Asian Agri
Asian Agri adalah salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia yang dibangun oleh Sukanto Tanoto[1] pada tahun 1979. Memiliki 160.000 ha area perkebunan tersertifikasi dengan 25.000 karyawan.
Asian Agri juga merupakan perusahaan kelapa sawit yang memiliki mitra petani plasma terbesar di Indonesia, yaitu 29.000 petani yang meliputi 60.000 ha lahan. Petani Plasma merupakan program kemitraan antara perusahaan dengan para petani yang menjadi bagian dari program transmigrasi di tahun 1970-an, program ini sering disebut juga sebagai PIR (Perkebunan Inti Rakyat).
Skema kemitraan Asian Agri dengan petani plasma menjadi contoh kongkrit keberhasilan upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Perhepi (Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia) dalam diskusi publiknya memaparkan bahwa melalui kemitraan Asian Agri dengan petani plasma, petani diberikan akses transparan tentang penentuan harga sawit, sehingga tidak terjadi diskriminasi harga.[2]
Salah satu contoh bagaimana program kemitraan petani plasma dapat membawa keuntungan bagi perekomian daerah adalah multiplier effect untuk sektor kelapa sawit di Riau sebesar 3.03 yang berarti setiap investasi sebesar Rp 100.000 bagi petani akan meningkatkan pendapatan sampai Rp 303.000.[3]
Sejarah
Semenjak dibangun pada tahun 1979, Asian Agri merupakan pionir dari skema transmigrasi milik pemerintah di Riau dan Jambi. Program transmigrasi adalah program yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Asian Agri merupakan bagian dari grup Royal Golden Eagle.[4]
Referensi
- ^ Asian Agri Website, http://www.asianagri.com/index.php?option=content/05&head=head/05&view=sub/03
- ^ Program kemitraan dongkrak taraf hidup petani sawit, artikel Investor Daily, hal. 7 tanggal 28 Oktober 2014
- ^ Syahza, 2009
- ^ Royal Golden Eagle, http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Royal Golden Eagle