Luigi Beltrame Quattrocchi dan Maria Corsini

pasutri suci
Revisi sejak 5 November 2014 03.36 oleh 120.161.1.53 (bicara)

Pada hari Minggu tanggal 21 Oktober 2001, Paus Yohanes Paulus II, menyatakan “kudus” bagi pasutri Luigi Beltrame Quattrocchi (12 Januari 1880 – 9 November 1951) dan Maria Corsini (24 Juni 1884 – 26 Agustus 1965).

Beato Luigi dan Beata Maria Quattrocchi
Luigi dan Maria Beltrame Quattrocchi
Pasutri Quattrochi pada tahun 1905
Kekudusan dalam Perkawinan
Lahir(1880-01-12)12 Januari 1880, Catania - Luigi Beltrame
(1884-06-24)24 Juni 1884, Florence - Maria Corsini
Meninggal9 November 1951(1951-11-09) (umur 71), Roma - Luigi Beltrame
26 Agustus 1965(1965-08-26) (umur 81), Serravalle - Maria Corsini
Dihormati diGereja Katolik
Beatifikasi21 Oktober 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II
Tempat ziarahSantuario della Madonna del Divino Amore
Pesta25 November

Paus mengatakan bahwa kehidupan mereka sebagai pasutri dan sebagai orangtua menjadi model atau panutan bagi semua orang Kristiani. Peristiwa ini adalah pertama kalinya di dalam sejarah Gereja Katolik bahwa sepasang suami isteri secara resmi dibeatifikasi bersamaan.

“Kekayaan iman dan cinta perkawinan yang ditunjukkan oleh Luigi dan Maria Beltrame Quattrocchi merupakan gambaran yang hidup dari apa yang dikatakan oleh Konsili Vatikan II bahwa semua umat beriman dipanggil kepada kesucian”, demikian kata Paus dalam kotbahnya saat beatifikasi.

“Mereka berdua telah menghayati hidup yang biasa ini dengan cara yang sungguh luar biasa.”

Demikian ungkapan Bapa Suci yang menunjukkan bahwa kesucian bagi pasangan suami-isteri itu mungkin dan indah.


Awal hidup

Luigi Beltrame lahir pada tanggal 12 Januari 1880 di Catania dari pasutri Charles dan Francesca Beltrame Vita, dan bertumbuh dewasa di Urbino. Karena pernah dijadikan anak angkat oleh pamannya yang tidak memiliki anak, Luigi Quattrocchi, maka Luigi Beltrame mendapatkan nama tambahan Quattrocchi di belakang namanya. Meskipun hidup bersama dengan paman dan keluarganya, Luigi tetap memiliki ikatan hubungan yang kuat dengan orangtuanya.

Setelah menjalani pendidikan dasar, Luigi Beltrame meneruskan kuliah di Fakultas Hukum Universitas “La Sapienza” - Roma. Dan memperoleh gelar sarjana di bidang Hukum, yang membuatnya mampu menjadi advokat bidang hukum di lembaga pemerintah. Dia juga bekerja di lembaga perbankan milik pemerintah dan otoritas pembangunan nasional.

Sementara itu, Maria lahir pada tanggal 24 Juni 1884 di Florence dari keluarga bangsawan Corsini. Ia menerima pembentukan budaya yang kuat dengan bantuan dan keterlibatan keluarganya dalam budaya hidup kota Florence. Maria menyukai musik dan menulis buku-buku mengenai pendidikan. Ia kemudian juga menjadi relawan perawat pada Palang Merah Italia saat Perang Dunia II.

Pertemuan Luigi dengan Maria Corsini di rumah keluarganya di Florence ternyata sungguh membentuk kekudusan pada masa depan mereka. Mereka menikah pada tanggal 25 November 1905 di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma.

Dalam empat tahun setelah perkawinan mereka, Tuhan menganugerahkan mereka dengan tiga anak yang sehat. Yang sulung adalah Filippo (1906). Kemudian lahir putri mereka, Stefania (1908). Dan pada tahun berikutnya, putra lain, Cesare (1909).

Cesare Beltrame Quattrocchi mengenang semangat orang tuanya dalam pertumbuhan rohani. "Ada semacam perlombaan antara Ayah dan Ibu untuk bertumbuh dalam spiritualitas. Ibu mulai di 'posisi terdepan' karena ia sudah terlebih dahulu memiliki pengalaman iman yang hidup, sementara Ayah jelas hanya 'seorang yang baik, adil dan jujur' ​​tapi tidak begitu mempraktekkan imannya."

Seiring dengan berjalannya kehidupan perkawinan mereka, Luigi semakin dekat dengan Tuhan. Cesare menjelaskan bahwa Maria dan Luigi mulai menghadiri Misa harian bersama-sama pada pagi hari. Dan Luigi baru mengucapkan "Selamat Pagi" kepada Maria setelah mereka meninggalkan gereja, seakan-akan menyatakan bahwa baru saat itu hari benar-benar dimulai.

Kebajikan heroik sebagai pasutri dan orangtua

 
Ukiran pada makam Beato Luigi dan Beata Maria Beltrame Quattrocchi

Pada akhir tahun 1913 saat hendak melahirkan anaknya yang terakhir, Enrichetta, Maria mengalami kesulitan dalam kehamilan. Para dokter kandungan terbaik menasihati Maria agar dia mau menggugurkan anaknya demi “menyelamatkan sekurang-kurangnya ibunya”. Menurut diagnosis para dokter kandungan, kemungkinan hidup anaknya hanya 5%. Luigi dan Maria menolak nasihat tersebut dan mereka mempercayakan segala sesuatunya kepada Penyelenggaraan Tuhan. Kehamilan Maria adalah suatu penderitaan dan kesengsaraan. Tuhan menanggapi dengan memberikan jawaban melebihi apa yang diharapkan manusia. Enrichetta lahir; dan keduanya, anak dan ibunya, selamat.

Pengalaman iman tersebut jelas menunjukkan bagaimana hubungan antara sang suami dan sang isteri tumbuh dalam keutamaan Kristiani. Yang mana tentu terbantu karena mereka rutin mengikuti Misa dan menerima Komuni Kudus. Sebelum perkawinannya, Luigi, meskipun saleh, jujur dan tidak egois, tidak memiliki iman yang kuat. Dia bertumbuh dalam iman dan kedekatan dengan Tuhan melalui hidup perkawinan mereka.


Teladan dari atas

Dengan kehadiran dua anak laki-laki dan dua anak perempuan di rumah, tidak pernah ada waktu yang membosankan dalam rumah keluarga Quattrochi, yang menurut teman-teman mereka, bahagia dan sangat bising di waktu makan.

Cesare ingat bahwa ketika ia berusia 10 tahun, ibunya memberinya sebuah salinan buku "Mengikuti Jejak Kristus"; suatu kumpulan tulisan yang terkenal dari Thomas a Kempis, seorang rahib abad ke-15. Ia masih memiliki salinan tersebut, dan begitu menghargai tulisan yang ditulis sang ibu untuknya:

"Ingatlah bahwa Kristus harus diikuti, jika perlu, sampai mati."

Luigi dan Maria kadang 'bertikai' di hadapan anak-anak mereka. Putri bungsu mereka, Enrichetta, mengenang,

Jelas ada saat dimana mereka terkadang memiliki perbedaan pendapat, tetapi kami, anak-anak mereka, tidak pernah terkena dampaknya. Mereka memecahkan masalah di antara mereka melalui dialog; sehingga setelah mereka mencapai suatu kesepakatan, suasana menjadi damai.

'Metode' mereka nampaknya berhasil. Tiga dari empat anak mereka memiliki panggilan religius. Putra sulung mereka, Filippo, menjadi Pastor Tarcisio seorang imam diosesan. Anak mereka yang lain, Cesare, bergabung dengan Ordo Trappist pada tahun 1924 dan menjadi Pastor Paolino. Pada tahun 1927, Stefania meninggalkan rumah dan masuk biara Benediktin di Milan. Dia dikenal sebagai Suster Maria Cecilia. Enrichetta, yang mereka doakan begitu intens selama masa sulit kehamilan sulit Maria, tidak memilih kehidupan religius sebagai seorang biarawati. Sebaliknya, ia mendedikasikan dirinya untuk merawat orang tuanya di usia tua mereka.

Saksi bagi Gereja

Pastor Paolino mengenang spiritualitas orang tuanya yang meluap ke anak-anak mereka, "Selalu ada suasana yang adikodrati, damai, dan bahagia di rumah kami, tapi bukanlah kesalehan secara berlebihan. Tidak peduli apa masalah yang kami hadapi, mereka selalu menyelesaikannya dengan mengatakan bahwa itu harus diajukan 'ke surga'. "

Seiring dengan tumbuhnya anak-anak mereka, Beato dan Beata Quattrocchi mendevosikan lebih banyak waktu untuk berdoa dan berkontemplasi dalam rumah mereka, menjadi contoh kesalehan bagi semua orang yang mengenal mereka.

Dalam bukunya yang berjudul “Radiography of a Marriage” (1952), Maria menulis: “Sejak kelahiran anak lelaki kami yang pertama, kami mulai mempersembahkan diri kami kepada anak-anak, dan melupakan diri sendiri. Perhatian pertama, senyuman pertama, tertawa yang menggembirakan, langkah pertama, kata pertama, kecenderungan jelek yang dapat dilihat, memberikan kepada kami banyak kecemasan. Kami baca buku-buku psikologi anak. Untuk dapat lebih mencintai anak-anak, kami mencoba menjadikan diri kami lebih baik dulu dengan mengoreksi karakter kami. Kami mencoba apa yang terbaik untuk membiarkan anak-anak bermain di antara mereka sendiri agar terhindar dari pengaruh anak-anak lain yang menerima pendidikan yang berbeda, yang dapat merusak karya yang dengan sungguh-sungguh diperhatikan (meskipun tidak sempurna).”

Akhir hidup dan beatifikasi

 
Makam Beato Luigi dan Beata Maria Beltrame Quattrocchi di Santuario della Madonna del Divino Amore dekat Roma

Luigi meninggal bulan November 1951 karena serangan jantung pada umurnya yang ke 71. Maria menjalani kehidupan sebagai seorang janda selama 14 tahun sepeninggal suaminya. Ia meninggal dengan tenang selepas pendarasan Doa Angelus siang hari, pada tahun 1965 saat berumur 81 tahun, dalam pangkuan Enrichetta di rumahnya di daerah pegunungan Serravalle. Kemudian putri pertama mereka, Sr. Maria Cecilia (Stefania), menyusul orang tua mereka pada tahun 1993.

Proses penggelaran kudus untuk Maria dan Luigi dimulai tanggal 25 November 1994. Dan pada 21 Oktober 2001 Paus Yohanes Paulus II memberikan memberikan gelar beato dan beata kepada pasangan kudus tersebut. Dalam upacara beatifikasi pasutri itu, ketiga anaknya yang masih hidup turut hadir. Hari pesta perayaan Beato Luigi dan Beata Maria Beltrame Quattrocchi ditetapkan tanggal 25 November, sesuai dengan hari ulang tahun perkawinan mereka.

Keluarga Quattrocchi

Pasutri Luigi dan Maria mempunyai 4 anak:

  • Filippo (15 Oktober 1906 - 20 Februari 2003), imam diosesan, dikenal sebagai Don Tarcisio
  • Stefania (9 Maret 1908 - 1 Maret 1993), biarawati Benediktin, dikenal sebagai Sr. Cecilia
  • Cesare (27 November 1909 - 31 Desember 2008), imam Trappist [1], dikenal sebagai Padre Paolino [2]
  • Enrichetta (6 April 1914 - 16 Juni 2012)

Referensi

Pranala luar

Templat:Link FA