Halo, Bagus warsono. Selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia!
Memulai
Memulai
Memulai
Bantuan
Bantuan
Bantuan
  • Bantuan:Isi - tempat mencari informasi tentang berkontribusi di Wikipedia, sebelum bertanya kepada pengguna lain.
  • FAQ - pertanyaan yang sering diajukan tentang Wikipedia.
  • Portal:Komunitas - informasi aktivitas di Wikipedia.
Tips
Tips
Kiat
Membuat kesalahan?
Membuat kesalahan?
Membuat kesalahan?
  • Jangan takut! Anda tidak perlu takut salah ketika menyunting atau membuat halaman baru, menambahkan atau menghapus kalimat.

    Pengurus dan para pengguna lainnya yang memantau perubahan terbaru akan segera menemukan kesalahan Anda dan mengembalikannya seperti semula.

Welcome! If you are not an Indonesian speaker, you may want to visit the Indonesian Wikipedia embassy or a slight info to find users speaking your language. Enjoy!
Selamat menjelajah, kami menunggu suntingan Anda di Wikipedia bahasa Indonesia!

IvanLanin (bicara) 27 Juli 2013 13.45 (UTC)Balas

SELAMAT & SUKSES ATAS PELUNCURAN PERDANA BUKU KUMPULAN PUISI (ANTOLOGI) MEMO UNTUK PRESIDEN. 1 NOFEMBER 2014

Sebuah tonggak kesusastraan Indonesia Terkini yang patut dibaca oleh seluruh masyarakat . Sajian syair bagi negeri yang penuh dinamika perjalanan. Penyair hanya menunjukan jalan 'lurus agar tak tersesat Penyair hanya memberi sedekah buah pena tanpa meminta sedekah materi apa pun. Penyair hanya berkiprah pada jalurnya tanpa meminta imbalan Adalah kewajiban para penyair untuk mengisi Indonesia Sebagaimana cita-cita pendahulu kita. Dan wajar bila bila penyair berkata dalam : MEMO UNTUK PRESIDEN. SELAMAT DAN SUKSES SLALU PENYAIR INDONESIA (Rg Bagus warsono)

Sisi Gaya Politik SBY “Disuwe-suwe” Ternyata Sukses Sampai Akhir Jabatan

Ada keistimewaan dari Presiden Susilo Bambang Yudoyono yakni gayanya yang di suwe suwe.

Gaya “disuwe -suwe” (diantep/ di lama-lama) dalam menangangi berbagai permasalahan yang di pakai SBY ini ternyata sangat ampuh dan dapat menyelamatkan diri dariberbagai persoalan.

Kita tidak dapat meniru teknik Presiden SBY untuk mengatasi berbagai permasalahan seperti menggunakan gaya” disuwe-suwe ” SBY , gaya yang satu ini hanya khusus bisadilakukan oleh SBY sendiri. Sebab jika dilakukan orang lain belum tentu sukses bahkan bisa didemo orang.

Gaya “disuwe-suwe ” (diantep/dilama-lama) yang dilakukan SBY sebetulnya adalah meniru gaya pendahulunya yakni ilmu dari Presiden Soeharto yakni ilmu Jawa dan falsafal Jawa seperti ‘ngati-ati” , “ojo maju yen durung mantep”, “ojo klalen nyekel pusaka yen maju perang”, “delengo maneh yen arep titah”, dan ” sangu yen arep lelungan”

Jika ditilik dari latarbelakangnya sebagai seorang serdadu, SBY sangat mustahil memiliki gaya “disuwe-suwe” ini. Tetapi Ia menyerap ilmu Soeharto dengan baik untuk diterapkan di masa reformasi. Karakter rakyat di masa reformasi yang cepat panas harus dilawan dengan air agar ‘adem”.

Tentu saja gaya “disuwe-suwe ” (diantep/dilama-lama) yang dilakukan SBY dari menyerap ilmu gaya Presiden Soeharto, walau memang sangat menguntungkan mereka, tidak bisa dipakai Presiden Terpilih Jokowi , Karakter sangat berbeda jauh. Jokowi terkenal sebagai orang yang “tidaksabaran” untuk segera menyelesaikan sesuatu. Namun ada baiknyaJokowi pun melihat gaya ini untuk permasalahan tertentu.

Untuk mendapat simpati, Jokowi juga sebetulnya bisa seperti SBY yang bisa 2 X masa presiden , SBY karena pandai mengambil hati rakyat. Senyum Jokowi lebih menawan , tinggal kekurangannya mudah bereaksi terhadap kritik yang seharusnya tidak perlu diladeni, dan mengurangi kata-kata emosi di media.

Golkar dan Demokrat Lebih Cerdas

Nyata sekarang pengalaman dan kemampuan sumber daya manusia akan mampu menjalin lobi/negoisasi atau komunikasi yang baik. P Golkar dan P Demokrat telah membuktikan hal itu di DPR dan MPR dengan mampu memenangkan sebagai pemimpin dua lembaga terhormat itu.

Gerindra (Prabowo Subianto) harus menyadari bahwa anggota KMP bukan anak buah tetapi mitra. Sekarang 2 point ketua DPR dan MPR bukan Gerindra yang pegang. Adalah kecerdikan P Golkar dan P Demokrat yang memdompleng kekuatan KMP sehingga Golkar dan Demokrat berhasil kuasai DPR dan MPR.

Lambat laun partai pemimpin koalisi merah putih sadar dibohongi partai anggotanya. Sekarang 2 point ketua DPR dan MPR bukan Gerindra yang pegang.

‘Jual mahal’ dan berpura-pura menjadi penyeimbang, P Demokrat berhasil mengantarkan Zulkifli Hasan sebagai ketua MPR. Dan Gerindra sebagai pemimpin KMP hanya gigit jari. PPP harus menyadari posisinya, di KMP ia “dianaktirikan” masuk ke KIH sudah kepalang tanggung di KMP. Kemantapan hati itu perlu agar tidak mencla mencle.

Sudah jelas DPD itu berasal dari berbagai elemen tak mungkin dapat disatukan suaranya, tetapi PDIP mengajaknya untuk bergabung dalam rangka suksesi pimpinan MPR. Mangharap harapan yang tak mungkin. Lebih baik mengambil simpati rakyat saja.

Produktifitas Penyair Dibedakan dengan Tujuannya

Seringkali Taufik Ismail (sastrawan) dalam acara-acara membedah Antologi puisi bersama yang aku hadiri, menyoroti hal hal kecil yang terlewat kacamata umum. Yaitu pada puisi-puisi kecil yang dicipta oleh personal dengan nama yang sama sekali masih tergolong asing. Hal demikian juga pemberatan karya bukan terletak pada sosok personal tetapi lebih melihat pada isi sebuah puisi dengan kandungan muatan-muatan nya .

Kita tidak bisa membeda-bedakan personal pencipta puisi, tetapi lebih penilaiannya pada karya puisi itu yang sesuai dengan maksud dan tujuan suatu kegiatan. Hal demikian seperti juga Sdr Sosiawan Leak (penyair Solo) dalam rekrutment puisi PMK lebih mempertimbangkan terhadap isi bukan personalnya. Bahkan sdr. Tegoeh Wage Tegoeh Wijono (penyair Purwokerto) mengatakan padaku di Indramayu , ia bahkan mau juga membaca puisi ciptaan anak-anak. Semuanya dikarenakan penilaian terhadap karya dan sama sekali bukan personal penciptanya.

Sebaliknya ada juga mereka yang menjaga nama besarnya, dengan menjaga kualitas terhadap karyanya, sehingga tidak terpengarauh dengan absen dalam kegiatan-kegiatan tertentu. Ibarat ‘bintang’ jika sudah di atas tak terpengaruh dengan hiruk pikuknya suasana pasar malam

Itulah sebabnya produktifitas penyair dibedakan dengan tujuannya pula. Anda tentu maklum jika ditemukan karya-karya puisi/cerpen penyair kondang didapati isi yang sangat tidak pantas dengan nama besarnya. Hal demikian dikarenakan ia memiliki relasi redaksional dengan media tertentu dan target honorarium.

Menulis adalah bentuk kebebasan sebuah kemerdekaan sepuas-puasnya. Kartini menghabiskan beratus lembar dalam suasana kungkungan pingitan. Sebuah pertanyaan ketika di pagi hari kotak sampah dipenuhi dengan sobekan-sobekan kertas sehingga embannya menggeleng-geleng kepala.

Dengan sifat ke-semu-annya itu penyair ada di mana-mana. Ia menyusup di berbagai kalangan profesi , guru, dokter, polisi, pengacara, hakim, jaksa, akuntan, pedagang, petani, nelayan, mahasiswa, pelajar, bahkan tukang sol sepatu, seperti yang dibanggakan temanku itu, dan non profesi seperti ibu rumah tangga, pensiunan dan pengangguran! Dan ketika bertemu dengan mereka alangkah bahagianya bertemu dengan penyair besar padahal pekerjaan aslinya adalah mongmong cucu !

Dunia kepenyairan adalah dunia semu. Jangan coba-coba mendekatinya lalu terjun kedalamnya. Nanti akan menjadi semu. Ia tak memberi nafkah. Tak mengeluarkan beras atau gandum. Tidak juga mendatangkan uang! Apalagi mobil dan rumah untuk kita. Melarat di depan mata. Namun kenapa banyak juga yang nekat terjun ke dunia ini? Hal demikian dikarenakan penyair akan menjadi kaya puja-puji, Bahkan memiliki posisinya terhormat di kursi di samping penguasa.

Perkembangan Puisi Terkini (2010-Hingga Sekarang)

Menyoroti Puisi Indonesia sekarang ini . Puisi karya sastrawan Indonesia yang terbanyak dibaca orang hingga saat ini adalah ‘Aku’, ‘Kerawang Bekasi’, dan ‘Diponegoro’ semuanya karya Chairil Anwar. Hal ini ketika aku wartawan dulu, pernah ditanyakan pada teman2 yang juga wartawan dari berbagai daerah dalam sebuah kesempatan diundang redaksi di Bandung. Hal demikian karena karya sastrawan terkini belum masuk dalam buku-buku pelajaran di sekolah dan perguruan tinggi.

Walau pun puisi telah masuk dunia maya di berbagai situs seperti blog, web, facebook, atau pun toutube, dll, masih tetap dalam perkembangannya puisi yang paling banyak diapresiasi jutaan masyarakat setelah karya Chairi adalah puisi puisi karya Ebiet G Ade( Ebiet Ghoffar Aboe Dja’far) hal demikian dikarenakan puisi-puisinya juga sebagai syair lagu.

Karya puisi dalam bentuk antologi kian menjamur di Tanah air baik antologi tunggal maupun bersama. Dalam hal terbanyak dibaca buku antologio itu , antologi bersama memegang kunjungan baca tertinggi. Antologi puisi yang paling banyak dibaca, diapresiasi, dan didengar suara waktu dibaca saat ini di Indonesia , adalah antologi ,Puisi Menolak Korupsi (PMK) , hal demikian karena merupakan antologi bersama dengan jumlah peserta terbanyak dan dipromosikan dalam roadshownya ke berbagai kota di Indonesia.

Kemudian jumlah penyair laki-laki dan penyair perempuan belum imbang, masih banyak jumlah penyair laki-laki. Dalam setiap antologi bersama nasional selalu jumlah penyair laki-laki lebih banyak bahkan 4 banding 1. Hal demikian sesuai kodratnya perempuan lebih menyimpan maksud di hati ketimbang ditulis.

Dari itu semua kita berharap di masa mendatang akan banyak lagi masyarakat menyukai dunia sastra termasuk puisi , sebab kepuasan penyair itu bukan sanjungan atau pujian, tetapi hanyalah apabila karyanya dibaca orang lain.

Perkembangan aktifitas sastra mulai menjamur di berbagai kota . Kegiatan baca, lomba, pembuatan antologui bersama, bedah buku, peluncuran buku dll semakin ramai. Kegiatan ini ada yang berskala lokal maupun nasional. Aktifitas sastra meski kecil memperkaya pengalaman dari pada tidak. Pengalaman beraktifitas sastra (baca,tulis, nonton, pendengar, pembicara, diskusi, dll) menempa diri sebagai cermin mutu karya diri.

Perkembangan minat baca setelah menjamurnya dunia net semakin menunjukan perkembangamn yang menggembirakan.

Para penyair pemula muncul bak jamur di musim hujan setelah internet dijadikan publikasi perorangan dengan status akunnya tersendiri. Dan sku termasuk yang terasing sebagai penyair. mungkin karena bawaan, sungguh pun demikian kekurangan itu aku tutup dengan rajin membaca. Sekarang aku sadar kekurangan pergaulan den

Tahukah Anda Kenapa Harus Narsis

Adalah sastrawan Kelahiran Tegal , Widjati, ( Tjio Wie Tjiat ) seorang penyair yang tak pernah ada gambarnya (batang hidungnya) pada tulisan-tulisannya ketika hidupnya, sastrawan ini banyak menulis di Kedaulatan Rakyat Yogyakarta.Barulah ketika meninggal muncul gambar fothonya.Ia sama sekali tak narsis. Baginya karya lebih utama untuk dikenal masyarakat ketimbang wajahnya.

Apa yang dilakukan Gombloh persis dilakukan oleh Mbah Surip. Meski tampil nyentrik , khas, dan unik lain dari manusia lain sama sekali dirinya tidak narsis sedikitpun. Ratusan media mengabarkan tentang dua orang ini hingga iklan. Mereka tidak pernah meminta memasang gambar pada media apa pun, justru medialah yang ingin menampilkan gambar wajahnya.

1980-an , pemeran pembantu sebuah film dapat terkenal dan kemudian menjadi bintang. Bahkan FFI juga memilih peran pembantu terbaik, Hal demikian dikarenakan tv swasta dengan sinetronnya belum ada. Sehingga penampilan peran pembantu menjadi sorotan publik juga. Pada saat itu film menjadi alat publikasi seseorang menjadi terkenal meski mulai dari peran peran pembantu.

Garin Nugroho, adalah tokoh dibelakang layar sebuah film (sutradara) wajah Garin sebelumnya jarang ditemukan. Namun karena ia sering mendapat piala citra dan penghargaan atas film yang disutradarainya, maka akhirnya publik ingin juga lihat wajah Garin. Kini Garin Nugroho sulit dibedakan artis atau sutradara.

Tetap pada ciri khasnya. Inilah yang dilakukan Endah Laras , sinden , biduan campursari, dan juga penyanyi keroncong. Mempertahan kan dan mengasah talenta yang dimilikinya menjadikan terkenal saat ini hingga ke manca negara. Baginya postur tubuh yang gemuk tak menjadi soal, yang penting tetap pada ke-khas-annya itu ia komitmen. Jadilah endah Laras kini artis dengan bayaran mahal. Hal dem

Baca Puisi untuk Mendukung Minat Baca Buku

Yuk kita mulai dengan obrolan kita malam ini Rezeki Penyair.

Adalah seorang WS Rendra dengan bayaran terkecil 6 jt rupiah dalam sekali tampil membaca puisi , itu di tahun 80-an. Kira-kira di krus rupiahkan sekarang mungkin bernilai 60 jt-an. Sampai saat ini belum ada seorang penyair pun yang dapat menandingi harga sebuah penampilan.

Rendra sebetulnya tidak mematok harga untuk sebuah penampilannya, namun semua orang turut memberikan apresiasi tinggi terhadap penampilannya. Padahal penyair ini juga sering tampil tanpa honorarium biasanya apabila ia tampil sesuai kehendak hatinya.

Untuk menjadikan Anda seperti Rendra sebetulnya sudah dicontohkan secara tak sengaja oleh Rendra sendiri. Ia-lah yang memulai membaca puisi dijadikan sebuah intertaiment untuk dapat dinikmati khalayak. Ia juga-lah yang menjadikan bahwa seorang penyair dapat mensejajarkan diri dengan seorang artis terkenal. Namun belakangan justru diciderai oleh penyairnya sendiri.

Namun belakangan justru diciderai oleh penyairnya sendiri.

Yaitu ketika penyair mengundang kehadiran masyarakat untuk datang ketika dirinya membaca puisi, dan bukan masyarakat yang mengundang penyair untuk tampil membaca puisi.

Rendra sendiri. Ia-lah yang memulai membaca puisi dijadikan sebuah intertaiment sehingga memiliki nilai penghargaan finansial dari masyarakat, punya harga nilai profesi. Namun belakangan justru banyak penyair dengan murahnya tampil membaca puisi. Tanpa ditonton masyarakat umum, karena yang nonton juga penyairmnya sendiri.

Ada banyak hal terjadi belakangan di dunia kepenyairan. Rendra menyadari tingkat minat baca masyarakat Indonesia. Justru itu ia memberi pola penyampaian lewat penampilan baca puisi. Penampilan baca puisi ini untuk mendukung buku yang ditulisnya agar bukunya mengundang daya tarik untuk dibaca.

Jadi Penyair itu Mudah

Jadi Penyair itu mudah asal siap melarat dan siap terkenal

Demikian sebuah lagu keroncong berjudul Hasrat Menjadi Seniman yang dibawakan oleh Bram Titaly , suatu cita-cita yang mungkin dirasakan oleh seseorang. Penuh liku, dan pengorbanan, penuh intrik, penuh pengorbanan. Namun juga karena sudah keinginannya yang menggebu maka segala resiko itu harus dilaluinya. Kemudian menjadi kepuasan tersendiri.

Apa yang dikatakan Bram Titaly (ayah dari Harvey Malaiholo disebut juga Bram Aceh) adalah contoh agar menjadi pertimbangan jika ingin menjadi seniman.

Berikut langkah konyol untuk menjadi seorang penyair (seniman sastra)

Pertama mulailah dengan memposisikan diri dilingkungan terkecil ditempat Anda sebagai seorang penyair.

Berikut langkah konyol untuk menjadi seorang penyair (seniman sastra)

Pertama mulailah dengan memposisikan diri dilingkungan terkecil ditempat Anda sebagai seorang penyair, bisa dilingkungan RT, tempat kerja, kuliah, atau di kampung. Memposisikan diri seorang penyair itu tentu saja dengan merubah segala bentuk perlakuan diri. Bisa saja berperilaku nyentrik namun mulailah dengan bukti karya syairnya karya tulisan , terus dan terus menunjukan karya itu dari tingkat lingkungan terkecil sampai publik dunia. (bersambung)

Tentang Buku Antologi Tebal

Tema kali ini adalah buku puisi tebal .

Bukunya setebal KBBI, sebuah antologi tunggal pasti ratusan jumlah puisinya. Hebat dan luar biasa penyairnya.

Pastilah orang bilang keren antologinya.

Aku menduga itu dikarang dalam kurun waktu berpuluh tahun. Namun setelah dibaca semua ciptaan tahun 2013 terbitnya bulan Juni. Halaman belakangnya tertera angka 370 . Ada puisi pendek ada juga yang seperti genre puisi esai hingga 4 halaman. Pokoknya keren. So pasti penyairnya dalam tahun 2013 ini sangat produktif. Sebab dalam kurun setengah tahun atau 132 hari mampu membuat 370 puisi. Ini berarti rata-rata sehari dua puisi tercipta. Pendek kata produksinya kaya rempeyek atau mendoan, Begitu nyemplung di minyak langsung diangkat.

Buku tebal membuat mata cepat menemukan di rak perpustakaan, pasalnya judul di sampul badan buku terlihat jelas dan kadang makin besar badan sampul makin besar hurufnya. Itulah sebabnya banyak orang bangga dengan antologi tebal.

Buku puisi tebal tentu memiliki kelemahan misalnya untuk membuat antologi kedua . Masa iya tak sebanding dengan yang dulu. Sehingga membuat ‘keraguan pada buku tebal. Buku tebal juga membuat apresiasi pembaca kurang fokus karena banyak pilihan. Terlebih jika dijumpai beberapa puisi nyaris sama arti dan maksud.

Buku Antologi pribadi tebal adalah kebanggaan, terlebih jika berkualitas. Ciri kwalitas itu dapat diketahui pada halaman pertamanya yakni pengantar buku itu. Yakni pemberi pengantar (mungkin tokoh sastra yang merekomendasi) dan penekanan maksud yang tertuang didalamnya. Biasanya pengantar buku memulai dari mengunggulkan isi buku itu kemudian ‘menggarisbawahi beberapa catatan khusus. Itulah kwalitas buku.

Satu Lagi Geliat Sastra 2014, Meronte Jaring Luncurkan Antologi Bersama Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia

Nafas sastra Indonesia kembali menggeliat kalidari kota kecil Indramayu. Sanggar Sastra Meronte Jaring Indramayu dengan tokoh pengasuhnya Rg Bagus warsono meluncurkan Antologi Bersama Nasional bertema Kampung Halaman dalam Buku Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia yang kali ini merupakan penerbitan kedua (jilid I pada April 2014 lalu). Disaksikan beberapa sastrawan yang juga pengasuh Meronte Jaring Nurochman Soedibyo, YS dan Dyah Styawati menggelar peluncuran antologi ini dengan acara kecil namun bermakna.

Lewat acara ‘Bancakan’ yakni acara adat Indramayu untuk suatu keselamatan dan kesuksesan dengan ciri bancakan yakni ’sambal edan’ dan ‘iwak petek’ dibacakan beberapa naskah puisi isi Lumbung puisi sastrawan Indonesia itu oleh Ki Tapa Kelana sebutan untuk penyair Norochman Soedibyo, Ys.

Buku Antologi Lumbung Puisi sastrawan Indonesia Jilid II ini diterbitkan oleh Himpunan Masyarakat Gemar Membaca Indonesia dan menjadi arsip nasional di Perpustakaan sastra HMGM Indonesia.

Menurut Rg Bagus Warsono, tokoh penyair penjaga Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, mengatakan bahwa antologi ini mendapat dukungan dari 81 penyair dariseluruh Indonesia diantaranya adalah : Penyair Seberang Lautan Ali Syamsudin Arsi di Banjarbaru;Penyair Anung Ageng Prihantoko di Cilacap;

Penyair dan pegiat sastra Bambang Widiatmoko di Jakarta;Pimpinan Sanggar Penyair Budhi Setyawan di Bekasi;Perempuan penyair Diah Budiana di Serang

Dosen Penyair Djemi Tomuka di Manado; Guru Penyair Indonesia Gampang Prawoto di Bojonegoro;Penyair Hasan Bisri BFC di Bogor;Penyair dan seniman M. Ardi Kurniawan di Jogyakarta; Penyair dan seniman Muchlis darma Putra Banyuwangi;Perempuan penyair dan seniwati Bali , Nyi Mas Rd Ade Titin Saskia -Darmawan di Denpasar;Perempuan penyair Sokanindya Pratiwi Wening dari Medan; Penyair Sugi Hartono dari Batanghari; Dosen Penyair Suyitno Ethex di Mojokerto; Penyair dan koregrafer tari Thomas haryanto soekiran di Purworejo;Wartawan penyair Wadie Maharief Jogyakarta; Teatris seniman juga penyair Wayan Jengki Sunarta di Bali; Penyair Nusakambangan Wintala Achmad Cilacap;Dokter penyair Dewa Putu sahadewa di Kupang dan lain-lain.

Antologi ini direncanakan sampai Jilid V untuk menampung sebagai Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia di era awal abad 21.

Direncanakan Antologi Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia ini untuk dibacakan sebagai bacaan wajib Lomba Baca Puisi di Hari Jadi Indramayu 7 Oktober 2014 ini.

Rindu Kampung Halaman di Negri Sendiri, Puisi-puisi Luimbung Puisi Jilid II

Rindu Kampung Halaman di Negri Sendiri

Oleh : Rg Bagus warsono

Bilakah rindu kampung halaman, namun hanya kerinduan yang hanya bayangan masa lalu desa tempat kelahiran kita. Ingin rasanya kembali di tengah suasana modern kini. Namun jauh untuk menuju tempat itu walau kini berada dalam desa yang telah berubah.

Kerinduan itudiungkapkan Ali Syamsudin Arsi, dalam sebuah puisinya yang berjudul ‘Ia Lekat di Pelupuk Mata’ katanya….//”ibuku menyatukan daun-daun pisang lantas dibawa ke tengah pasar untuk ditawarkan aku ikut di sampingnya dengan langkah kecil tatapan mata kecil dan harapan-harapan kecil – aku pernah kecil dan tak punya daya ketika berlari di jalan setapak yang berkelok-kelok menuju arus sungai berpasir dengan jamban-jamban pemandian – kecipaknya aku sangat merindukan- ia lekat di pelupuk mata”//….Sebuah kenangan masa lalu dengan pengalaman masa kecilnya.

Merindukan masa kecil di kampung kelahiran adalah menggali kenangan dan bahkan budaya yang kian berubah dan bergnti, Dewa Putu Sahadewa. Dalam puisinya ‘Dua kampung’ seperti …//”Kuterima sirih pinangmu-Sebagai natoni jiwa-Pesta padang kuda liar-

Senada-Kunyahan sekapur sirih-Tembang rare-Di pesta panen padi”//.Budaya desa juga menjadi cirri melekat kerinduan itu pada desa kita dimana pun kita berada.Namun kenyataan kini sudah banyak berubah banyak budaya desa yang sulit dipertahankan.

Kemudian Diah Natalia melantunkan kenangan masa kecilnya di ‘Banten Kulihat Kudengar’ seperti:“Aku pernah melihat,Tentang anak-anak nelayan. Yang terpaksa meninggalkanBangku-bangku sekolah. Karena terpaksa harus bekerja”//……

Di sisi lain En Kurliadi Nf masih menuliskan kerinduan itu pada puisinyaGubuk Kami : kapung ragangdemikian bunyinya:…//gubuk ini kami bangun dengan keringat kuningpagi yang merapat pada senja

ternak yang dilepas ke lading sedangkan bila terbangun dari tidursungai mengirim kecipak airnya kehilir

ke tanah seberang, tempat jagung dan padi tumbuh juga

batu yang kanvas diantara hutan belukar//….

SementraJack Efendidalam „Majapahit, aku berhasrat Pulang” …//Setelah lama berburu silau di gebyarnya ibukota. Aku cemburu pada kemolekan Jaladwara di candimu. Memancurkan tirta ke ladang-ladang serta sawah. Aku risau dengan cara para punggawamu mengadunkan dirimu,//…

Penyair lain dalam buku ini seperti Nur Lathifah Khoerun Nisa dalam puisi berjudul“Pesona Kroya”

//Aku menjadi dewasa dipusaran kota ini,berlatih dan meniti langkah demi langkah kehidupanAromanya selalu merindu diri//…Sedang Sugi Hartono dalam puisi Batanghari menuturkan : //aku adalah hati

menyatu dilubuk hulu ke hilirmenggelayut dari purba

dengan cinta penuh maknapenghulu satu

memadu rindu dari waktu ke waktu//…..Tak dapat dipungkiri ia menyimpan kerinduan dan rindu yang muncul tiba-tiba , ungkapan kerinduan dari hasrat kembali pulang.

Di lembar lainSindi Violindamenulis dalam

“Hilangnya Kampung Halaman”…//Engkaulah wanita rentan yang setia menungguKulepaskan segala rindu padamu, Mak!Namun samar-samar akhirnya kusadar jugaKulirik sudut demi sudut kampungku berbeda//…

Begitu juga Tuti Anggraeni dalam “Rindu”…//di antara ada dan tiada engkau bersimaharaja pecahkan segala akal semua logika telinga, hidung, mata dan pancaindra mati merasa ruang waktu jarak terkapar tergeletak tersisa wajahmu penghilang seribu hasrat//…

Penyair lain sepertiYusti Aprilina dalam puisinya

“Pantai Panjang”mengisahkan : …//bermacam aneka panganan dijajakan oleh ibu-ibu ada udang dan kepiting goreng tepung kriukdi sepanjang pantai warung-warung menjajakan kelapa muda dan jagung bakar

asyik disantap kala sore menjelang menyaksikan sunset di ufuk baratmenikmati angin datang sepoi-sepoi

dan angan melayang nun jauh di seberang lautan

kenangan masih terus membayang, di tepi pantai ini//.

Penyair Bambang Widiatmokomenulis puisinya berjudul “Boulevard “//Setiap aku kembali ke tempat asal mulaDeretan pohon cemara masih setia menyapa

Yang hilang hanya tanah mengubah bulakDan menutup sumur hingga tak tersisa. / Aku selalu setia menjalani kehidupanSeperti boulevard tempat aku bermain layang-layangJuga tetap tegar seperti pilar-pilar balairung//. Demikian menyatu sampai sukma membeku.//

Kemudian penyairFasha Imani Febriyanti dalam puisi

“Sebuah Perjamuan”…//barangkali sudah kehendak illahihitam dan putih sebuah takdir.perwujudan cinta adalah harapanseperti halnya harapan purba

biarlah kutelan kenyataan ini//.

Lain itu semua , Djemi Tomuka dalam “Anak-anak Laut”(masa kecilku di kampung) berikut cuplikannya ….//ufuk baru saja tumbuh dengan cawat terikat dan dada telanjang anak-anak itu mulai menjelujur asin-asin laut dikedua tangannya berbaris di pasir dengan kaki setengah air memunguti satu persatu biji-biji terik yang menempel di soma bapak : hari-harinya, laut yang selama ini membusungkan dadanya siang masih sedikit miring ketika anak-anak itu harus kembali menggulung//…

Penyair BaliWayan Jengki Sunartajuga seakan mengahiri semua kerinduan itu berikut cuplikannya dalam “Di Somba Opu”: …//di somba opuapa yang piluselain langkah makin ragumenjauhdari istanamu//. Lalu penyairArdi Susantimengahiri kerinduan kampong halaman itu dengan “Kebun Teh Kotaku” : …//sejauh mata hamparan perdu the indah mengukir bebukitanmentari tersenyum malu kabut perlahan merangkak naik wanita-wanita perkasa ke luar peraduan berjalan kelilingi bukit kerangjang di bahu

jari-jamari lentik lincah menari di pucuk-pucuk daun teh

tanpa kenal lelah, tanpa hati patah//.