Selamat Ginting

tokoh militer Indonesia
Revisi sejak 23 Desember 2014 06.55 oleh Bozky (bicara | kontrib) (clean up, replaced: Karir → Karier using AWB)

Selamat Ginting (22 April 1923 – 22 April 1994) adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Semasa perjuangannya Selamat Ginting pernah memimpin pasukan gerilya sektor III meliputi Dairi, Tanah Karo, Aceh Tenggara serta Langkat.[1] Selain berkiprah dalam memperjuangkan kemerdekaan, Selamat Ginting juga dikenal sebagai sosok yang banyak berperan dalam pergerakan nasional ketika masih berusia remaja.

Selamat Ginting
Informasi pribadi
Lahir(1923-04-22)22 April 1923
Belanda Kuta Bangun, Kabupaten Karo, Sumatera Utara
Meninggal22 April 1994(1994-04-22) (umur 71)
KebangsaanIndonesia Indonesia
Partai politikGolkar PNI
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ketika menempuh pendidikan menengah di zaman kolonial (HIS), Selamat Ginting telah mengamati kiprah berbagai organisasi pergerakan yang bertendensi nasionalis kerakyatan, seperti Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), Partai Indonesia (Partindo), dan Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Setelah menamatkan pendidikan dari HIS, Selamat Ginting kemudian meneruskan pendidikan di Sekolah Ekonomi Kayutanam, Sumatera Barat. Disini dirinya semakin memiliki minat besar pada dunia politik, serta turut menyumbangkan satu tulisan di surat kabar Resensi yang mengulas buku politik karya Roestam Effendi.

Karier kemiliteran

Setelah menamatkan pendidikan di Sekolah Ekonomi Kayutanam, Selamat Ginting kemudian pulang ke Tanah Karo. Tak lama berselang, Perang Pasifik meletus dan Jepang menginvasi Indonesia. Hal itu menandai berakhirnya era penjajahan Kolonial Belanda dan dimulainya masa pendudukan Jepang di nusantara, termasuk di Tanah Karo.

Selamat Ginting akhirnya memutuskan untuk turut berjuang menghadapi penjajahan Jepang dengan bergabung ke partai yang dibentuk oleh Mohammad Hatta, yaitu Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Pemerintah Jepang yang melarang segala kegiatan berbau politik pada saat itu, akhirnya membubarkan Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Selamat Ginting kemudian membentuk Pusat Ekonomi Rakyat (Pusra) untuk membantu menggerakkan perekonomian rakyat pada masa itu.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Indonesia masih terus menghadapi fase perang kemerdekaan, ketika Belanda kembali berusaha menduduki nusantara termasuk Tanah Karo. Disini Selamat Ginting kembali terpanggil untuk berjuang demi kemerdekaan penuh Republik Indonesia. Dia kemudian masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan sekaligus diangkat menjadi Komandan Sektor III Subteritorium VII Komando Sumatera yang meliputi wilayah Dairi, Tanah Karo, Aceh Tenggara dan Langkat.

Semasa era revolusi, pasukan Selamat dijuluki dengan sebutan ”pasukan halilitar” yang dikenal garang dalam setiap pertempuran melawan Belanda. Pasukan Selamat juga dikenal tidak pernah kompromi dengan musuh karena Selamat memiliki prinsip daripada mundur, lebih baik maju mengejar musuh.

Karier politik

Setelah perang kemerdekaan selesai, Selamat Ginting akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari dunia militer, dan memilih berkecimpung di dunia politik melalui partai yang dibentuk Soekarno pada masa kolonial, Partai Nasional Indonesia (PNI). Melalui partai ini, Selamat pernah menduduki jabatan tertinggi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara pada tahun 1950.

Kiprah politiknya yang cemerlang di daerah mendatangkan keinginan dari pengurus pusat untuk menarik Selamat ke Jakarta. Di Jakarta, Selamat akhirnya diberikan amanat untuk menjabat Ketua Departeman Organisasi DPP PNI pada tahun 1955. Saat Pemilihan Umum pada tahun yang sama, Selamat Ginting juga berhasil meraih satu kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) mewakili PNI sejak tahun 1956.[2]

Keluarga

Selamat Ginting menikah pada tahun 1944 dengan Piah Malem Rondangena Br Manik. Dari hasil perkawinan ini terlahir seorang anak bernama Tampak Kita Tuah Ginting.

Refrensi

  1. ^ "Membangun Nasionalisme Dari Selamat Ginting" - Blog, diakses 13 Juli 2014.
  2. ^ "Selamat Ginting, Marhaenis Dari Tanah Karo" - Web, diakses 13 Juli 2014.