara telah dikonfirmasi oleh riset pasca perang dan referensi silang dalam Axis records.

Kehidupan pribadi

Pernikahan

Pada tahun 1953 Roald menikah dengan Patricial Neal, seorang artis Amerika pemenang Academy Award. Mereka memiliki lima anak: Olivia, Tessa, Theo, Ophelia, dan Lucy.

Di tahun 1965, Patricia Neal suffered three burst cerebral aneurysms while pregnant with their fifth child, Lucy. Roald took control of her rehabilitation and she eventually relearned to talk and walk. They were divorced in 1983 following a very turbulent marriage, and he subsequently married Felicity ("Liccy") d'Abreu Crosland (b. 12 December 1938), Neal's then-best friend, to whom he was married until his death.

Anak

  • Olivia, anaknya yang tertua, meninggal dunia pada umur 7 tahun karena cacar.
  • Theo Dahl pada umur 4 bulan terluka parah ketika kereta bayinya tertabrak taksi di New York City. Untuk beberapa lama ia menderita hydrocephalus. Roald Dahl pun terlibat dalam usaha penyembuhannya dan mengembangkan sebuah alat yang kemudian dinamakan "Wade-Dahl-Till" (atau WDT), alat ini berupa katup yang membantu kondisi penderita.
  • Ophelia Dahl adalah direktur dan salah satu pendiri Partners in Health (Rekan dalam Kesehatan) bersama dengan dokter Paul Farmer, sebuah organisasi nirlaba yang mendedikasikan diri untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang berdiam di wilayah-wilayah termiskin di dunia.
  • Tessa Dahl memiliki anak perempuan, Sophie, yang kemudian menjadi inspirasi untuk karakter utama dalam buku cerita kakeknya, Roald Dahl, BFG. Sophie Dahl sendiri kemudian menjadi seorang model dan pengarang.
  • Lucy Dahl berprofesi sebagai penulis naskah di Los Angeles.

Sikap terhadap Israel

Referensi

  • (Indonesia) Roald Dahl, Boy: Kisah Masa Kecil. Alih Bahasa: Poppy Damayanti Chusfani. Gramedia Pustaka Utama, 2004. 232 halaman. ISBN 979-22-0612-4