Salmaneser III (Šulmānu-ašarēdu, "dewa Shulmanu adalah yang terutama"; bahasa Inggris: Shalmaneser III) adalah raja kerajaan Asyur (859 – 824 SM), dan putra dari raja sebelumnya, Ashurnasirpal II.[1] Pemerintahannya yang lama ditandai dengan peperangan terus menerus dengan suku-suku di sebelah timur, yaitu Babilon, bangsa-bangsa di Mesopotamia dan Suriah, juga dengan Kizzuwadna dan Urartu. Tentaranya menembus sampai ke Danau Van dan pegunungan Taurus; orang Het atau Hitit di Karkhemish dipaksa membayar upeti, dan kerajaan Hamath serta Aram Damaskus ditaklukkan.

Salmaneser III
Kekaisaran Asyur
Patung Salmaneser III di Istanbul Archaeological Museums, Turki.
Berkuasa859 – 824 SM
PendahuluAshurnasirpal II
PenerusShamshi-Adad V
AyahAshurnasirpal II

Pemerintahan

 
Prasasti Kurkh (Kurkh Monolith), yaitu suatu tugu di Kurkh yang didirikan oleh Salmaneser III untuk memperingati "Pertempuran Karkar"

Pada tahun 853 SM sebuah koalisi dibentuk oleh kerajaan Mesir, Hamath, Arvad, Amon, "Ahab dari Israel" dan negara-negara tetangganya, di bawah pimpinan raja Hadadezer dari Damaskus, untuk melawan raja Asyur dalam "Pertempuran Karkar". Dalam pertempuran itu Asyur menang dan dapat menaklukkan Israel dan Suriah. Pertempuran lain menyusul pada tahun 849 SM dan 846 SM.

Melawan Israel

 
Yehu bersujud di hadapan Salmaneser III.

Pada tahun 842 SM, Salmaneser menyerang raja penerus Hadadezer, Hazael, memaksanya berlindung di balik tembok-tembok ibukotanya. Salmaneser gagal merebut Damaskus, tapi berhasil menghancurkan wilayah Suriah. Raja Yehu dari Israel mengirim dutanya, bersama-sama kota-kota Fenisia yang lain, membayar upeti pada tahun 941 SM, yang diabadikan dalam prasasti Black Obelisk (sekarang disimpan di British Museum). Babilon sudah dikuasai sejauh rawa-rawa Chaldaea di selatan, dan raja Babilonia dihukum mati.

Melawan Tibareni

Pada tahun 836 SM, Salmaneser mengirim ekspedisi melawan orang Tibareni (Tabal) yang segera diikuti dengan serangan terhadap Cappadocia, dan tahun 832 SM diadakan peperangan melawan Urartu. Pada tahun berikutnya berhubung usia, raja harus menyerahkan pimpinan tentaranya kepada Tartan (turtānu panglima tentara) Dayyan-Assur, dan enam tahun kemudian, Niniwe dan kota-kota lain memberontak terhadapnya di bawah pimpinan putranya sendiri Assur-danin-pal. Perang saudara berlangsung dua tahun, tetapi pemberontakan akhirnya dihancurkan oleh Shamshi-Adad V, putra Salmaneser yang lain. Salmaneser mati tidak lama kemudian.

Hubungan dengan Alkitab

Pemerintahannya berhubungan dengan Alkitab Ibrani atau Alkitab Kristen karena dua monumen yang didirikannya menyebut nama 2 tokoh Alkitab. "Black Obelisk" menyebut nama raja "Yehu putra Omri" dan "Kurkh Monolith" menyebut nama raja Ahab dalam kaitan dengan Pertempuran Karkar.

Pembangunan Black Obelisk

 
Black Obelisk raja Salmaneser III di British Museum.

Ia membangun istana di Calah, dan meninggalkan sejumlah edisi catatan tahunan ("annals") kerajaan yang mencatat peperangannya, yang terakhir dituliskan di Black Obelisk dari Calah. Terbuat dari batu kapur hitam, berbentuk pahatan dari Nimrud (nama kuno untuk Kalhu), di Irak utara. Merupakan obelisk Asyur paling utuh yang pernah ditemukan, dan pentingnya dalam sejarah karena mengandung gambaran paling tua mengenai seorang Israel. Di atas dan bawah gambar ukiran terdapat tulisan paku cuneiform panjang yang mencatat riwayat perbuatan Salmaneser III. Mencatat pertempuran yang dilakukannya setiap tahun sampai tahun ke-31 pemerintahannya. Sejumlah tanda mengindikasikan bahwa pekerjaan ini diperintahkan oleh panglimanya, Dayyan-Assur.

Di daftar kedua dari atas terdapat gambaran paling tua seorang Israel: raja Yehu, dari Israel yang memberikan upeti pada tahun 841 SM. Yehu memutuskan pertalian Kerajaan Israel dengan Kerajaan Fenisia dan Yehuda, serta menjadi taklukan raja Asyur. Tulisan di atas gambar itu, ditulis dalam bahasa Asyur dengan huruf paku cuneiform, dapat diterjemahkan:

“Upeti dari Yehu, putra Omri: aku menerima darinya perak, emas, mangkok emas, vas emas dengan dasar berlukisan, pot emas, timba emas, timah, tongkat raja dan beberapa tombak."

Didirikan sebagai monumen publik pada tahun 825 SM pada saat perang saudara. Ditemukan oleh arkeolog Sir Austen Henry Layard pada tahun 1846.

Referensi

Lihat pula

Sumber

Pranala luar

  Media tentang Shalmaneser III di Wikimedia Commons

Didahului oleh:
Ashurnasirpal II
King of Assyria
859–824 BC
Diteruskan oleh:
Shamshi-Adad V