Gunung Purei, Barito Utara
Kecamatan Gunung Purei atau yang biasa disingkat dengan nama (kec.GP) merupakan sebuah kecamatan yang terletak di hulu Sungai Teweh. Ibukota Kecamatan Gunung Purei adalah Desa Lampeong II, jarak antara Ibukota Kecamatan Gunung Purei menuju Ibukota Kabupaten Barito Utara ±118 Km(melalui jalur 2, simpang km 30 Mtw-Kandui)
Gunung Purei | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Kalimantan Tengah | ||||
Kabupaten | Barito Utara | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | B.P.GIRSANG, SP | ||||
Populasi | |||||
• Total | 3,362 jiwa (31 Desember 2.012) jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 62.05.03 | ||||
Kode BPS | 6205030 | ||||
Luas | - km² | ||||
Kepadatan | 2 jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 11 Desa/- | ||||
|
Geografi
Batas wilayah
Kecamatan Gunung Purei berbatasan dengan:
Utara | Kecamatan Teweh timur dan Provinsi Kalimantan Timur |
Timur | Provinsi Kalimantan Timur |
Selatan | Provinsi Kalimantan Selatan |
Barat | Kecamatan Teweh Timur dan Kabupaten Barito Selatan |
Pembagian administratif
Kecamatan Gunung purei terdiri atas 11 desa, antara lain:
Desa
- Baok
- Berong
- Lampeong I
- Lampeong II
- Lawarang
- Linon Besi I
- Linon Besi II
- Muara Mea
- Payang
- Tambaba
- Tanjung Harapan
Sumber Daya Alam (SDA) di Kecamatan Gunung Purei
Sumber daya alam yang terdapat di kecamatan ini diantaranya hasil perkebunan(sayur-sayuran,buah-buahan), rotan, karet,dll. Kecamatan ini juga memiliki 1 jenis hasil alam musiman yang khas dan sangat langka ditemukan, yakni "Madu Asli" yang biasa disebut oleh masyarakat setempat dengan sebutan "Wanyi / Danum Banyi". Bagi sebagian masyarakat Kecamatan Gunung Purei Madu merupakan penghasilan musiman yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Madu Asli ini biasanya dijual perliter dengan harga RP.150.000;00(untuk di luar wilayah Kec.G.Purei).
Sumber Daya Manusia (SDM) di Kecamatan Gunung Purei
(Sedang dalam tahap pencarian Data)
Sosial Kemasyarakatan
Suku Bangsa
Suku bangsa dominan di Kecamatan Gunung Purei yaitu Suku Dayak Taboyan. Suku Dayak Taboyan menjadi mayoritas di semua desa di Kecamatan Gunung Purei, terkecuali di 2 desa, yakni: di Desa Lampeong II dan Desa Linon Besi II yang penduduknya mayoritas berasal dari Suku Dayak Bakumpai. Suku lainnya yang terdapat di Kecamatan Gunung Purei yaitu suku jawa, suku Banjar, suku Dayak Maanyan dan kelompok etnis asal Nusa Tenggara Timur. Kedatangan Suku Dayak Bakumpai ( yang merupakan suku dominan di Desa Lampeong) terkait dengan adanya aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh Suku Dayak Bakumpai sekitar pertengahan abad ke-18 M yang lalu.[1]
Komposisi etnis di Kecamatan Gunung Purei berdasarkan sensus tahun 2000 terdiri dari Suku Taboyan (tahap pencarian data%), Suku Bakumpai (Tahap pencarian data%), Jawa (tahap pencarian data%), Banjar (tahap pencarian data%), Suku Maanyan (tahap pencarian data%), Etnis Nusa Tenggara Timur (tahap pencarian data%). [2] Jika digabungkan jumlah Suku Dayak di Gunung Purei (Taboyan, Bakumpai,Maanyan) mencapai (tahap pencarian data)%.
Komposisi Suku Bangsa di Gunung Purei berdasarkan Sensus 2000, yaitu:[3]
Nomor | Suku Bangsa | Jumlah | Konsentrasi |
---|---|---|---|
1 | Suku Dayak | tahap pencarian data | tahap pencarian data% |
2 | Suku Banjar | tahap pencarian data | tahap pencarian data% |
3 | Suku Jawa | tahap pencarian data | tahap pencarian data% |
4 | Etnis Nusa Tenggara Timur | tahap pencarian data | tahap pencarian data% |
Total | tahap pencarian data | tahap pencarian data% |
Bahasa
Pada dasarnya bahasa yang digunakan secara luas di Gunung Purei adalah Bahasa Taboyan, Bahasa Bakumpai dan Bahasa Indonesia adapun Bahasa Banjar sebagai bahasa minoritas. Persebaran secara luas Bahasa Taboyan di Gunung Purei dikarena bahasanya merupakan bahasa suku dominan di kecamatan ini. Adapun bahasa Bakumpai di kecamatan ini umumnya digunakan sebagai bahasa komunikasi oleh suku bakumpai itu sendiri dan sebagai bahasa komunikasi antara Suku Taboyan dengan Suku Bakumpai. Pada umumnya Bahasa Bakumpai hampir dipahami oleh seluruh penduduk di Kecamatan Gunung Purei.[4] Masyarakat Suku lainnya di wilayah Gunung Purei umumnya menuturkan Bahasanya sendiri sebagai bahasa sehari-hari.
Bahasa Dayak yang dominan digunakan oleh Suku Dayak di Gunung Purei, diantaranya Bahasa Taboyan yang digunakan di Desa Baok, Desa Berong, Desa Lampeong I, Desa Linon Besi I, Desa Lawarang, Desa Muara Mea, Desa Payang, Desa Tambaba, dan Desa Tanjung Harapan. Bahasa Bakumpai dituturkan oleh penduduk di Desa Lampeong II, dan Desa Linon Besi II.
Agama
Agama yang dipeluk masyarakat Gunung Purei, yaitu :[5]
Nomor | Agama | Desa pemeluk | Suku Bangsa | Keterangan |
---|---|---|---|---|
1 | Kristen (Protestan dan Katolik) | Berdasarkan desa, agama Kristen (Protestan dan Katholik) dipeluk oleh sebagian besar penduduk di Desa Lampeong I diperkirakan (>60%)*, Desa Payang(±99,98%), Desa Berong(±99,99%), Desa Tambaba(±98,95%) dan di Desa Baok(<50%) | Dipeluk oleh sebagian Suku Dayak Taboyan, sebagian Suku Jawa, Suku Dayak Maanyan, serta kelompok etnis yang berasal dari Nusa Tenggara Timur | Kristen Protestan merupakan agama mayoritas dan Kristen Katholik merupakan agama terbanyak ke-4 di Kecamatan Gunung Purei. Pada umumnya tesebar di bagian Timur Desa Lampeong.
(Untuk Kolom "Desa Pemeluk", Bila tidak terdapat tanda * berarti dalam persenan tidak terdapat agama Katholik) |
2 | Hindu Kaharingan | Berdasarkan desa, agama Hindu Kaharingan dipeluk oleh sebagian besar penduduk di Desa Baok diperkirakan (±55%>), Desa Muara Mea (99%), Desa Lawarang(98%), Desa Linon Besi I(100%), dan Desa Tanjung Harapan (--%) | Dipeluk oleh sebagian Suku Dayak Taboyan | Kaharingan adalah kepercayaan penduduk asli Kalimantan Tengah yang digabungkan dalam agama Hindu. Penganut Agama Hindu Kaharingan di Kecamatan Gunung Purei pada umumnya tersebar di wilayah bagian Barat Desa Lampeong, dan merupakan agama terbanyak ke-2 di kecamatan tersebut. |
3 | Islam | Berdasarkan desa, dipeluk oleh sebagian besar penduduk di Desa Lampeong II(100%) dan Linon Besi II(100%) | Dipeluk oleh Suku Dayak Bakumpai, Suku Banjar, sebagian Suku Jawa, serta sebagian kecil Suku Dayak Taboyan | Agama Islam di Kecamatan Gunung Purei pada umumnya tersebar di wilayah Desa Lampeong dan sebagian di Desa Linon Besi. Islam merupakan agama terbanyak ke-3 di kecamatan Gunung Purei. |
Fasilitas Umum di Kecamatan Gunung Purei
Rumah Ibadah
Di Kecamatan Gunung Purei terdapat 25 buah rumah ibadah, berikut rinciannya:
1). 10 buah Gereja Protestan,
2). 1 buah Gereja Katholik,
3). 8 buah Balai Basarah (Hindu Kaharingan),
4). 3 buah Masjid,
5). 3 buah Langgar.
Sarana Kesehatan
(Sedang dalam tahap pencarian Data)
Sarana Pendidikan
(Sedang dalam tahap pencarian Data)
Sarana komunikasi
(Sedang dalam tahap pencarian Data)
PLN
(Sedang dalam tahap pencarian Data)
PDAM
(Sedang dalam tahap pencarian Data)
Akses Jalan Menuju Kecamatan Gunung Purei
Untuk menuju Kecamatan Gunung Purei dapat ditempuh melalui 2 jalur, antara lain:
Jalur Pertama
yakni melalui Jalan Negara Lintas Kal-Tim (simpang Desa Jambu). Keadaan jalan ini cukup baik dibandingkan dengan jalur 2 akan tetapi jarak tempuh jalan ini dari Mtw-Lampeong lebih jauh dibandingkan dengan jalur 2.
Jalur kedua
yakni melalui Jalan simpang km 30 Mtw-Kandui. Bila dibandingkan dengan jalur 1, memang jalur 2 ini keadaan jalannya kurang baik. Dikarenakan banyak badan jalan yang tidak ada pengerasan. Akan tetapi jarak tempuh antara Mtw-Lampeong melalui jalur ini lebih dekat dibandingkan dengan jalur 1. Jarak antara Ibukota Kecamatan Gunung Purei dengan Kota Muara Teweh sejauh ±118 Km melalui jalan simpang km 30 Mtw-Kandui ini.
Untuk menuju kecamatan ini dapat ditempuh menggunakan sepeda motor maupun mobil. Bila musim penghujan diharapkan kepada pengguna mobil Avanza dan sejenisnya (tidak double gardan) agar tidak melalui jalur 2 ini,karena resiko kecelakaan akibat jalan licin sangat tinggi.
PENUTUP
{Sebelum menuju Desa Lampeong harap "Berdoa Kepada Tuhan" agar selamat di perjalanan}.
Salam Sejahtera Bagi Kita Sekalian
--Wikipedia Ensiklopedia Bebas--
- ^ http://eprints.dayak.ac.id/1273/10/History-of_ Dajak_Bekoempaiers_Bab3.pdf
- ^ Muhammad Gion Alberto, Fitriyah Al-hesya (25 Desember). "Mencari Indonesia :demografi-politik pasca Soeharto" (PDF). Indonesian Institute of Sciences.
- ^ "Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape" (PDF). Institute of Southeast Asian Studies. 2000.
- ^ Soto Mangalir hampai Kejau... - KOMPAS.com. Diakses 23 November 2014.
- ^ "[[Gunung Purei, Barito Utara|Kecamatan Gunung Purei]]". Diakses tanggal 2014-01-28. Konflik URL–wikilink (bantuan)
- ^ (Prancis)Sevin, Olivier (1983). Les Dayak du centre Kalimantan: étude géographique du Pays Taboyan, de la Lampeong à la Teweh. IRD Editions. ISBN 9782709907002. Hapus pranala luar di parameter
|title=
(bantuan)ISBN 2-7099-0700-3