Ini adalah artikel yang memenuhi kriteria penghapusan cepat artikel tentang orang, hewan individu, organisasi (grup musik, klub, perusahaan, dll.), konten web, atau peristiwa yang terselenggara yang tidak mengindikasikan kepentingan subjeknya. Lihat KPC A7.%5B%5BWP%3ACSD%23A7%7CA7%5D%5D%3A+Artikel+yang+tidak+dapat+memberikan+klaim+kepentingan+subjekA7
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan kunjungi halaman pembicaraan untuk memeriksa jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa artikel ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan dikirim ke halaman pembicaraan Anda tidak cukup meyakinkan kami.
Jika Anda ingin memeriksa artikel ini, Anda boleh menggunakan mesin penerjemah. Namun ingat, mohon tidak menyalin hasil terjemahan tersebut ke artikel, karena umumnya merupakan terjemahan berkualitas rendah.
Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Nurin Jaslin Jazimin di ms.wiki-indonesia.club. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
Sekolah Rendah Kebangsaan Desa Setapak, Setapak, Kuala Lumpur
Orang tua
Jazimin Abdul Jalil (father) Norazian Bistaman (mother)
Nurin Jazlin Jazimin (11 September 1999 – 16 September 2007) merupakan putri kedua Jazimin Abdul Jalil dan Norazian Bistaman dari 3 bersaudara. Dia adalah siswi tahun kedua Sekolah Rendah Kebangsaan Desa Setapak, Setapak, Kuala Lumpur.
Nurin hilang setelah keluar ke pasar tak jauh dari rumahnya di Seksi 1, Wangsa Maju. Berbagai usaha dilakukan melalui media dan warga sipil termasuk NGO.[1]
Pembunuhan
Misteri kehilangan akhirnya terjawab disaat jasadnya yang penuh luka penyiksaan dan kurus ditemukan dalam sebuah tas olahraga di Jalan PJS 1, Taman Petaling Utama, Petaling Jaya pada 17 September 2007[2] dan setelah tes DNA dijalankan, ia mengesahkan jasad tersebut adalah Nurin Jazlin.[3]
Nurin dibunuh pada pukul 24 WITA sebelum jasadnya ditemukan dalam tas yang ditinggalkan di tangga premis tiga tingkat di kawasan itu.
Tim forensik mendapati pelaku telah memasukkan mentimun dan terung ke dalam kemaluan anak itu, menyebabkan rektumnya pecah hingga terkena infeksi bakteria dan ini adalah salah satu faktor yang menyebabkan kematiannya[4].
Fisik anak itu yang ditemukan mati dengan keadaan “kurus" selain dengan berbagai luka lebam pada badannya menyebabkan ayah dan ibu Nurin Jazlin tidak mengenalinya semasa membuat pengecaman pertama kali Senin lepas[5].
Nurin dimakamkan
Jasad Nurin Jazlin dibawa dari Rumah Sakit Kuala Lumpur (HKL) di Kuala Lumpur pagi ini sebelum disembahyangkan di Madrasah Assa’Adah, Seksyen 1, Wangsa Maju yang terletak kira-kira tiga kilometer dari tanah pemakaman itu. Imam Abdul Aziz Elias Zahari juga dilihat menangis teresak-esak ketika membaca doa selepas mengimamkan salat berkenaan yang disertai 200 jemaah[6]. Keluarga terdekat dan ribuan warga sipil tanpa mengira umur dan kaum turut berziarah. Turut hadir adalah rekan-rekan sekolah dan guru-guru Nurin Jazlin yang berkumpul di madrasah itu untuk menatap terakhir kali jenazah korban yang tiba kira-kira pukul 11.30 pagi. Antara yang turut menziarahi jenazah Nurin Jazlin di madrasah itu ialah Menteri Urusan Perempuan, Dato' Seri Shahrizat Abdul Jalil; Kepala Kepolisian Selangor, Dato' Khalid Abu Bakar dan Kepala Kepolisian Kuala Lumpur, Deputi Komisaris Zulhasnan Najib Baharudin.
Akhirnya ia dimakamkan kira-kira pukul 2.45 petang selepas salat Jumat pada 20September2007 di Tanah Pemakaman Islam Taman Ibu Kota, Gombak. Orang tuanya beserta tiga bersaudara Nurin Jazlin tidak bisa menahan tangisan mereka ketika jenazah itu diturunkan ke liang lahad.
Sebanyak 500 hadirin mengadiri penguburan yang diakhiri oleh oleh Imam Madrasah Assa’Adah, Abdul Aziz Elias Zahari Abdullah.
Pencarian
Banyak kantor kerajaan dan sipil menawarkan hadiah kepada siapa yang bisa memberi infomasi sehingga terbongkarnya pembunuh Nurin. Di antara warga yang menawarkan hadiah termasuklah Tan Sri Robert Pang, Exco Yayasan Penanggulangan Kriminal Malaysia (MCPF) sebanyak RM5000 (Rp 14,267,205.88), MCA sebanyak RM10000 (Rp 28,528,783.63) dan beberapa warga yang enggan dikenali menawarkan sebanyak RM5000 (Rp 14,267,205.88)[7].
Penyelidikan
Berikutan dari kasus pembunuhan sadis ini Kepala Kepolisian Malaysia Inspektur Jenderal Tan Sri Musa Hassan telah merancang pasukan penyelidikan khusus Divisi Kriminal Tindak Pidana Mabes PDRM Bukit Aman bagi membantu usaha memburu dan menangkap penjahat yang terlibat dalam pembunuhan Nurin Jazlin Jazimin.
Berikutan dari kasus ini juga, Divisi Kriminal Tindak Pidana Mabes Bukit Aman merancang satu unit khusus yang dinamakan Divisi Kriminal Seksual, Pemerkosaan dan Kanak-kanak, yang dianggotai pegawai-pegawai wanita. Direktur Divisi Kriminal Tindak Pidana Mabes Bukit Aman, Dato' Christopher Wan Soo Kee berbicara unit khusus, yang juga digelar D11, dirancang bagi memantap dan meningkatkan tahap kesiagaan dalam menangani kasus berkaitan dengan anak-anak dan kasus rumah tangga.
“Kantor itu dianggotai 101 personel wanita yang terlatih untuk mengendalikan kasus seksual, penderaan dan kanak-kanak,”
Tanggal 28 September 2007, empat orang pria dan seorang wanita telah di berkas untuk membantu selidikan. Wanita itu dibebaskan setelah diselidiki tidak ada kaitan dengan kasus pembunuhan Nurin, empat pria berada dalam tahanan reman oleh polisi selama 7 hari[8]. Tanggal 2 Oktober, polisi telah memeriksa seorang wanita Indonesia di sebuah kios di Nilai, Negeri Sembilan, sewaktu diperiksa ia mencoba menelan sim Card telepon bagi menghindari nomor telepon yang menjadi bukti kasus pembunuhan itu dikesan polisi.[9]
Media
Kasus pemerkosaan dan pembunuhan atas Nurin Jazlin yang baru berusia 8 tahun, bulan lalu, membuat seluruh Malaysia dan seluruh dunia termasuk Indonesia juga marah atas para pelaku seksual.
Ini membuat seluruh Malaysia, terutama kelompok pembela anak-anak di Malaysia, geram. Para pelakunya harus dihukum keras, bahkan harus dipermalukan. Itu sebabnya, kini nama dan wajah mereka dipublikasikan agar mereka malu dan jera.[10]