Templat:Dream Theater

Dream Theater
Dream Theater 2013 Dari kiri ke kanan: Mike Mangini, John Petrucci, James LaBrie, Jordan Rudess, dan John Myung.
Dream Theater 2013 Dari kiri ke kanan: Mike Mangini, John Petrucci, James LaBrie, Jordan Rudess, dan John Myung.
Informasi latar belakang
AsalBoston, Massachusetts
GenreProgressive metal, progressive rock
Tahun aktif1985 - Hingga Kini
LabelRoadrunner, Warner Bros., Atlantic, Elektra, EastWest, Atco Records, Mechanic
Artis terkaitLiquid Tension Experiment, Explorers Club, MullMuzzler, Platypus, The Jelly Jam, OSI
Situs webwww.dreamtheater.net
AnggotaJames LaBrie
John Myung
John Petrucci
Jordan Rudess
Mike Mangini
Mantan anggotaMike Portnoy
Derek Sherinian
Kevin Moore
Charlie Dominici
Chris Collins

Dream Theater adalah salah satu grup progressive metal paling terkemuka di dunia saat ini. Terbentuk pertama kali pada tahun 1985 dengan nama Majesty. Didirikan oleh Mike Portnoy, John Petrucci dan John Myung, mereka telah merilis tiga belas album studio, enam rekaman live dan satu album pendek (EP). Album pertama mereka, When Dream and Day Unite direkam dengan Charlie Dominici sebagai vokalis dan Kevin Moore sebagai pemain keyboards. Dominici berusia jauh lebih tua daripada anggota lainnya dan ingin memainkan musik yang lain, sehingga ia kemudian keluar dari grup. Mereka kemudian mencari pengganti yang ideal selama 2 tahun sampai akhirnya bertemu dengan James LaBrie, vokalis dari Kanada melalui audisi, yang mengisi posisi vokalis sampai saat ini.

Bersama LaBrie mereka merekam Images And Words yang melambungkan nama mereka ke jajaran internasional dengan "Pull Me Under" dan "Another Day". Awake adalah album terakhir mereka dengan Moore yang kemudian digantikan oleh Derek Sherinian untuk album Falling Into Infinity. Pada akhirnya Sherinian juga digantikan oleh Jordan Rudess dan formasi ini masih bertahan sampai hari ini.

Mereka telah meluncurkan album konsep Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory dan album ganda Six Degrees of Inner Turbulence. Pada tahun 2003 mereka memutuskan untuk merekam album non-konsep Train of Thought yang sangat dipengaruhi oleh grup thrash metal seperti Metallica. Album mereka yang berjudul Octavarium dikeluarkan pada tanggal 7 Juni 2005 dan selain merupakan album studio kedelapan juga mengandung delapan lagu.

Setelah Dream Theater meluncurkan album Live mereka dalam memperingati 20 tahun Dream Theater terbentuk yang berjudul Score yang direkam pada tanggal 1 April 2006 di Radio City Music Hall,US. Mereka kembali bersiap meluncurkan album ke sembilan mereka dengan membawa bendera label record baru yaitu Roadrunner Records, mereka telah merampungkan album Systematic Chaos yang berisi 8 lagu dan akan diluncurkan pada tanggal 5 Juni 2007 di US.

Namun menjelang akhir tahun 2010, sang drummer Mike Portnoy memutuskan untuk keluar dari band ini, yang kemudian digantikan oleh Mike Mangini setelah melalui audisi menyisihkan 6 drummer kelas dunia. Album mereka yang terbaru "A Dramatic Turn of Events" yang digarap bersama drummer baru mereka, diluncurkan pada pertengahan 2011, dengan hits pertama "On The Back Of Angels".

Sejarah

Awal karir (1985–1990)

Pendiri band (dari kiri ke kanan) John Myung, Mike Portnoy, dan John Petrucci pada tahun 1985.

Dream Theater dibentuk pada bulan September 1985, ketika gitaris John Petrucci dan bassis John Myung memutuskan untuk membentuk sebuah band untuk mengisi waktu luang mereka ketika bersekolah di Berklee College of Music di Boston. Mereka lalu bertemu seorang pemain drum, Michael Stephen Portnoy, di salah satu ruang latihan di Berklee, dan setelah dua hari negosiasi, mereka berhasil mengajak Mike Portnoy untuk bergabung. Setelah itu, mereka bertiga ingin mengisi dua tempat kosong di band tersebut, dan Petruccimengajak kepada teman band waktu SMA, Kevin Moore, untuk menjadi pemain keyboard. Dia setuju, dan ketika Chris Collins diajak untuk menjadi vokalis, band tersebut sudah komplit.

Dengan lima anggota, mereka memutuskan untuk menamai band tersebut dengan nama Majesty. Menurut dokumentasi DVD Score, mereka berlima sedang mengantri tiket untuk konser Rush di Berklee Performance Center ketika mendengarkan Rush dengan boom box. Portnoy lalu berkata bahwa akhiran dari lagu tersebut (Bastille Day) terdengar sangat "majestic". Pada saat itulah mereka memutuskan Majesty adalah nama yang bagus untuk sebuah band.

Pada saat - saat tersebut, Portnoy, John Petrucci dan Myung masih berkutat dengan kuliah mereka, juga dengan kerja paruh waktu dan mengajar. Jadwal mereka menjadi kiat ketat sehingga mereka harus memutuskan antara mengejar karier di bidang musik atau mengakhiri band Majesty. Namun akhirnya Majesty menang dan mereka bertiga keluar dari Berklee untuk berkonsentrasi di karier musik. Petrucci mengomentari tentang hal ini di dokumentasi DVD Score, ia berkata bahwa saat tersebut sangat susah untuk meminta kepada orang tuanya untuk pergi ke sekolah musik. Dan lebih susah lagi untuk menyakinkan orang tuanya agar ia boleh keluar dari sekolah.

Moore juga akhirnya keluar dari sekolahnya, SUNY Fredonia Stagan, untuk berkonsentrasi dengan band tersebut.

When Dream and Day Unite (1989-1990)

Berkas:Dream 1989.jpg
Dream Theater tahun 1989: John Petrucci, Mike Portnoy, Charlie Dominici, Kevin Moore, dan John Myung.

Dengan stabilitas baru mereka, Dream Theater berkonsentrasi pada menulis lebih banyak bahan saat bermain konser di New York dan di daerah sekitarnya. Hal ini akhirnya menarik perhatian Mechanic Records, sebuah divisi dari MCA. Dream Theater menandatangani kontrak rekaman pertama mereka dengan Mechanic pada 23 Juni 1988 dan berangkat untuk merekam album debut mereka. Band ini merekam album di Kajem Victory Studios di Gladwyne, Pennsylvania. Merekam trek dasar sekitar 10 hari, dan seluruh album selesai dalam waktu sekitar 3 minggu.

When Dream and Day Unite dirilis pada tahun 1989. Mechanic akhirnya melanggar sebagian besar kontrak yang telah mereka buat untuk Dream Theater, sehingga band ini dibatasi untuk bermain di sekitar New York. Tur promosi untuk album hanya terdiri dari lima konser, yang semuanya relatif lokal. Pertunjukan pertama mereka di Sundance Bay Shore, New York pembuka classic rock power, Zebra.

Setelah pertunjukan keempat, Charlie Dominici dikeluarkan karena band ini mulai merasakan keterbatasan suara vokal Charlie Dominici berdasarkan gaya vokal mereka inginkan. Band ini sedang mencari gaya vokal lebih mirip Bruce Dickinson / Geoff Tate. Tak lama setelah itu, band Marillion meminta Dream Theater menjadi band pembuka bagi mereka di sebuah pertunjukan di Ritz , New York, jadi Dominici diberi kesempatan untuk melakukan satu kali terakhir. Ini terjadi dua tahun sebelum Dream Theater menemukan vokalis pengganti.

Dengan label Atlantic

Images and Words dan pergantian vokalis James LaBrie (1991–1993)

Setelah kepergian Dominici, Dream Theater mengadakan audisi penyanyi dan menulis materi untuk album berikutnya. Dalam pencarian mereka untuk posisi vokalis, diikuti lebih dari 200 orang, di antaranya mantan vokalis Fates Warning John Arch. John akhirnya memutuskan bahwa komitmen pribadinya yang lebih penting, dan ia memilih untuk tidak bergabung dengan band. Pada pertengahan 1990, di sebuah acara di New York, Dream Theater memperkenalkan Steve Stone sebagai penyanyi baru mereka. Mereka telah berhasil merekam sebuah demo dengannya. Steve Stone hanya melakukan satu pertunjukan live dengan mereka, yang berakhir malapetaka, dan dipecat segera. Mereka mengatakan ia terlalu sering bergerak di mengelilingi panggung dengan cara yang agak aneh, tampaknya melakukan kesan buruk bagi Bruce Dickinson. Juga, ia sering berteriak "Scream for me Long Beach!" beberapa kali sepanjang acara, meskipun mereka tampil di Bayshore. Ini adalah lima bulan sebelum Dream Theater memainkan pertunjukan lain. Sampai tahun 1991, band ini tetap fokus dalam upaya untuk menyewa penyanyi lain dan menulis musik. Selama periode ini mereka menulis sebagian besar materi yang akan menjadi album Images and Words (1992).

Pada bulan Januari 1991, Kevin James LaBrie, dari glam metal band Winter Rose, diterbangkan dari Kanada ke New York untuk ikut audisi. James LaBrie melakukan audisi tiga lagu dengan band, dan segera dikontrak untuk mengisi posisi vokalis. Setelah direkrut, LaBrie memutuskan untuk menghilangkan nama depannya untuk menghindari kebingungan dengan Kevin lainnya di band, (Kevin Moore). Selama beberapa bulan, band ini kembali ke mengadakan konser (masih kebanyakan sekitar New York). Derek Shulman dan Atco Records (sekarang EastWest), sebuah divisi dari Elektra Records, menawarkan kontrak untuk tujuh album berdasarkan tiga lagu demo (yang kemudian dibuat sebagai "The Atco Demo" melalui fan club Dream Theater).

Album pertama yang direkam dibawah kontrak rekaman baru mereka adalah Images and Words (1992). Untuk promosi, label merilis CD Single dan klip video untuk lagu "Another Day", tapi tidak membuat dampak komersial yang signifikan. Lagu "Pull Me Under", berhasil diputar di radio tanpa promosi terorganisasi dari band atau label mereka. Sebagai tanggapan, ATCO membuatkan klip video untuk "Pull Me Under", yang sering diputar di MTV. Sebuah video klip ketiga diproduksi untuk "Take the Time", tapi tidak berhasil seperti "Pull Me Under".

Keberhasilan "Pull Me Under", dikombinasikan dengan tur tanpa henti di seluruh Amerika Serikat dan Jepang, menyebabkan Images and Words mencapai sertifikasi gold di Amerika dan status platinum di Jepang.

Album Awake dan keluarnya Kevin Moore (1994-1995)

Dream Theater masuk ke studio pada Mei 1994, untuk mengerjakan materi album selanjutnya. Awake, album studio ketiga Dream Theater, dirilis pada 4 Oktober 1994 di tengah-tengah badai kontroversi. Sesaat sebelum album tersebut pada proses mixing, Moore telah mengumumkan ke seluruh anggota band bahwa ia akan keluar dari Dream Theater untuk berkonsentrasi pada ketertarikan musiknya sendiri, karena ia tidak lagi tertarik pada tur atau gaya musik yang ada pada Dream Theater. Akibatnya, band ini harus berjuang untuk mencari keyboardist pengganti sebelum tur dijalankan.

Jens Johansson, yang menjadi anggota band Stratovarius, merupakan salah satu nama terbesar untuk audisi, namun anggota band bersemangat untuk mengisi posisi keyboard dengan keyboardist Jordan Rudess. Portnoy dan Petrucci telah menemukan Rudess di "Keyboard Magazine", di mana ia diakui sebagai "The best new talent" dalam jajak pendapat pembaca. Keduanya mengundang Jordan untuk memainkan pertunjukan dengan band di "Concrete Foundations Forum" di Burbank, California. Meskipun acara itu sukses, dan Rudess diminta untuk mengisi posisi keyboardist secara permanen, ia memilih untuk tur dengan The Dixie Dregs. Akhirnya, Dream Theater mengajak sesama alumnus Berklee, Derek Sherinian, yang sebelumnya telah melakukan tur dengan Alice Cooper dan Kiss, untuk mengisi posisi keyboard pada "Waking Up the World Tour". Akhirnya, ditengah-tengah tur, band memutuskan untuk mengontrak Sherinian sebagai keyboardist pengganti Moore.

A Change of Seasons, Falling into Infinity (1995–1998)

Setelah menemukan anggota baru, Dream Theater tidak segera mulai bekerja pada materi baru. Fans di seluruh dunia, yang tergabung di YtseJam Mailing List (bentuk komunikasi yang paling populer antara penggemar Dream Theater pada saat itu), telah mulai memberikan tekanan pada band untuk segera merilis ulang lagu "A Change of Seasons", yang telah ditulis pada tahun 1989 dan dimaksudkan untuk menjadi bagian dari Images and Words, (tetapi dengan durasi hampir 17 menit, itu dianggap terlalu panjang untuk penempatan album studio), yang telah sering memainkannya secara live, dan terus merevisinya di tahun-tahun menjelang 1995.

Petisi ini berhasil, dan band masuk ke "BearTracks Studios" di New York pada Mei 1995 untuk menulis ulang dan merekam lagu yang sekarang menjadi 23 menit panjangnya, dengan Derek Sherinian yang memberikan kontribusi signifikan terhadap lagu tersebut. Band ini merilis "A Change of Seasons" sebagai EP bersama dengan koleksi lagu penutup dari pertunjukan live yang direkam di Ronnie Scott Jazz Club di London awal tahun 1995.

Setelah menjalankan konser singkat dan istirahat sejenak, band ini merilis CD Natal khusus melalui fan club resmi mereka, yang terdiri dari trek langka yang tercatat selama tahun-tahun awal band ini. Mereka terus merilis sebuah CD baru setiap Natal sampai tahun 2005.

Sementara itu, ada beberapa perubahan pada EastWest, dan pemegang kontak utama Dream Theater pada label dipecat. Akibatnya, tim baru di perusahaan tidak terbiasa dengan hubungan Dream Theater, dan mereka menekan Dream Theater untuk menulis sebuah album yang lebih mudah didengar. Pada pertengahan 1997, mereka masuk studio untuk menulis album berikutnya. Selain menekan band untuk mengadopsi suara yang lebih menjual, EastWest merekrut penulis / produser Desmond Child bekerja sama dengan Petrucci untuk memoles lirik lagunya "You or Me". Seluruh band menulis ulang lagu, dan Desmond Child juga memunculkan dampak yang nyata pada album, dengan pergeseran ke arah komposisi yang lebih "radio-friendly".

Dream Theater telah menulis materi hampir dua CD, termasuk lanjutan untuk Images and Words "Metropolis-I: The Miracle dan Sleeper" yang panjangnya hampir 20 menit. Pihak label, bagaimanapun juga tidak mungkin untuk mengijinkan peluncuran album ganda karena merasa bahwa durasi 140 menit tidak akan diterima dengan baik oleh masyarakat umum. James LaBrie juga merasa bahwa CD harus satu disk. Lagu-lagu yang tidak terpakai kemudian dirilis di YtseJam Record dengan judul Falling into Infinity Demo.

Materi yang terpakai, dirilis sebagai album Falling into Infinity, yang menerima sambutan beragam dari fans yang lebih akrab dengan suara band sebelumnya. Sementara album ini terdengar kurang progresif, trek seperti "Hollow Years" dan "You not Me" membawa nuansa baru pada lagu Dream Theater. Secara keseluruhan, album ini menuai kekecewaan. Meskipun Portnoy tidak berbicara secara terbuka pada saat itu, ia kemudian mengungkapkan dalam DVD dokumenter 5 Years di Livetime di tahun 2004, bahwa ia telah begitu putus asa selama periode tersebut dan dia telah menganggap Dream Theater bubar sama sekali.

Selama "Touring into Infinity" ke Eropa, dua konser telah direkam untuk album live berjudul Once in a LIVEtime, di Perancis dan Belanda. Album ini dirilis sekitar 1998.

Masuknya Jordan Rudess dan Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory (1999-2000)

Pada tahun 1997, Mike Varney dari Magna Carta Records mengundang Mike Portnoy untuk membentuk sebuah band supergrup progresif untuk menciptakan sebuah album, dan ini menjadi yang pertama dalam serangkaian panjang proyek sampingan untuk anggota Dream Theater. Anggota band terdiri dari Mike Portnoy pada drum, John Petrucci pada gitar, Tony Levin pada bass, dan Jordan Rudess pada keyboard, yang telah selesai dengan Dixie Dregs. Band ini diberi nama Liquid Tension Experiment, dan akan menjadi media bagi Portnoy dan Petrucci untuk mendekati Jordan Rudess agar mau bergabung dengan Dream Theater. Pada tahun 1999, ia menerima tawaran untuk menjadi keyboardist permanen Dream Theater, menggantikan Derek Sherinian.

Dengan anggota baru lagi, Dream Theater mulai menulis dan merekam album berikutnya di BearTracks Studio. Sebagai hasil ultimatum dari Portnoy, label memberi band kebebasan untuk berkreasi. Band ini mulai menindak lanjuti "Metropolis-Part 2", yang telah ditulis selama sesi Falling into Infinity tetapi tidak dimasukkan pada album itu. Mereka memutuskan untuk memperluas lagu 20 menit menjadi album konsep yang lengkap, dengan cerita berputar di sekitar tema-tema seperti reinkarnasi, pembunuhan dan pengkhianatan. Pada tahun 1999, Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory dirilis.

Six Degrees of Inner Turbulence (2001–2002)

Dream Theater sekali lagi memasuki BearTracks Studios untuk merekam album studio keenam mereka. Empat tahun setelah mereka pertama kali mengajukan petisi ke EastWest untuk memungkinkan mereka merilis album ganda, mereka akhirnya mendapat kesempatan mereka dengan Six Degrees of Inner Turbulence. CD pertama terdiri dari lima lagu berdurasi 7-13 menit, dan disc kedua yang berisi lagu berdurasi 42 menit, yang menjadi lagu terpanjang Dream Theater yang pernah ditulis. Banyak dari melodi lagu dan tema musik yang berasal dari sepotong instrumental, ditulis oleh Rudess, yang pada akhirnya menjadi lagu "Overture". Tema tersebut kemudian diperluas oleh anggota band untuk membentuk masing-masing bab dalam sebuah cerita yang utuh.

Six Degrees of Inner Turbulence diterima dengan baik oleh para kritikus dan pers. Yang menjadikan album ini paling dipublikasikan sejak album Awake, memulai debutnya di tangga lagu Billboard di urutan ke 46, dan tangga lagu Billboard Internet di urutan pertama.

Train of Thought (2003–2004)

Pada tahun 2003, Dream Theater masuk studio untuk menulis dan merekam album lain. Tidak seperti Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory, yang telah ditulis dan direkam secara bersamaan di studio, band ini mengambil pendekatan yang berbeda dengan menyisihkan waktu tiga minggu untuk menulis lagu sebelum rekaman. Di tengah sesi rekaman untuk album, tur khusus dengan dua band metal progresif lainnya, Queensryche dan Fates Warning, diadakan di Amerika Utara. Dimaksud dalam materi promosi band sebagai "Escape from the Studio American tour", tur gabungan dari Queensryche dan Dream Theater dengan Fates Warning sebagai band pendukung. Sebagai akhir untuk setiap konser ada encore yang diperpanjang di mana Dream Theater dan Queensryche tampil di atas panggung secara bersamaan, memainkan lagu-lagu penutup.

Setelah tur selesai, Dream Theater kembali ke studio untuk menyelesaikan rekaman album ketujuh mereka, Train of Thought. Berbeda dengan lagu-lagu di album mereka sebelumnya, suara musik metal lebih banyak terdengar di album ini, yang terdengar agak asing bagi banyak penggemar, yang telah terbiasa mendengar suara rock progresif dari band. Dalam waktu ini mereka juga kembali merilis ulang dua video live pertama dalam format DVD, berjudul "Images and Words: Live in Tokyo / 5 Years in a Livetime" pada tanggal 29 Juni 2004, melalui Rhino Records. Rilis ini bersertifikat Platinum pada tanggal 22 Maret 2006.

Tur dunia pun digelar, bernama Train of Thought Tour. Mulai saat itu mereka mengadakan tur yang bertajuk "An Evening with Dream Theater". Dream Theater juga merekam konser mereka di Nippon Budokan Hall yang terkenal di Tokyo, Jepang dan dirilis dalam bentuk CD/DVD berjudul Live at Budokan, yang dirilis pada tanggal 5 Oktober 2004, dan telah disertifikasi Platinum di Amerika Serikat pada tanggal 26 Januari 2005.

Octavarium (2005–2006)

The five members of Dream Theater standing together in front of a drum kit and some amplifiers on a stage.
Dream Theater setelah konser di Paris (2005). Dari kiri ke kanan: Mike Portnoy, John Petrucci, James LaBrie, John Myung dan Jordan Rudess

Setelah tur untuk mempromosikan album Train of Thought selesai, Dream Theater kembali masuk studio Hit Factory di New York untuk merekam album kedelapan mereka. Mereka menjadi grup band terakhir yang menggunakan studio tersebut, sebelum ditutup pada tanggal 1 April 2005.

Octavarium dirilis pada tanggal 7 Juni 2005, yang memberi band nuansa yang baru. Album tersebut berisi delapan lagu termasuk lagu epik "Octavarium", sebuah epik 24 menit yang menyaingi lagu "A Change of Seasons ". Octavarium menerima tanggapan yang beragam dari para fan dan merupakan album terakhir di bawah kesepakatan tujuh album mereka dengan Elektra Records, yang mewarisi kontrak dari East West Records.

Era Roadrunner

Systematic Chaos dan Greatest Hit (2006–2008)

Untuk pertama kalinya dalam karir mereka, band ini memutuskan untuk mengambil cuti musim panas setelah pertunjukan mereka di "Radio City Music Hall". Pada bulan September 2006, Dream Theater kembali memasuki Avatar Studios untuk merekam album selanjutnya. Album studio kesembilan Dream Theater, Systematic Chaos, dirilis pada tanggal 5 Juni 2007. Menandai kerja sama pertama mereka dengan label baru Roadrunner Records, yang pada tahun 2010 akan menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh band label sebelumnya Atlantic Records. Roadrunner memberikan peningkatan promosi untuk album, dan Systematic Chaos menempati nomor 19 di tangga lagu Billboard 200. Roadrunner juga membuat video klip untuk lagu "Constant Motion" pada tanggal 14 Juli 2007, video klip band pertama sejak "Hollow Years" pada tahun 1997.

Pada tanggal 1 April 2008, album kompilasi dua-disc berjudul Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs) dirilis oleh band. Judul album berdasar pada referensi lagu "Pull Me Under", satu-satunya lagu yang berhasil menjadi radio hit. Album ini juga mencakup tiga lagu yang di "mix" ulang dari album kedua mereka, Images and Words, lima lagu diedit dari lagu yang dirilis sebelumnya, dan trek single yang belum pernah dirilis sebelumnya. Tidak seperti kebanyakan greatest hits kompilasi, Dream Theater aktif terlibat dengan album, dengan daftar lagu yang mereka rasa paling mewakili karier musik mereka.

Setelah merilis Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs), drummer Mike Portnoy mengadakan tur baru yang disebut "Progressive Nation 2008". Tidak seperti tur Dream Theater sebelumnya, pertunjukan diadakan di kota-kota yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya di masa lalu (seperti Vancouver, Kanada) atau kota-kota yang jarang mereka kunjungi selama beberapa tahun.

Pada bulan September 2008, band ini merilis satu set DVD yang berjudul Chaos In Motion 2007/2008, menampilkan lagu-lagu yang direkam di beberapa konser selama "Chaos in Motion tour".

Black Clouds & Silver Linings (2008–2010)

Pada tanggal 7 Oktober 2008, Dream Theater kembali ke Avatar Studios untuk mulai mengerjakan album kesepuluh mereka, yang berjudul Black Clouds & Silver Linings, dirilis pada tanggal 23 Juni 2009. Selain CD standar, album ini tersedia dalam format vinyl LP, serta 3-disc "Special Edition CD" yang mencakup full album, CD campuran instrumental album dan CD dari enam lagu penutup dari artis seperti Queen dan Rainbow. Pada tanggal 1 Juli 2009, album menempati tangga lagu nomor 6 di Top 200 chart album Billboard, dengan penjualan minggu pertama sebesar 40.285, merupakan rekor tertinggi mereka dalam penjualan album.

Keluarnya Mike Portnoy (2010–2011)

Mike Portnoy memutuskan untuk meninggalkan Dream Theater pada 8 September 2010.

Pada tanggal 8 September 2010, Mike Portnoy mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan Dream Theater, mengutip hubungan yang lebih baik dalam proyek-proyek lain, kelelahan, dan keinginannya untuk istirahat sebagai alasan. Dalam wawancara John Petrucci dengan MusicRadar,[1] ia mengungkapkan bahwa awalnya Portnoy tidak ingin meninggalkan band. Ia hanya ingin mengambil istirahat selama lima tahun. Dia akhirnya mempersingkat menjadi sekitar satu tahun. Hanya setelah angggota band yang lain menolak proposal itu Portnoy memutuskan untuk keluar.

Setelah Mike Portnoy meninggalkan Dream Theater, hubungan antara dia dan anggota band menjadi tegang. Pada bulan Februari 2011, Portnoy mengeluh bahwa tak seorang pun dari band ini yang mau menerima telpon dan membalas e-mail darinya. Namun, kemudian Portnoy berkomentar bahwa hanya Petrucci dan Rudess yang masih berhubungan dengan dia. Ketegangan menjadi sangat tinggi ketika Portnoy menyebut James LaBrie "tidak sopan" untuk komentar yang dibuat LaBrie selama wawancara, yang menyatakan bahwa Dream Theater "tidak sedih sama sekali" setelah Portnoy tidak lagi menjadi anggota band.

Pada suatu hari, laporan palsu muncul bahwa Portnoy telah menggugat Dream Theater. Portnoy menyatakan bahwa ia ingin bergabung kembali dengan band:. "Mereka adalah orang-orang yang telah menutup pintu dan aku hanya butuh istirahat, dan aku sudah istirahat dan aku telah siap, bersedia dan mampu. Tapi jujur aku tidak berpikir mereka pernah.. akan menerima, mereka telah menutup pintu mereka dan aku pikir mereka terlalu keras kepala dalam pembuktian diri tanpaku. Jadi aku tidak terlalu berharap. Tapi pintuku selalu terbuka..."[2]

Sekitar sebulan setelah keluarnya Portnoy, Dream Theater mulai audisi untuk drummer baru di New York City. Para kandidat diberitahu apakah mereka dipilih atau tidak pada tanggal 5 November 2010. Drumer yang diundang untuk audisi adalah Mike Mangini, Derek Roddy, Thomas Lang, Virgil Donati, Marco Minnemann, Aquiles Priester, dan Peter Wildoer. Namun, hasil audisi tidak dipublikasikan sampai April 2011 melalui tiga bagian seri dokumenter di YouTube yang diberi judul "The Spirits Carries On". Dalam episode terakhir dari seri tersebut, diumumkan bahwa Mike Mangini adalah drummer yang dipilih. Petrucci kemudian menjelaskan bahwa Portnoy sebenarnya mendekati mereka untuk bergabung kembali setelah keputusan mereka memilih Mangini. Mangini saat itu telah meninggalkan pekerjaannya sebagai profesor di Berklee dan berkomitmen untuk Dream Theater, sehingga tawaran Portnoy itu ditolak.[3]

A Dramatic Turn of Events

Dream Theater kembali masuk "Cove City Sound Studios" untuk mulai mengerjakan album baru pada tanggal 3 Januari 2011. Sesi menulis lagu selesai pada tanggal 2 Maret 2011 dan dilakukan tanpa Mangini. Pada tanggal 14 April 2011, LaBrie mulai merekam vokal dan 28 Juni 2011 mixing dan mastering oleh Andy Wallace selesai.

KonserA Dramatic Tour of Events pada tahun 2012.

A Dramatic Turn of Events dirilis di seluruh dunia pada tanggal 12 September 2011 dan di Amerika Serikat pada tanggal 13 September 2011. A Dramatic Turn of Events berhasil menempati tangga lagu nomor satu di beberapa negara dan mencapai posisi delapan di Billboard 200. Single "On the Backs of Angels", menjadi nominasi di Grammy Awards 2012, untuk "Best Hard Rock/Metal Performance".

Dream Theater menggebrak tur untuk promosi A Dramatic Turn of Events pada tanggal 4 Juli 2011 di Roma, Italia. Setelah istirahat sejenak di akhir 2011, band ini kembali ke Eropa dengan Periphery, ke Asia dengan Andy McKee, ke Amerika Utara dengan Crimson Projekct dan kemudian ke Amerika Selatan untuk akhir dari rangkaian tur. Pada 19 dan 20 Agustus 2012, dua konser direkam di Luna Park Buenos Aires, Argentina, dan dirilis dalam format Blu-ray oleh "Over the Edge Productions". Setelah tertunda selama enam bulan, Live at Luna Park dirilis pada tanggal 5 November 2013, oleh Eagle Rock Entertainment.

Dream Theater (2013 - Sekarang)

Pada saat tur "A Dramatic Tour of Events" Dream Theater mulai menulis konsep untuk album studio kedua belas. Selama soundchecks, band ini mencatat dan merekam ide-ide mereka, dan John Petrucci membawa materi yang ia tulis secara independen. Setelah menyelesaikan tur, band ini mengambil istirahat tapi terus menulis. Mereka berkumpul kembali di awal 2013 untuk masuk studio.

Pada bulan Desember 2012, Dream Theater kembali menandatangani kontrak dengan Roadrunner Records; band harus segera mulai merekam album baru sebagai bagian dari perjanjian baru. Band ini berkomentar: "dedikasi Roadrunner dan komitmen untuk Dream Theater telah jelas bagi kita semua dari awal, dan konsisten di semua departemen dan pada semua tingkatan. Roadrunner adalah sebuah label rekaman yang tidak hanya besar pada apa yang mereka lakukan tapi yang benar-benar memahami tentang Dream Theater, dan orang-orang yang menakjubkan yang mendukung kami di seluruh dunia yang bangga kami sebut sebagai fans kami. Mereka adalah perusahaan rekaman kita dengan sebuah organisasi yang berakar pada cita-cita dan misinya. Kami telah mencapai banyak karir dan menyandarkan tonggak pada Roadrunner dan semua dipompa dalam semangat menghadapi masa depan kami bersama-sama!".

Berkas:Konser Dream Theater Jakarta.jpg
Mangini, Labrie, dan Petrucci pada konser di Senayan, Jakarta Oktober 2014.

Album kedua belas Dream Theater dirilis pada tanggal 23 September 2013. Album ini terjual lebih dari 34.000 kopi dalam minggu pertama dan menempati tangga lagu nomor 7 di Billboard 200, ketiga berturut-turut menjadi 10 besar. Selain itu, album ini juga menempati posisi teratas di 24 negara termasuk Jepang, Jerman, Argentina, Belanda, Finlandia, Italia, Swiss, Kanada, Denmark, Norwegia, Austria, Australia dan Inggris Raya.

Album live keenam Dream Theater, Live at Luna Park, dirilis pada tanggal 5 November 2013.

Pada tanggal 6 Januari 2014, John Petrucci mengatakan bahwa Dream Theater sudah "menanam benih untuk album ke-13". Dia berkomentar: "Ada beberapa ide lagu dan hal-hal kecil semisal itu - tidak ada yang benar-benar resmi, tetapi benih-benih tersebut seperti mulai ditanam. Salah satu hal besar mengenai karir ini adalah bahwa Anda memiliki kesempatan setiap kali masuk dan mulai lagi dengan sebuah batu tulis kosong dan berpikir, apa yang bisa kita lakukan dengan membuat sesuatu yang berbeda? Bagaimana kita bisa membuat ini lebih baik? mana bisa kita pergi dari sini? Setiap album memiliki cerita, dan untuk terus-menerus memiliki kesempatan baru untuk membuatnya benar-benar memuaskan."[4]

Pada tanggal 21 Agustus 2014, Dream Theater mengumumkan album DVD live mereka, Breaking the Fourth Wall, yang direkam secara live di pertunjukan mereka di "The Boston Opera House" pada tanggal 25 Maret 2014. Selama konser ini, band ini bergabung dengan "The Berklee World Strings and The Berklee Concert Choir", disutradarai oleh Eren Başbuğ. Breaking the Fourth Wall dirilis pada tanggal 30 September 2014.

Karakteristik penulisan lagu

Beberapa teknik penulisan lagu yang unik telah dilakukan oleh Dream Theater, yang kebanyakan terjadi di masa - masa sekarang, ketika mereka bisa bereksperimen dengan label rekaman mereka sendiri.

Dimulai dengan Train of Thought, Dream Theater sudah memulai memasukkan elemen - elemen kecil dan tersembunyi di musik mereka, dan memuat elemen tersebut kepada peminat yang lebih fanatik. Karakteristik yang paling terkenal (yang biasa disebut "nugget") tersembunyi di "In the Name of God", yang merupakan sandi morse dari "eat my ass and balls" (makan pantatku dan penisku), yang merupakan kata - kata terkenal dari Mike Portnoy. Sejak saat itu, banyak peminat - peminat Dream Theater mulai berusaha menemukan hal - hal kecil yang biasanya tidak menarik bagi peminat biasa.

Beberapa dari teknik mereka yang terkenal termasuk:

  • Dream Theater kadang menggunakan teknik penulisan lagu dimana bagian - bagian dari sebuah lagu dikembangkan tiap kali mereka dimainkan. Contohnya, lagu "6:00" dari Awake. Setelah awalan lagu, mereka hampir memainkan chorus, tapi mengulang lagu tersebut dari awalan lagi (di menit 1:33). Dan ketika chorus sudah seharusnya dimainkan pada saat berikutnya, mereka mengulang lagi dari awalan, di menit 2:11. Teknik ini bisa juga ditemukan di "Peruvian Skies", "Blind Faith" dan "Endless Sacrifice"
  • Penggunaan notasi yang berulang - ulang juga digunakan, yang sudah dikenal dari lagu - lagu Charles Ives, contohnya:
    • Tema lagu "Wait for Sleep" muncul di "Learning to Live" (menit 8:11) dan juga muncul dua kali di "Just Let Me Breath" (menit 3:39 dan 5:21)
    • Tema lagu "Learning to Live" muncul di "Another Day" (menit 2:53)
    • Tema lagu "Space-Dye Vest" digunakan beberapa kali di album Awake.
    • Tema pembukaan dari "Erotomania" digunakan di "Voices" di Awake (menit 4:51).
    • Satu dari melodi - melodi di "Metropolis Pt 1 (The Miracle and the Sleeper)" diulang di chorus kedua di "Home" dari Metropolis Pt 2 (Scenes From A Memory), dengan cuma pengubahan satu kata. Beberapa lirik dari "Metropolis Pt 1" just digunakan di "Home". Pada dasarnya, keseluruhan album "Scenes From A Memory" penuh dengan musikal/lirikal/konseptual variasi dari elemen - elemen musikal dari "Metropolis Pt 1" dan "The Dance of Eternity" sebenarnya dibangun dari variasi - variasi elemen musik di lagu - lagu dalam album tersebut.
    • Bagian - baguan dari tiap lagu di album "Octavarium" telah digunakan di bagian kelima dari lagu berjudul sama, "Octavarium".
  • Six Degrees of Inner Turbulence, studio album ke enam mereka, memuat enam lagu dan mempunyai karakter - karakter angka enam di judul - judul lagunya. Train of Thought, studio album ke tujuh mereka, memuat tujuh lagu. Octavarium, studio album ke delapan mereka memuat delapan lagu dan judul albumnya diambil dari kata octo, yang merupakan kata Latin yang berarti delapan, berarti satu oktaf dari istilah musik, yang mana merupakan jarak dari satu not ke not lain adalah delapan not di tangga nada diatonik. Judul lagi dari CD ini adalah 24 menit, kelipatan dari 8. Halaman depan albumnya juga memuat karakter - karakter yang berhubungan dengan 5 dan 8. Contohnya, satu set dari kotak - kotak putih dan kotak - kotak hitam, mempunyai arti satu oktaf dari piano.
  • Lagu "Octavarium" dulunya ingin diakhiri dengan seruling yang bergema serupa dengan awalan lagu tersebut. Namun diganti dengan not piano yang sama dari awalan album Octavarium. Mike Portnoy telah mengatakan bahwa seri awalan - akhiran album akan berhenti disini, karena album ke sembilan mendatang tidak akan diawali dengan akhiran "Octavarium"
  • Analisis detail tentang "nugget" di "Octavarium" (disebut oleh Mike rio Portnoy sebagai "sebuah nugget raksasa") telah dipublikasikan di sebuah situs independen.

Diskografi

Album Studio

Album Live

Video

Single

Album kompilasi

Anggota Band

Timeline

Pranala luar

Dream Theater
Dream Theater 2013 Dari kiri ke kanan: Mike Mangini, John Petrucci, James LaBrie, Jordan Rudess, dan John Myung.
Dream Theater 2013 Dari kiri ke kanan: Mike Mangini, John Petrucci, James LaBrie, Jordan Rudess, dan John Myung.
Informasi latar belakang
AsalBoston, Massachusetts
GenreProgressive metal, progressive rock
Tahun aktif1985 - Hingga Kini
LabelRoadrunner, Warner Bros., Atlantic, Elektra, EastWest, Atco Records, Mechanic
Artis terkaitLiquid Tension Experiment, Explorers Club, MullMuzzler, Platypus, The Jelly Jam, OSI
Situs webwww.dreamtheater.net
AnggotaJames LaBrie
John Myung
John Petrucci
Jordan Rudess
Mike Mangini
Mantan anggotaMike Portnoy
Derek Sherinian
Kevin Moore
Charlie Dominici
Chris Collins

Dream Theater adalah salah satu grup progressive metal paling terkemuka di dunia saat ini. Terbentuk pertama kali pada tahun 1985 dengan nama Majesty. Didirikan oleh Mike Portnoy, John Petrucci dan John Myung, mereka telah merilis tiga belas album studio, enam rekaman live dan satu album pendek (EP). Album pertama mereka, When Dream and Day Unite direkam dengan Charlie Dominici sebagai vokalis dan Kevin Moore sebagai pemain keyboards. Dominici berusia jauh lebih tua daripada anggota lainnya dan ingin memainkan musik yang lain, sehingga ia kemudian keluar dari grup. Mereka kemudian mencari pengganti yang ideal selama 2 tahun sampai akhirnya bertemu dengan James LaBrie, vokalis dari Kanada melalui audisi, yang mengisi posisi vokalis sampai saat ini.

Bersama LaBrie mereka merekam Images And Words yang melambungkan nama mereka ke jajaran internasional dengan "Pull Me Under" dan "Another Day". Awake adalah album terakhir mereka dengan Moore yang kemudian digantikan oleh Derek Sherinian untuk album Falling Into Infinity. Pada akhirnya Sherinian juga digantikan oleh Jordan Rudess dan formasi ini masih bertahan sampai hari ini.

Mereka telah meluncurkan album konsep Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory dan album ganda Six Degrees of Inner Turbulence. Pada tahun 2003 mereka memutuskan untuk merekam album non-konsep Train of Thought yang sangat dipengaruhi oleh grup thrash metal seperti Metallica. Album mereka yang berjudul Octavarium dikeluarkan pada tanggal 7 Juni 2005 dan selain merupakan album studio kedelapan juga mengandung delapan lagu.

Setelah Dream Theater meluncurkan album Live mereka dalam memperingati 20 tahun Dream Theater terbentuk yang berjudul Score yang direkam pada tanggal 1 April 2006 di Radio City Music Hall,US. Mereka kembali bersiap meluncurkan album ke sembilan mereka dengan membawa bendera label record baru yaitu Roadrunner Records, mereka telah merampungkan album Systematic Chaos yang berisi 8 lagu dan akan diluncurkan pada tanggal 5 Juni 2007 di US.

Namun menjelang akhir tahun 2010, sang drummer Mike Portnoy memutuskan untuk keluar dari band ini, yang kemudian digantikan oleh Mike Mangini setelah melalui audisi menyisihkan 6 drummer kelas dunia. Album mereka yang terbaru "A Dramatic Turn of Events" yang digarap bersama drummer baru mereka, diluncurkan pada pertengahan 2011, dengan hits pertama "On The Back Of Angels".

Sejarah

Awal karir (1985–1990)

Pendiri band (dari kiri ke kanan) John Myung, Mike Portnoy, dan John Petrucci pada tahun 1985.

Dream Theater dibentuk pada bulan September 1985, ketika gitaris John Petrucci dan bassis John Myung memutuskan untuk membentuk sebuah band untuk mengisi waktu luang mereka ketika bersekolah di Berklee College of Music di Boston. Mereka lalu bertemu seorang pemain drum, Michael Stephen Portnoy, di salah satu ruang latihan di Berklee, dan setelah dua hari negosiasi, mereka berhasil mengajak Mike Portnoy untuk bergabung. Setelah itu, mereka bertiga ingin mengisi dua tempat kosong di band tersebut, dan Petruccimengajak kepada teman band waktu SMA, Kevin Moore, untuk menjadi pemain keyboard. Dia setuju, dan ketika Chris Collins diajak untuk menjadi vokalis, band tersebut sudah komplit.

Dengan lima anggota, mereka memutuskan untuk menamai band tersebut dengan nama Majesty. Menurut dokumentasi DVD Score, mereka berlima sedang mengantri tiket untuk konser Rush di Berklee Performance Center ketika mendengarkan Rush dengan boom box. Portnoy lalu berkata bahwa akhiran dari lagu tersebut (Bastille Day) terdengar sangat "majestic". Pada saat itulah mereka memutuskan Majesty adalah nama yang bagus untuk sebuah band.

Pada saat - saat tersebut, Portnoy, John Petrucci dan Myung masih berkutat dengan kuliah mereka, juga dengan kerja paruh waktu dan mengajar. Jadwal mereka menjadi kiat ketat sehingga mereka harus memutuskan antara mengejar karier di bidang musik atau mengakhiri band Majesty. Namun akhirnya Majesty menang dan mereka bertiga keluar dari Berklee untuk berkonsentrasi di karier musik. Petrucci mengomentari tentang hal ini di dokumentasi DVD Score, ia berkata bahwa saat tersebut sangat susah untuk meminta kepada orang tuanya untuk pergi ke sekolah musik. Dan lebih susah lagi untuk menyakinkan orang tuanya agar ia boleh keluar dari sekolah.

Moore juga akhirnya keluar dari sekolahnya, SUNY Fredonia Stagan, untuk berkonsentrasi dengan band tersebut.

When Dream and Day Unite (1989-1990)

Berkas:Dream 1989.jpg
Dream Theater tahun 1989: John Petrucci, Mike Portnoy, Charlie Dominici, Kevin Moore, dan John Myung.

Dengan stabilitas baru mereka, Dream Theater berkonsentrasi pada menulis lebih banyak bahan saat bermain konser di New York dan di daerah sekitarnya. Hal ini akhirnya menarik perhatian Mechanic Records, sebuah divisi dari MCA. Dream Theater menandatangani kontrak rekaman pertama mereka dengan Mechanic pada 23 Juni 1988 dan berangkat untuk merekam album debut mereka. Band ini merekam album di Kajem Victory Studios di Gladwyne, Pennsylvania. Merekam trek dasar sekitar 10 hari, dan seluruh album selesai dalam waktu sekitar 3 minggu.

When Dream and Day Unite dirilis pada tahun 1989. Mechanic akhirnya melanggar sebagian besar kontrak yang telah mereka buat untuk Dream Theater, sehingga band ini dibatasi untuk bermain di sekitar New York. Tur promosi untuk album hanya terdiri dari lima konser, yang semuanya relatif lokal. Pertunjukan pertama mereka di Sundance Bay Shore, New York pembuka classic rock power, Zebra.

Setelah pertunjukan keempat, Charlie Dominici dikeluarkan karena band ini mulai merasakan keterbatasan suara vokal Charlie Dominici berdasarkan gaya vokal mereka inginkan. Band ini sedang mencari gaya vokal lebih mirip Bruce Dickinson / Geoff Tate. Tak lama setelah itu, band Marillion meminta Dream Theater menjadi band pembuka bagi mereka di sebuah pertunjukan di Ritz , New York, jadi Dominici diberi kesempatan untuk melakukan satu kali terakhir. Ini terjadi dua tahun sebelum Dream Theater menemukan vokalis pengganti.

Dengan label Atlantic

Images and Words dan pergantian vokalis James LaBrie (1991–1993)

Setelah kepergian Dominici, Dream Theater mengadakan audisi penyanyi dan menulis materi untuk album berikutnya. Dalam pencarian mereka untuk posisi vokalis, diikuti lebih dari 200 orang, di antaranya mantan vokalis Fates Warning John Arch. John akhirnya memutuskan bahwa komitmen pribadinya yang lebih penting, dan ia memilih untuk tidak bergabung dengan band. Pada pertengahan 1990, di sebuah acara di New York, Dream Theater memperkenalkan Steve Stone sebagai penyanyi baru mereka. Mereka telah berhasil merekam sebuah demo dengannya. Steve Stone hanya melakukan satu pertunjukan live dengan mereka, yang berakhir malapetaka, dan dipecat segera. Mereka mengatakan ia terlalu sering bergerak di mengelilingi panggung dengan cara yang agak aneh, tampaknya melakukan kesan buruk bagi Bruce Dickinson. Juga, ia sering berteriak "Scream for me Long Beach!" beberapa kali sepanjang acara, meskipun mereka tampil di Bayshore. Ini adalah lima bulan sebelum Dream Theater memainkan pertunjukan lain. Sampai tahun 1991, band ini tetap fokus dalam upaya untuk menyewa penyanyi lain dan menulis musik. Selama periode ini mereka menulis sebagian besar materi yang akan menjadi album Images and Words (1992).

Pada bulan Januari 1991, Kevin James LaBrie, dari glam metal band Winter Rose, diterbangkan dari Kanada ke New York untuk ikut audisi. James LaBrie melakukan audisi tiga lagu dengan band, dan segera dikontrak untuk mengisi posisi vokalis. Setelah direkrut, LaBrie memutuskan untuk menghilangkan nama depannya untuk menghindari kebingungan dengan Kevin lainnya di band, (Kevin Moore). Selama beberapa bulan, band ini kembali ke mengadakan konser (masih kebanyakan sekitar New York). Derek Shulman dan Atco Records (sekarang EastWest), sebuah divisi dari Elektra Records, menawarkan kontrak untuk tujuh album berdasarkan tiga lagu demo (yang kemudian dibuat sebagai "The Atco Demo" melalui fan club Dream Theater).

Album pertama yang direkam dibawah kontrak rekaman baru mereka adalah Images and Words (1992). Untuk promosi, label merilis CD Single dan klip video untuk lagu "Another Day", tapi tidak membuat dampak komersial yang signifikan. Lagu "Pull Me Under", berhasil diputar di radio tanpa promosi terorganisasi dari band atau label mereka. Sebagai tanggapan, ATCO membuatkan klip video untuk "Pull Me Under", yang sering diputar di MTV. Sebuah video klip ketiga diproduksi untuk "Take the Time", tapi tidak berhasil seperti "Pull Me Under".

Keberhasilan "Pull Me Under", dikombinasikan dengan tur tanpa henti di seluruh Amerika Serikat dan Jepang, menyebabkan Images and Words mencapai sertifikasi gold di Amerika dan status platinum di Jepang.

Album Awake dan keluarnya Kevin Moore (1994-1995)

Dream Theater masuk ke studio pada Mei 1994, untuk mengerjakan materi album selanjutnya. Awake, album studio ketiga Dream Theater, dirilis pada 4 Oktober 1994 di tengah-tengah badai kontroversi. Sesaat sebelum album tersebut pada proses mixing, Moore telah mengumumkan ke seluruh anggota band bahwa ia akan keluar dari Dream Theater untuk berkonsentrasi pada ketertarikan musiknya sendiri, karena ia tidak lagi tertarik pada tur atau gaya musik yang ada pada Dream Theater. Akibatnya, band ini harus berjuang untuk mencari keyboardist pengganti sebelum tur dijalankan.

Jens Johansson, yang menjadi anggota band Stratovarius, merupakan salah satu nama terbesar untuk audisi, namun anggota band bersemangat untuk mengisi posisi keyboard dengan keyboardist Jordan Rudess. Portnoy dan Petrucci telah menemukan Rudess di "Keyboard Magazine", di mana ia diakui sebagai "The best new talent" dalam jajak pendapat pembaca. Keduanya mengundang Jordan untuk memainkan pertunjukan dengan band di "Concrete Foundations Forum" di Burbank, California. Meskipun acara itu sukses, dan Rudess diminta untuk mengisi posisi keyboardist secara permanen, ia memilih untuk tur dengan The Dixie Dregs. Akhirnya, Dream Theater mengajak sesama alumnus Berklee, Derek Sherinian, yang sebelumnya telah melakukan tur dengan Alice Cooper dan Kiss, untuk mengisi posisi keyboard pada "Waking Up the World Tour". Akhirnya, ditengah-tengah tur, band memutuskan untuk mengontrak Sherinian sebagai keyboardist pengganti Moore.

A Change of Seasons, Falling into Infinity (1995–1998)

Setelah menemukan anggota baru, Dream Theater tidak segera mulai bekerja pada materi baru. Fans di seluruh dunia, yang tergabung di YtseJam Mailing List (bentuk komunikasi yang paling populer antara penggemar Dream Theater pada saat itu), telah mulai memberikan tekanan pada band untuk segera merilis ulang lagu "A Change of Seasons", yang telah ditulis pada tahun 1989 dan dimaksudkan untuk menjadi bagian dari Images and Words, (tetapi dengan durasi hampir 17 menit, itu dianggap terlalu panjang untuk penempatan album studio), yang telah sering memainkannya secara live, dan terus merevisinya di tahun-tahun menjelang 1995.

Petisi ini berhasil, dan band masuk ke "BearTracks Studios" di New York pada Mei 1995 untuk menulis ulang dan merekam lagu yang sekarang menjadi 23 menit panjangnya, dengan Derek Sherinian yang memberikan kontribusi signifikan terhadap lagu tersebut. Band ini merilis "A Change of Seasons" sebagai EP bersama dengan koleksi lagu penutup dari pertunjukan live yang direkam di Ronnie Scott Jazz Club di London awal tahun 1995.

Setelah menjalankan konser singkat dan istirahat sejenak, band ini merilis CD Natal khusus melalui fan club resmi mereka, yang terdiri dari trek langka yang tercatat selama tahun-tahun awal band ini. Mereka terus merilis sebuah CD baru setiap Natal sampai tahun 2005.

Sementara itu, ada beberapa perubahan pada EastWest, dan pemegang kontak utama Dream Theater pada label dipecat. Akibatnya, tim baru di perusahaan tidak terbiasa dengan hubungan Dream Theater, dan mereka menekan Dream Theater untuk menulis sebuah album yang lebih mudah didengar. Pada pertengahan 1997, mereka masuk studio untuk menulis album berikutnya. Selain menekan band untuk mengadopsi suara yang lebih menjual, EastWest merekrut penulis / produser Desmond Child bekerja sama dengan Petrucci untuk memoles lirik lagunya "You or Me". Seluruh band menulis ulang lagu, dan Desmond Child juga memunculkan dampak yang nyata pada album, dengan pergeseran ke arah komposisi yang lebih "radio-friendly".

Dream Theater telah menulis materi hampir dua CD, termasuk lanjutan untuk Images and Words "Metropolis-I: The Miracle dan Sleeper" yang panjangnya hampir 20 menit. Pihak label, bagaimanapun juga tidak mungkin untuk mengijinkan peluncuran album ganda karena merasa bahwa durasi 140 menit tidak akan diterima dengan baik oleh masyarakat umum. James LaBrie juga merasa bahwa CD harus satu disk. Lagu-lagu yang tidak terpakai kemudian dirilis di YtseJam Record dengan judul Falling into Infinity Demo.

Materi yang terpakai, dirilis sebagai album Falling into Infinity, yang menerima sambutan beragam dari fans yang lebih akrab dengan suara band sebelumnya. Sementara album ini terdengar kurang progresif, trek seperti "Hollow Years" dan "You not Me" membawa nuansa baru pada lagu Dream Theater. Secara keseluruhan, album ini menuai kekecewaan. Meskipun Portnoy tidak berbicara secara terbuka pada saat itu, ia kemudian mengungkapkan dalam DVD dokumenter 5 Years di Livetime di tahun 2004, bahwa ia telah begitu putus asa selama periode tersebut dan dia telah menganggap Dream Theater bubar sama sekali.

Selama "Touring into Infinity" ke Eropa, dua konser telah direkam untuk album live berjudul Once in a LIVEtime, di Perancis dan Belanda. Album ini dirilis sekitar 1998.

Masuknya Jordan Rudess dan Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory (1999-2000)

Pada tahun 1997, Mike Varney dari Magna Carta Records mengundang Mike Portnoy untuk membentuk sebuah band supergrup progresif untuk menciptakan sebuah album, dan ini menjadi yang pertama dalam serangkaian panjang proyek sampingan untuk anggota Dream Theater. Anggota band terdiri dari Mike Portnoy pada drum, John Petrucci pada gitar, Tony Levin pada bass, dan Jordan Rudess pada keyboard, yang telah selesai dengan Dixie Dregs. Band ini diberi nama Liquid Tension Experiment, dan akan menjadi media bagi Portnoy dan Petrucci untuk mendekati Jordan Rudess agar mau bergabung dengan Dream Theater. Pada tahun 1999, ia menerima tawaran untuk menjadi keyboardist permanen Dream Theater, menggantikan Derek Sherinian.

Dengan anggota baru lagi, Dream Theater mulai menulis dan merekam album berikutnya di BearTracks Studio. Sebagai hasil ultimatum dari Portnoy, label memberi band kebebasan untuk berkreasi. Band ini mulai menindak lanjuti "Metropolis-Part 2", yang telah ditulis selama sesi Falling into Infinity tetapi tidak dimasukkan pada album itu. Mereka memutuskan untuk memperluas lagu 20 menit menjadi album konsep yang lengkap, dengan cerita berputar di sekitar tema-tema seperti reinkarnasi, pembunuhan dan pengkhianatan. Pada tahun 1999, Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory dirilis.

Six Degrees of Inner Turbulence (2001–2002)

Dream Theater sekali lagi memasuki BearTracks Studios untuk merekam album studio keenam mereka. Empat tahun setelah mereka pertama kali mengajukan petisi ke EastWest untuk memungkinkan mereka merilis album ganda, mereka akhirnya mendapat kesempatan mereka dengan Six Degrees of Inner Turbulence. CD pertama terdiri dari lima lagu berdurasi 7-13 menit, dan disc kedua yang berisi lagu berdurasi 42 menit, yang menjadi lagu terpanjang Dream Theater yang pernah ditulis. Banyak dari melodi lagu dan tema musik yang berasal dari sepotong instrumental, ditulis oleh Rudess, yang pada akhirnya menjadi lagu "Overture". Tema tersebut kemudian diperluas oleh anggota band untuk membentuk masing-masing bab dalam sebuah cerita yang utuh.

Six Degrees of Inner Turbulence diterima dengan baik oleh para kritikus dan pers. Yang menjadikan album ini paling dipublikasikan sejak album Awake, memulai debutnya di tangga lagu Billboard di urutan ke 46, dan tangga lagu Billboard Internet di urutan pertama.

Train of Thought (2003–2004)

Pada tahun 2003, Dream Theater masuk studio untuk menulis dan merekam album lain. Tidak seperti Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory, yang telah ditulis dan direkam secara bersamaan di studio, band ini mengambil pendekatan yang berbeda dengan menyisihkan waktu tiga minggu untuk menulis lagu sebelum rekaman. Di tengah sesi rekaman untuk album, tur khusus dengan dua band metal progresif lainnya, Queensryche dan Fates Warning, diadakan di Amerika Utara. Dimaksud dalam materi promosi band sebagai "Escape from the Studio American tour", tur gabungan dari Queensryche dan Dream Theater dengan Fates Warning sebagai band pendukung. Sebagai akhir untuk setiap konser ada encore yang diperpanjang di mana Dream Theater dan Queensryche tampil di atas panggung secara bersamaan, memainkan lagu-lagu penutup.

Setelah tur selesai, Dream Theater kembali ke studio untuk menyelesaikan rekaman album ketujuh mereka, Train of Thought. Berbeda dengan lagu-lagu di album mereka sebelumnya, suara musik metal lebih banyak terdengar di album ini, yang terdengar agak asing bagi banyak penggemar, yang telah terbiasa mendengar suara rock progresif dari band. Dalam waktu ini mereka juga kembali merilis ulang dua video live pertama dalam format DVD, berjudul "Images and Words: Live in Tokyo / 5 Years in a Livetime" pada tanggal 29 Juni 2004, melalui Rhino Records. Rilis ini bersertifikat Platinum pada tanggal 22 Maret 2006.

Tur dunia pun digelar, bernama Train of Thought Tour. Mulai saat itu mereka mengadakan tur yang bertajuk "An Evening with Dream Theater". Dream Theater juga merekam konser mereka di Nippon Budokan Hall yang terkenal di Tokyo, Jepang dan dirilis dalam bentuk CD/DVD berjudul Live at Budokan, yang dirilis pada tanggal 5 Oktober 2004, dan telah disertifikasi Platinum di Amerika Serikat pada tanggal 26 Januari 2005.

Octavarium (2005–2006)

The five members of Dream Theater standing together in front of a drum kit and some amplifiers on a stage.
Dream Theater setelah konser di Paris (2005). Dari kiri ke kanan: Mike Portnoy, John Petrucci, James LaBrie, John Myung dan Jordan Rudess

Setelah tur untuk mempromosikan album Train of Thought selesai, Dream Theater kembali masuk studio Hit Factory di New York untuk merekam album kedelapan mereka. Mereka menjadi grup band terakhir yang menggunakan studio tersebut, sebelum ditutup pada tanggal 1 April 2005.

Octavarium dirilis pada tanggal 7 Juni 2005, yang memberi band nuansa yang baru. Album tersebut berisi delapan lagu termasuk lagu epik "Octavarium", sebuah epik 24 menit yang menyaingi lagu "A Change of Seasons ". Octavarium menerima tanggapan yang beragam dari para fan dan merupakan album terakhir di bawah kesepakatan tujuh album mereka dengan Elektra Records, yang mewarisi kontrak dari East West Records.

Era Roadrunner

Systematic Chaos dan Greatest Hit (2006–2008)

Untuk pertama kalinya dalam karir mereka, band ini memutuskan untuk mengambil cuti musim panas setelah pertunjukan mereka di "Radio City Music Hall". Pada bulan September 2006, Dream Theater kembali memasuki Avatar Studios untuk merekam album selanjutnya. Album studio kesembilan Dream Theater, Systematic Chaos, dirilis pada tanggal 5 Juni 2007. Menandai kerja sama pertama mereka dengan label baru Roadrunner Records, yang pada tahun 2010 akan menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh band label sebelumnya Atlantic Records. Roadrunner memberikan peningkatan promosi untuk album, dan Systematic Chaos menempati nomor 19 di tangga lagu Billboard 200. Roadrunner juga membuat video klip untuk lagu "Constant Motion" pada tanggal 14 Juli 2007, video klip band pertama sejak "Hollow Years" pada tahun 1997.

Pada tanggal 1 April 2008, album kompilasi dua-disc berjudul Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs) dirilis oleh band. Judul album berdasar pada referensi lagu "Pull Me Under", satu-satunya lagu yang berhasil menjadi radio hit. Album ini juga mencakup tiga lagu yang di "mix" ulang dari album kedua mereka, Images and Words, lima lagu diedit dari lagu yang dirilis sebelumnya, dan trek single yang belum pernah dirilis sebelumnya. Tidak seperti kebanyakan greatest hits kompilasi, Dream Theater aktif terlibat dengan album, dengan daftar lagu yang mereka rasa paling mewakili karier musik mereka.

Setelah merilis Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs), drummer Mike Portnoy mengadakan tur baru yang disebut "Progressive Nation 2008". Tidak seperti tur Dream Theater sebelumnya, pertunjukan diadakan di kota-kota yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya di masa lalu (seperti Vancouver, Kanada) atau kota-kota yang jarang mereka kunjungi selama beberapa tahun.

Pada bulan September 2008, band ini merilis satu set DVD yang berjudul Chaos In Motion 2007/2008, menampilkan lagu-lagu yang direkam di beberapa konser selama "Chaos in Motion tour".

Black Clouds & Silver Linings (2008–2010)

Pada tanggal 7 Oktober 2008, Dream Theater kembali ke Avatar Studios untuk mulai mengerjakan album kesepuluh mereka, yang berjudul Black Clouds & Silver Linings, dirilis pada tanggal 23 Juni 2009. Selain CD standar, album ini tersedia dalam format vinyl LP, serta 3-disc "Special Edition CD" yang mencakup full album, CD campuran instrumental album dan CD dari enam lagu penutup dari artis seperti Queen dan Rainbow. Pada tanggal 1 Juli 2009, album menempati tangga lagu nomor 6 di Top 200 chart album Billboard, dengan penjualan minggu pertama sebesar 40.285, merupakan rekor tertinggi mereka dalam penjualan album.

Keluarnya Mike Portnoy (2010–2011)

Mike Portnoy memutuskan untuk meninggalkan Dream Theater pada 8 September 2010.

Pada tanggal 8 September 2010, Mike Portnoy mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan Dream Theater, mengutip hubungan yang lebih baik dalam proyek-proyek lain, kelelahan, dan keinginannya untuk istirahat sebagai alasan. Dalam wawancara John Petrucci dengan MusicRadar,[1] ia mengungkapkan bahwa awalnya Portnoy tidak ingin meninggalkan band. Ia hanya ingin mengambil istirahat selama lima tahun. Dia akhirnya mempersingkat menjadi sekitar satu tahun. Hanya setelah angggota band yang lain menolak proposal itu Portnoy memutuskan untuk keluar.

Setelah Mike Portnoy meninggalkan Dream Theater, hubungan antara dia dan anggota band menjadi tegang. Pada bulan Februari 2011, Portnoy mengeluh bahwa tak seorang pun dari band ini yang mau menerima telpon dan membalas e-mail darinya. Namun, kemudian Portnoy berkomentar bahwa hanya Petrucci dan Rudess yang masih berhubungan dengan dia. Ketegangan menjadi sangat tinggi ketika Portnoy menyebut James LaBrie "tidak sopan" untuk komentar yang dibuat LaBrie selama wawancara, yang menyatakan bahwa Dream Theater "tidak sedih sama sekali" setelah Portnoy tidak lagi menjadi anggota band.

Pada suatu hari, laporan palsu muncul bahwa Portnoy telah menggugat Dream Theater. Portnoy menyatakan bahwa ia ingin bergabung kembali dengan band:. "Mereka adalah orang-orang yang telah menutup pintu dan aku hanya butuh istirahat, dan aku sudah istirahat dan aku telah siap, bersedia dan mampu. Tapi jujur aku tidak berpikir mereka pernah.. akan menerima, mereka telah menutup pintu mereka dan aku pikir mereka terlalu keras kepala dalam pembuktian diri tanpaku. Jadi aku tidak terlalu berharap. Tapi pintuku selalu terbuka..."[5]

Sekitar sebulan setelah keluarnya Portnoy, Dream Theater mulai audisi untuk drummer baru di New York City. Para kandidat diberitahu apakah mereka dipilih atau tidak pada tanggal 5 November 2010. Drumer yang diundang untuk audisi adalah Mike Mangini, Derek Roddy, Thomas Lang, Virgil Donati, Marco Minnemann, Aquiles Priester, dan Peter Wildoer. Namun, hasil audisi tidak dipublikasikan sampai April 2011 melalui tiga bagian seri dokumenter di YouTube yang diberi judul "The Spirits Carries On". Dalam episode terakhir dari seri tersebut, diumumkan bahwa Mike Mangini adalah drummer yang dipilih. Petrucci kemudian menjelaskan bahwa Portnoy sebenarnya mendekati mereka untuk bergabung kembali setelah keputusan mereka memilih Mangini. Mangini saat itu telah meninggalkan pekerjaannya sebagai profesor di Berklee dan berkomitmen untuk Dream Theater, sehingga tawaran Portnoy itu ditolak.[6]

A Dramatic Turn of Events

Dream Theater kembali masuk "Cove City Sound Studios" untuk mulai mengerjakan album baru pada tanggal 3 Januari 2011. Sesi menulis lagu selesai pada tanggal 2 Maret 2011 dan dilakukan tanpa Mangini. Pada tanggal 14 April 2011, LaBrie mulai merekam vokal dan 28 Juni 2011 mixing dan mastering oleh Andy Wallace selesai.

KonserA Dramatic Tour of Events pada tahun 2012.

A Dramatic Turn of Events dirilis di seluruh dunia pada tanggal 12 September 2011 dan di Amerika Serikat pada tanggal 13 September 2011. A Dramatic Turn of Events berhasil menempati tangga lagu nomor satu di beberapa negara dan mencapai posisi delapan di Billboard 200. Single "On the Backs of Angels", menjadi nominasi di Grammy Awards 2012, untuk "Best Hard Rock/Metal Performance".

Dream Theater menggebrak tur untuk promosi A Dramatic Turn of Events pada tanggal 4 Juli 2011 di Roma, Italia. Setelah istirahat sejenak di akhir 2011, band ini kembali ke Eropa dengan Periphery, ke Asia dengan Andy McKee, ke Amerika Utara dengan Crimson Projekct dan kemudian ke Amerika Selatan untuk akhir dari rangkaian tur. Pada 19 dan 20 Agustus 2012, dua konser direkam di Luna Park Buenos Aires, Argentina, dan dirilis dalam format Blu-ray oleh "Over the Edge Productions". Setelah tertunda selama enam bulan, Live at Luna Park dirilis pada tanggal 5 November 2013, oleh Eagle Rock Entertainment.

Dream Theater (2013 - Sekarang)

Pada saat tur "A Dramatic Tour of Events" Dream Theater mulai menulis konsep untuk album studio kedua belas. Selama soundchecks, band ini mencatat dan merekam ide-ide mereka, dan John Petrucci membawa materi yang ia tulis secara independen. Setelah menyelesaikan tur, band ini mengambil istirahat tapi terus menulis. Mereka berkumpul kembali di awal 2013 untuk masuk studio.

Pada bulan Desember 2012, Dream Theater kembali menandatangani kontrak dengan Roadrunner Records; band harus segera mulai merekam album baru sebagai bagian dari perjanjian baru. Band ini berkomentar: "dedikasi Roadrunner dan komitmen untuk Dream Theater telah jelas bagi kita semua dari awal, dan konsisten di semua departemen dan pada semua tingkatan. Roadrunner adalah sebuah label rekaman yang tidak hanya besar pada apa yang mereka lakukan tapi yang benar-benar memahami tentang Dream Theater, dan orang-orang yang menakjubkan yang mendukung kami di seluruh dunia yang bangga kami sebut sebagai fans kami. Mereka adalah perusahaan rekaman kita dengan sebuah organisasi yang berakar pada cita-cita dan misinya. Kami telah mencapai banyak karir dan menyandarkan tonggak pada Roadrunner dan semua dipompa dalam semangat menghadapi masa depan kami bersama-sama!".

Berkas:Konser Dream Theater Jakarta.jpg
Mangini, Labrie, dan Petrucci pada konser di Senayan, Jakarta Oktober 2014.

Album kedua belas Dream Theater dirilis pada tanggal 23 September 2013. Album ini terjual lebih dari 34.000 kopi dalam minggu pertama dan menempati tangga lagu nomor 7 di Billboard 200, ketiga berturut-turut menjadi 10 besar. Selain itu, album ini juga menempati posisi teratas di 24 negara termasuk Jepang, Jerman, Argentina, Belanda, Finlandia, Italia, Swiss, Kanada, Denmark, Norwegia, Austria, Australia dan Inggris Raya.

Album live keenam Dream Theater, Live at Luna Park, dirilis pada tanggal 5 November 2013.

Pada tanggal 6 Januari 2014, John Petrucci mengatakan bahwa Dream Theater sudah "menanam benih untuk album ke-13". Dia berkomentar: "Ada beberapa ide lagu dan hal-hal kecil semisal itu - tidak ada yang benar-benar resmi, tetapi benih-benih tersebut seperti mulai ditanam. Salah satu hal besar mengenai karir ini adalah bahwa Anda memiliki kesempatan setiap kali masuk dan mulai lagi dengan sebuah batu tulis kosong dan berpikir, apa yang bisa kita lakukan dengan membuat sesuatu yang berbeda? Bagaimana kita bisa membuat ini lebih baik? mana bisa kita pergi dari sini? Setiap album memiliki cerita, dan untuk terus-menerus memiliki kesempatan baru untuk membuatnya benar-benar memuaskan."[7]

Pada tanggal 21 Agustus 2014, Dream Theater mengumumkan album DVD live mereka, Breaking the Fourth Wall, yang direkam secara live di pertunjukan mereka di "The Boston Opera House" pada tanggal 25 Maret 2014. Selama konser ini, band ini bergabung dengan "The Berklee World Strings and The Berklee Concert Choir", disutradarai oleh Eren Başbuğ. Breaking the Fourth Wall dirilis pada tanggal 30 September 2014.

Karakteristik penulisan lagu

Beberapa teknik penulisan lagu yang unik telah dilakukan oleh Dream Theater, yang kebanyakan terjadi di masa - masa sekarang, ketika mereka bisa bereksperimen dengan label rekaman mereka sendiri.

Dimulai dengan Train of Thought, Dream Theater sudah memulai memasukkan elemen - elemen kecil dan tersembunyi di musik mereka, dan memuat elemen tersebut kepada peminat yang lebih fanatik. Karakteristik yang paling terkenal (yang biasa disebut "nugget") tersembunyi di "In the Name of God", yang merupakan sandi morse dari "eat my ass and balls" (makan pantatku dan penisku), yang merupakan kata - kata terkenal dari Mike Portnoy. Sejak saat itu, banyak peminat - peminat Dream Theater mulai berusaha menemukan hal - hal kecil yang biasanya tidak menarik bagi peminat biasa.

Beberapa dari teknik mereka yang terkenal termasuk:

  • Dream Theater kadang menggunakan teknik penulisan lagu dimana bagian - bagian dari sebuah lagu dikembangkan tiap kali mereka dimainkan. Contohnya, lagu "6:00" dari Awake. Setelah awalan lagu, mereka hampir memainkan chorus, tapi mengulang lagu tersebut dari awalan lagi (di menit 1:33). Dan ketika chorus sudah seharusnya dimainkan pada saat berikutnya, mereka mengulang lagi dari awalan, di menit 2:11. Teknik ini bisa juga ditemukan di "Peruvian Skies", "Blind Faith" dan "Endless Sacrifice"
  • Penggunaan notasi yang berulang - ulang juga digunakan, yang sudah dikenal dari lagu - lagu Charles Ives, contohnya:
    • Tema lagu "Wait for Sleep" muncul di "Learning to Live" (menit 8:11) dan juga muncul dua kali di "Just Let Me Breath" (menit 3:39 dan 5:21)
    • Tema lagu "Learning to Live" muncul di "Another Day" (menit 2:53)
    • Tema lagu "Space-Dye Vest" digunakan beberapa kali di album Awake.
    • Tema pembukaan dari "Erotomania" digunakan di "Voices" di Awake (menit 4:51).
    • Satu dari melodi - melodi di "Metropolis Pt 1 (The Miracle and the Sleeper)" diulang di chorus kedua di "Home" dari Metropolis Pt 2 (Scenes From A Memory), dengan cuma pengubahan satu kata. Beberapa lirik dari "Metropolis Pt 1" just digunakan di "Home". Pada dasarnya, keseluruhan album "Scenes From A Memory" penuh dengan musikal/lirikal/konseptual variasi dari elemen - elemen musikal dari "Metropolis Pt 1" dan "The Dance of Eternity" sebenarnya dibangun dari variasi - variasi elemen musik di lagu - lagu dalam album tersebut.
    • Bagian - baguan dari tiap lagu di album "Octavarium" telah digunakan di bagian kelima dari lagu berjudul sama, "Octavarium".
  • Six Degrees of Inner Turbulence, studio album ke enam mereka, memuat enam lagu dan mempunyai karakter - karakter angka enam di judul - judul lagunya. Train of Thought, studio album ke tujuh mereka, memuat tujuh lagu. Octavarium, studio album ke delapan mereka memuat delapan lagu dan judul albumnya diambil dari kata octo, yang merupakan kata Latin yang berarti delapan, berarti satu oktaf dari istilah musik, yang mana merupakan jarak dari satu not ke not lain adalah delapan not di tangga nada diatonik. Judul lagi dari CD ini adalah 24 menit, kelipatan dari 8. Halaman depan albumnya juga memuat karakter - karakter yang berhubungan dengan 5 dan 8. Contohnya, satu set dari kotak - kotak putih dan kotak - kotak hitam, mempunyai arti satu oktaf dari piano.
  • Lagu "Octavarium" dulunya ingin diakhiri dengan seruling yang bergema serupa dengan awalan lagu tersebut. Namun diganti dengan not piano yang sama dari awalan album Octavarium. Mike Portnoy telah mengatakan bahwa seri awalan - akhiran album akan berhenti disini, karena album ke sembilan mendatang tidak akan diawali dengan akhiran "Octavarium"
  • Analisis detail tentang "nugget" di "Octavarium" (disebut oleh Mike rio Portnoy sebagai "sebuah nugget raksasa") telah dipublikasikan di sebuah situs independen.

Diskografi

Album Studio

Album Live

Video

Single

Album kompilasi

Anggota Band

Timeline

Pranala luar

Hubungan berulang templat terdeteksi: Templat:Dream Theater

  1. ^ a b Bosso, Joe. "Interview: Dream Theater's John Petrucci, Jordan Rudess on the band's future". MusicRadar. Diakses tanggal 3 December 2012. 
  2. ^ Hartmann, Graham. "Drummer Mike Portnoy on Rejoining Dream Theater: 'I Would Do It in a Heartbeat'". Diakses tanggal 26 Jan 2014. 
  3. ^ "Dream Theater Explain Why Mike Portnoy Can't Rejoin | Music News @". Ultimate-guitar.com. Diakses tanggal 2014-08-09. 
  4. ^ "Dream Theater Planting Seeds For Album No. 13" — Billboard.com
  5. ^ Hartmann, Graham. "Drummer Mike Portnoy on Rejoining Dream Theater: 'I Would Do It in a Heartbeat'". Diakses tanggal 26 Jan 2014. 
  6. ^ "Dream Theater Explain Why Mike Portnoy Can't Rejoin | Music News @". Ultimate-guitar.com. Diakses tanggal 2014-08-09. 
  7. ^ "Dream Theater Planting Seeds For Album No. 13" — Billboard.com