Kerajaan Wajo

kerajaan di Asia Tenggara
Revisi sejak 21 November 2014 18.47 oleh Rahmat munawar (bicara | kontrib) (1.standar wifikasi 2.menambahkan tentang politik pasifikasi)

Kerajaan Wajo adalah sebuah kerajaan yang didirikan sekitar tahun 1399, di wilayah yang menjadi Kabupaten Wajo saat ini di Sulawesi Selatan. Penguasanya disebut "Raja Wajo". Wajo adalah kelanjutan dari kerajaan sebelumnya yaitu Cinnotabi.

Ada tradisi lisan yakni pau-pau rikadong dianggap sebagai kisah terbentuknya [[Wajo]]. yaitu putri dari Luwu, We Tadampali yang mengidap sakit kulit kemudian diasingkan dan terdampar di Tosora. Selanjutnya beliau bertemu dengan putra Arumpone Bone yang sedang berburu. Akhirnya mereka menikah dan membentuk dinasti di [[Wajo]]. Ada juga tradisi lisan lain yaitu kisah La Banra, seorang pangeran [[Soppeng]] yang merantau ke [[Sajoanging]] dan membuka tanah di Cinnotabi.

Sejarah Wajo berbeda dengan sejarah kerajaan lain yang umumnya memulai kerajaannya dengan kedatangan To Manurung. Sejarah awal [[Wajo]] menurut [[Lontara Sukkuna Wajo]] dimulai dengan pembentukan komunitas dipinggir Danau Lampulung. Disebutkan bahwa orang-orang dari berbagai daerah, utara, selatan, timur dan barat, berkumpul dipinggir Danau Lampulung. Mereka dipimpin oleh seseorang yang tidak diketahui namanya yang digelari dengan Puangnge Ri Lampulung. Puang ri Lampulung dikenal sebagai orang yang bijak, mengetahui tanda-tanda alam dan tatacara bertani yang baik. Adapun penamaan danau Lampulung dari kata sipulung yang berarti berkumpul.

Komunitas Lampulung terus berkembang dan memperluas wilayahnya hingga ke Saebawi. Setelah Puang ri Lampulung meninggal, komunitas ini cair. Hingga tiba seseorang yang memiliki kemampuan sama dengannya, yaitu Puang ri Timpengeng di Boli. Komunitas ini kemudian hijrah dan berkumpul di Boli. Komunitas Boli terus berkembang hingga meninggalnya Puang ri Timpengeng.

Setelah itu, putra mahkota kedatuan Cina dan kerajaan Mampu, yaitu La Paukke datang dan mendirikan kerajaan Cinnotabi. Adapun urutan Arung Cinnotabi yaitu, La Paukke Arung Cinnotabi I yang diganti oleh anaknya We Panangngareng Arung Cinnotabi II. We Tenrisui, putrinya menjadi Arung Cinnotabi III yang diganti oleh putranya La Patiroi sebagai Arung Cinnotabi IV. Sepeninggal La Patiroi, Adat Cinnotabi mengangkat La Tenribali dan La Tenritippe sekaligus sebagai Arung Cinnotabi V. Setelah itu, Akkarungeng (kerajaan) Cinnotabi bubar. Warga dan adatnya berkumpul di Boli dan membentuk komunitas baru lagi yang disebut Lipu Tellu KajuruE.

La Tenritau menguasai wilayah majauleng, La Tenripekka menguasai wilayah sabbamparu dan La Matareng menguasai wilayah takkalalla. Ketiganya adalah sepupu satu kali La Tenribali. La Tenribali sendiri setelah kekosongan Cinnotabi membentuk kerajaan baru disebut Akkarungeng ri Penrang dan menjadi Arung Penrang pertama. Ketiga sepupunya kemudian meminta La Tenribali agar bersedia menjadi raja mereka. Melalui perjanjian Assijancingeng ri Majauleng maka dibentuklah kerajaan [[Wajo]]. La Tenribali diangkat sebagai raja pertama bergelar Batara Wajo. Ketiga sepupunya bergelar Paddanreng yang menguasai wilayah distrik yang disebut Limpo. La Tenritau menjadi Paddanreng ri Majauleng, yang kemudian berubah menjadi Paddanreng Bettempola pertama. La Tenripekka menjadi Paddanreng Sabbamparu yang kemudian menjadi Paddanreng Talotenreng. Terakhir La Matareng menjadi Paddanreng ri Takkallala menjadi Paddanreng Tuwa.

Wajo mengalami perubahan struktural pasca Perjanjian Lapadeppa yang berisi tentang pengakuan hak-hak kemerdekaan orang Wajo. Posisi Batara Wajo yang bersifat monarki absolut diganti menjadi Arung Matowa yang bersifat monarki konstitusional. Masa keemasan Wajo adalah pada pemerintahan La Tadampare Puangrimaggalatung. Wajo menjadi anggota persekutuan Tellumpoccoe sebagai saudara tengah bersama Bone sebagai saudara tua dan Soppeng sebagai saudara bungsu.

Wajo memeluk Islam secara resmi pada tahun 1610 pada pemerintahan La Sangkuru patau mulajaji sultan Abdurahman dan Dato Sulaiman menjadi Qadhi pertama Wajo. Setelah Dato Sulaiman kembali ke Luwu melanjutkan dakwah yang telah dilakukan sebelumnya, Dato ri Tiro melanjutkan tugas Dato Sulaiman. Setelah selesai Dato ri Tiro ke Bulukumba dan meninggal di sana. Wajo terlibat Perang Makassar (1660-1669) disebabkan karena persoalan geopolitik di dataran tengah Sulawesi yang tidak stabil dan posisi Arung Matowa La Tenrilai To Sengngeng sebagai menantu Sultan Hasanuddin. Kekalahan Gowa tidak menyebabkan La Tenrilai rela untuk menandatangani perjanjian Bungaya, sehingga Wajo diserang oleh pasukan gabungan setelah terlebih dahulu Lamuru yang juga berpihak ke Sultan Hasanuddin juga diserang. Kekalahan Wajo menyebabkan banyak masyarakatnya pergi meninggalkan Wajo dan membangun komunitas sosial ekonomi di daerah rantauannya. La Mohang Daeng Mangkona salah satu panglima perang Wajo yang tidak terima kekalahan merantau ke Kutai dan membuka lahan yang kini dikenal sebagai Samarinda.

Pada pemerintahan La Salewangeng to tenrirua Arung Matowa ke 30, ia membangun Wajo pada sisi ekonomi dan militer dengan cara membentuk koperasi dan melakukan pembelian senjata serta melakukan pelatihan penggunaan senjata. La Maddukkelleng kemenakan La Salewangeng menjadi Arung Matowa 31 dilantik di saat perang. Pada zamannya ia memajukan posisi wajo secara sosial politik di antara kerajaan-kerajaan di sulsel. La Koro Arung Padali, memodernisasi struktur kerajaan Wajo dengan membentuk jabatan militer Jenerala (Jendral), Koronele (Kolonel), Manynyoro (Mayor), dan Kapiteng (Kapten). Beliau juga menandatangani Large Veklaring sebagai pembaruan dari perjanjian Bungaya.

Pada zaman Ishak Manggabarani, persekutuan [[Wajo]] dengan [[Bone]] membuat keterlibatan Wajo secara tidak langsung pada Rumpa'na Bone. Saat itu Belanda melancarkan [[politik pasifikasi]] untuk memaksa semua kerajaan di [[Sulawesi Selatan]] tunduk secara totalitas. Kekalahan Bone melawan Kompeni juga harus ditanggung oleh [[Wajo]] sehingga [[Wajo]] harus membayar denda perang pada Kompeni dan menandatangani Korte Veklaring sebagai pembaruan dari Large Veklaring.

[[Wajo]] dibawah Republik Indonesia Serikat, atau tepatnya Negara Indonesia Timur, berbentuk swapraja pada tahun 1945-1949. Setelah Konferensi Meja Bundar, Wajo bersama swapraja lain akhirnya menjadi kabupaten pada tahun 1957. Antara tahun 1950-1957 pemerintahan tidak berjalan secara maksimal disebabkan gejolak pemberontahan DI/TII. Setelah 1957, pemimpin di Wajo adalah seorang Bupati. Wajo yang dulunya kerajaan, kemudian menjadi Onderafdeling, selanjutnya Swapraja, dan akhirnya menjadi kabupaten.

Susunan Pemimpin Pra Wajo dan Kerajaan Wajo

Masyarakat Lampulung - Puang ri Lampulung

Masyarakat Boli - Puang ri Timpengeng

Kerajaan Cinnotabi

  1. La Paukke
  2. We Panangngareng
  3. We Tenrisui
  4. La Patiroi
  5. La Tenribali dan La Tenritippe


Kerajaan Wajo

Masa Kebataraan

1. La Tenribali

2. La Mataesso

3. La Pateddungi to samallangi

Masa Arung Matowa

1. La Palewo to Palippu (±1474-1481) 2. La Obbi Settiriware (±1481-1486) 3. La Tenriumpu to Langi (±1486-1491) 4. La Tadampare Puangrimaggalatung (±1491-1521) Lowong 3 tahun 5. La Tenri Pakado To Nampe (±1524-1535) 6. La Temmassonge (±1535-1538). 7. La Warani To Temmagiang (±1538-1547) 8. La Malagenni (±1547) 9. La Mappauli To Appamadeng (±1547-1564) 10. La Pakoko To Pa’bele’ (±1564-1567) 11. La Mungkace To Uddamang (±1567-1607) 12. La Sangkuru Patau Mulajaji Arung Peneki Sultan Abdurahman (±1607-1610) 13. La Mappepulu To Appamole (±1612-1616) 14. La Samalewa To Appakiung (±1616-1621) 15. La Pakallongi To Alinrungi (±1621-1626) 16. To Mappassaungnge (±1627-1628) 17. La Pakallongi To Alinrungi (1628-1636), 18. La Tenrilai To Uddamang (1636-1639) 19. La Isigajang To Bunne (±1639-1643) 20. La Makkaraka To Patemmui (±1643-1648) 21. La Temmasonge (±1648-1651) 22. La Paramma To Rewo (±1651-1658) 23. La Tenri Lai To Sengngeng (±1658-1670) 24. La Palili To Malu’ (±1670-1679) 25. La Pariusi Daeng Manyampa (±1679-1699) 26. La Tenri Sessu (±1699-1702) 27. La Mattone’ (±1702-1703) 28. La Galigo To Sunnia (±1703-1712) 29. La Tenri Werung (±1712-1715) 30. La Salewangeng To Tenriruwa (±1715-1736) 31. La Maddukkelleng Daeng Simpuang Arung Peneki Arung Sengkang(±1736-1754) 32. La Mad’danaca (±1754-1755) 33. La Passaung (±1758-1761) 34. La Mappajung Puanna Salowo Ranreng Tuwa (1761-1767) 35. La Malliungeng (±1767-1770) Lowong 25 tahun 36. La Mallalengeng (±1795-1817) Lowong 4 tahun 37. La Manang (±1821-1825) Lowong 14 tahun 38. La Pa’dengngeng (±1839-1845) Lowong 9 tahun 39. La Pawellangi PajumperoE (±1854-1859) 40. La Cincing Akil Ali Datu Pammana Pilla Wajo (±1859-1885) 41. La Koro Arung Padali (±1885-1891) 42. La Passamula Datu Lompulle Ranreng Talotenreng (1892-1897) 43. Ishak Manggabarani Krg Mangeppe (1900-1916) Lowong 10 tahun 44. A.Oddangpero Datu Larompong Arung Peneki(1926-1933) 45. A.Mangkona Datu Mario (1933-1949) 46. A. Sumangerukka Datu Pattojo Patola Wajo (1949) 47. A. Ninnong Datu Tempe Ranreng Tuwa Wajo (1949-1950)

Masa Transisi ke NKRI (Kepala Pemerintahan Negeri/KPN 1950-1957)

1. A. Pallawarukka Datu Pammana Eks Pilla Wajo (1950)

2. A. Macca Amirullah Eks Sullewatang Ugi

3. A. Pallawarukka Datu Pammana Eks Pilla Wajo (1957)

Susunan Arung Ennengnge (Pejabat Adat Wajo)

Paddanreng Bettempola

1.La tenri tau .La Malu To Angingraja...putra no 1 3.La Mallanginang/La Datuale....putra no 2 4.We Toase...putri no 3 5.La Obbi Settiriware (putra no 4...kemudian menjadi AMW 2) 6.To Angkone ...putra no 5 7.La PAturusi To MAddualeng putra La Tiringeng to taba 8.La Passampoi to sangkawana/Pilla wajo....saudara no.7 9.La Maddualeng to panisi ...putra no 7 10.La Palanynya to Palonynyo....putra no 9 11.We Tenriakkoreng...putri no 10 12.La Sekati to Palettei...putra no 11 13.La raulangi tosadapotto daeng lebbi...putra no 12 14.La Cobbo to Sai daeng situju....putra no 13 15.La MAsseleang ...saudara no 14 16.La Denratu ..sepupu sekali no 14 17.La Mallawa/La Mallibureng...saudara no 14 18.La Sangaji Petta Ladokkong...putra LA Tenriwerung AMW 29 19.La Sengngeng...putra no 18 20.La Tompi..putra no 19 21.We Kalaru...putri no 20 22.La Tatta rajadewa...saudara 21 23.La Tune Mangkau...saudara 21 24.La Pallawagau...putra 23 25.La Jamerro'....putra 24 26.La Akil/ La Kile'.....putra 25 27.A.Makkaraka....menantu 26 28.A.Sangaji...putra 27 ---------zaman kemerdekaan----- 29.Datu Sangkuru

Paddanreng Talotenreng

1.La Tenripekka....saudara La Tenri tau PBettempola.Sepupu sekali La Matareng PTuwa dan Lateribali Batara wajo 2.La Tenripeppang...putra no 1 3.La PAlewo to Palippu...putra no 2...kemudian menjadi AMW 1 4.La Pasellori...putra no 2,saudara no 3 5.La Mappanganro to Patempa...putra no 3 6.La Pasampoi...putra no 5 7.Bissu loloe Makkaleppingnge...putri no 6 8.La Cella ulu....putra no 7 9.La Patikkeng to Parao...putra no 8 saudara La Mungkace AMW 11 10.We Dala...saudara no 8 11.La raulangi to Potto...putra no 9 12.La Sonrong to Allomo....putra no 11 13.La Mappedapi to Paewai...putra La Mungkace AMW 11 (sepupu sekali no11) 14.We Batari Toja...putri no 13 15.We Patappari...putri no 14 16.La Pasaung...putra 15,sepupu sekali La MAddukeleng AMW 31...kelak menjadi AMW 33 dan Datu Soppeng 17.La Tebba...putra 16 18.We Muddariyah Petta Mappalakkae...putri no 17 19.We Tenriesa...putri no 18 dengan suaminya Muh Arsyad PEtta Cambang Arung Malolo Sidenreng.... 20.La PAtongai Datu Lompulle....saudara kandung no 19 21.La Koro Arg PAdali...ipar no 20...(kemudian menjadi AMW 41)....dizamannya dibentuk jabatan militer seperti JENERALA,KORONELE,MANYNYORO DAN KAPITANGNGE.. 22.La PAssamula Datu Lompulle...putra no 20 (kemudian menjadi AMW 42) 22.A. SAmallangi Krg Tompoballa...putra La Patau Krg TAnete dan We PAcu (sezaman dengan Ishak MAnggabarani AMW 43) 23.A. Rumpangmegga Datu PAttiro putra La Onrong Dt PAttiro dan We BAcicu Arg Ganra 24.A.Makkulawu Datu Pattiro putra 23 25.A.Galigo putra 24 --------zaman kemerdekaan-------

Paddanreng Tuwa

1. La Matareng...sepupu 1x dengan La Tenribali Batara Wajo I,La Tenritau RBettempola I dan La Tenripekka RTalotenreng I....ayah mereka masing2 bersaudara kandung....putra dari La Rajallangi Arung Babauwae dengan We Tenrisui Arg cinnotabi III 2.La tenri esa...putra no 1 3.We Tenrinamoreng...putri no 2 4.La Batupejje to Pasempe...putra no 3 5.We Pasempo...putri no 4 6.La Ompeng..putra no 5 7.La Ipa Gajangmalela....putra 6 dgn istrinya we sinalewa Datu Baringeng 8.La Mappapuli to Appamadeng...putra no 7..kemudian menjadi AMW 9 ibunya We Pennomata 9.La Sangaji/La tangngareng....putra no 7 (lain ibu dengan no 8) ibunya Arg Otting 10.La Bessi Arung Otting... putra no 9 11.La Mappepulu to Appamole....putra no 8 (kemudian menjadi AMW 13) 12.We Tenritiro Arg Sakkoli...putri no 11 13.We Jai ...putri no 12 14. La Mappajung puanna salowo....(kemudian menjadi AMW 34)....menurut saya,seharusnya beliau menjadi Ranreng tuwa bukan mengganti We Jai..tapi pada fase antara Batari Toja Rtuwa/Arumpone ke La Temmasonge RTuwa/Arumpone....sebab beliau sezaman dengan La Maddukelleng AMW 31....sedangkan bapak Drs.H.Palippui meletakkan beliau menjabat Ranreng tuwa sebelum We HAdijah (istri Arumpone La MAddaremmeng yang menjabat arumpone sekitar tahun 1620an)..... 15.La Paturusi ...putra AMW 20 La Makkaraka...La Makkaraka menjadi AMW sekitar tahun 1643-1648....sementara beliau diletakkan sebelum We Hadiijah 16.We Hadijah Arumpugi...putri no 13 dgn suaminya La Pakallongi To Allirungi AMW 26 dan 16 17.La PakokoE Arg Timurung....putra no 16 18.La Patau Matanna Tikka...putra no 17 (kemenakan La Tenritatta Arg Palakka) 19.Batari Toja daeng Talaga....putri no 18 dgn istrinya We Ummung Datu Larompong,Arumpone,Datu Soppeng,Datu Luwu 20.La Temmasonge to Appaseling....putra no 18/saudara no 19.Arumpone,Datu Baringeng 21.We Rana...putri no 20 dgn istrinya Sitti Habiba 22.We Hudaya....putri no 21 dgn suaminya La Tokong Arg Palekoreng (wilayah talotenreng) 23.We Amira....putri no 22 24.La Pawellangi Pajumperoe....putra no 23 dgn suaminya La Pabeangi 25.We Panangngareng....putri 23/saudara kandung 24 26.Abdul Mutalib (talebe ali arg ujung) ....suami no 25.putra La Unru Arung Ujung bin Muh.Arsyad Petta Cambang dengan istrinya We Muddariyah Ranreng talotenreng 18 27.We Palettei....putri no 25-26 28.La Mappanyompa Arung Ujung...putra no 25-26/saudara kandung 27 29.A. Ninnong Datu Tempe....putri no 28 dengan Istrinya We Dalatongeng binti La Panguriseng Adt sidenreng 30.A.Walinono Arung Wage....putra A.Makkulawu Ranreng Talotenreng 24

Pabbate Lompo

Pilla

1.To Angkone....putra La obbi AMW 2.....eks R.Bettempola 2.We Tejjo....istri La Paturusi To MAddualeng R.Bettempla 3.La Pasampoi To sangkawana 4.We Palemmai...putri no 3 5.La Kitta baja (La Pakkitabaja)....sezaman AMW23 La Tenrilai tosengeng 6.La TEmmalolle...putra We Tenriakkoreng MajjumbaE/Arung Betteng Mallajangnge... (urutan pejabat Pilla masih perlu dikoreksi bersama,..tabe) 7.La Panaungi...putra no 6 8.La Barasia...menantu no 7 9.We Pattola...putri no 8 dgn istrinya We sengngeng Arg Tempe 10.La Pallawagau Arg Maiwa/Arg Tempe/Dt Pammana....putra La Paulangi/Pawellangi Arg Maiwa Petta Janggo....dengan istrinya We Tenri Abang Arg Tempe.....sezaman AMW 31 La Maddukkelleng....berjuang bersama melawan VOC dan sekutunya.....nampaknya PILLA mulai terpisah dari keluarga Bettempola dan menjadi milik keluarga Pammana 11.We tenribalobo Dt Pammana.....putri no 10 dengan istrinya We Abang Arung Pattojo (soppeng?) 12.we Sompa Dt Pammana....saudara kandung 11 (istri La Wawo Addatuang Sidenreng) 13.La Tenri Dolong to Lembae Dt Pammana...saudara kandung 11 14.We Mappanyiwi daeng Take'na Dt Pammana...saudara kandung 11 15.La Manunjengi Krg Katangka....(putra Muh Arsyad Petta Cambang denga We Nomba Dt Pammana yang tidak merangkap pilla) 16.La MAddaremmeng....putra La Wawo Adt Sidenreng dengan we Sompa Dt Pammana 17.La Tabbusassa Krg Katangka....(Putra muh Arsyad Petta Cambang dengan We Mappanyiwi Dt Pammana Pilla wajo) 18.La cincing Akil ali Krg Mangeppe....putra muh arsyad petta cambang dengan We Nomba/saudara kandung no 15...kemudian menjadi AMW 40 19.La Cabamba/La Tenrisompe....putra no 15 dgn istrinya We Rompegading Krg Ballalompo 20.A.Paula....putra no 18 21. A. Pallawarukka...putra La Mappanyompa Maddanreng Pammana bin La Oddangpero dengan istrinya A. Batari Datu gilireng... -------------------------------zaman kemerdekaan-------------------------- 22. A. Syahrazad Pallawarukka

Cakkuridi

1.La PAttikkeng to Paroi .... putra La Cella ulu Ranreng talotenreng 8...juga menjabat ranreng talotenreng 9 2.To Kare....putra La Mappapuli to appamadeng AMW9 3.Dak Waoja....putri no 1 4.Dak Wanua....putri no 3 5.La Massenungeng to Marilau....putra no 2 dengan istrinya ARUNG GILIRENG...(disini awal terwariskannya Cakkuridi ke rumpun Gilireng) 6.To Angke...putra no 5 dengan istrinya Arung Keera 7.La Pedapiri...putra no 6 8.La Sampenena/LaSampenno to Samallangi Petta Labattoana (yang besar orangnya????) putra La raulangi Ranreng Bettempola 13 9.La Cano Pt Lampe Uttu putra La Borahima ARUNG GILIRENG dan istrinya We tenrionang ARUNG RAPPENG 10.La Panyorongi....(belum diketahui...sezaman AMW 30-31 LA Salewangeng - La Maddukkelleng) 11.We Caba/Cabamba (istri La Maddukelleng AMW 31) putri ARUNG BELAWA.... 12.We Tenriawaru...putri no 11 13.we Pawennei/we Palettei.....istri La Tombong to Massakuta Patola wajo bin AMW 31 14.To Allomo ....putra no 11 dgn suaminya arg kawerang 15.La Tulu Datu Gilireng...putra no 14 dgn istrinya We Tenripasabbi Datu GILIRENG 16.We Nomba Datu GILIRENG...putri no 15 dgn istrinya We Dalatikka Krg BALLAKACAE 17.La Maddukkelleng Dt Gilireng...putra no 16 dgn suaminya La Tenrioddang/Oddangpero AMW 44 18. A. Batari Dt Gilireng....saudara no 17 19. A.Makkulawu...(bupati pertama Pinrang)


----------------zaman kemerdekaan---------

Referensi

http://www.diskusilepas.com/2012/12/susunan-raja-raja-wajo-batara-wajo-1.html