Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman

Revisi sejak 25 November 2014 08.29 oleh 26Isabella (bicara | kontrib)

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman atau Lembaga Eijkman (disingkat LBME, dalam bahasa Inggris Eijkman Institute for Molecular Biology) adalah lembaga riset biologi molekuler di bawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia. [1] Lembaga ini didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda di tahun 1888, dan awalnya menggunakan nama berbahasa Belanda Geneeskundig Laboratorium yang berarti laboratorium kesehatan.[2]. Nama Lembaga Eijkman mulai digunakan pada tahun 1938, untuk menghormati Christiaan Eijkman.[2] Eijkman merupakan peneliti berkebangsaan Belanda yang menjabat direktur pertama sekaligus penerima penghargaan Nobel bidang kedokteran pada tahun 1929 atas penemuan vitamin B1, ketika melakukan studi penyakit beri-beri di lembaga yang dipimpinnya tersebut.[2] Pada tahun 1938, nama lembaga berganti menjadi Lembaga Eijkman untuk menghHingga kini, Lembaga Eijkman menempati bangunan berarsitektur Belanda di Jalan Diponegoro No.69, Jakarta Pusat, Indonesia.[2]

Lembaga Eijkman pada tahun 2011
Eijkman Instituut pada tahun 1939

Misi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dasar di bidang biologi molekular serta menerapkan pengetahuan tersebut untuk pemahaman, pengenalan, pencegahan, dan pengobatan penyakit pada manusia. Lembaga ini bertanggungjawab langsung kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi RI.

Nama lembaga penelitian ini diambil dari nama direktur pertamanya, Christiaan Eijkman. Ia dikenal sebagai peraih penghargaan Nobel karena penelitiannya mengenai pengaruh vitamin terhadap beberapa penyakit manusia, terutama beri-beri.

Sejak direvitalisasi pada tahun 1992 setelah ditutup pada tahun 1965, lembaga ini dipimpin pertama kali oleh Profesor Sangkot Marzuki sebagai Direktur hingga 2014. Saat ini Lembaga Eijkman dipimpin oleh Profesor Amin Soebandrio. Sedangkan Deputi Direktur dijabat oleh Prof. dr. Herawati Sudoyo, Ph.D.

Topik riset

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Situs resmi LBME. diakses 25 November 2014
  2. ^ a b c d (Inggris) The Eijkman Institute. The Jakarta Globe diakses 25 November 2014

Pranala luar