Senyawa Nitro

Revisi sejak 5 Januari 2015 06.14 oleh Ivona AF (bicara | kontrib) (Ivona AF memindahkan halaman Senyawa nitro aromatik ke Senyawa Nitro)

Senyawa Nitro Aromatik

Berkas:Nitrobenzena.PNG

Senyawa nitro aromatik terdiri dua jenis, yaitu senyawa nitro aromatik yang radikal nitronya terikat langsung pada inti benzena dan senyawa nitro aromatik yang radikal nitronya terikat pada rantai cabang. Senyawa yang pertama di peroleh dari proses nitrasi benzena dan senyawa yang kedua diperoleh dari proses nitrasi alkil benzena[1]. Senyawa nitro aromatik terurai dengan mengeliminasi gugus nitro. Dekomposisi mungkin menjadi penting jika gugus nitro terdapat pada kedudukan orto terhadap substitusi yang ada, dimana mengadakan interaksi. Contoh spektra dari nitrobenzena dan 0-nitro toluena. Ion M-NO (m/e 93) adalah sangat umum dalam spektra dari senyawa nitro aromatik. Dalam nitrobenzena, spesies M-NO (m/e 93) kemudian melepaskan CO menNO+jadi m/e 65[2].

Spektra dari m-dan p- nitro toluena mirip dengan spektro nitro benzena. Hanya saja puncak dasar dalam spektrum 0-nitro toluena, ion M-0H (m/e 120) dibentuk dengan lepasnya satu atom hidrogen dari gugus metil dan atom oksigen dari gugus nitro. Lebih lanjut m/e 120 teruarai dengan lepasnya CO menjadi m/e 92[2]. Banyak turunan nitro aromatik yang telah diketahui struktur kimia, sifat, dan pemakaiannya, misalnya trinitrotoluena, trinitrofenol, pikril klorida dan kloronitrobenzena. Trinitrotoluena atau lebih tepatnya 2, 4, 6 trinitrotoluena yang disingkat TNT dan dalam teknik dikenal sebagai "trotil" dipakai untuk bahan peledak. Larutan trinitrofenol yang lebih dikenal sebagai asam pikrat dalam air pada kadar 1% dipakai dalam terapi klinis untuk mengobati luka-luka bakar[1].

Senyawa Nitro Alifatik

Ion molekuler (bilangan ganjil) dari senyawa mono nitro alifatik adalah lemah atau tidak terlihat. Puncak-puncak utama diberikan oleh fragmen-fragmen hidrokarbon M-NO2. Adanya sebuah gugus nitro dinyatakan oleh puncak pada m/e 30 (NO+) dan puncak yang lebih kecil pada massa 46 (NO2+).[2]

  1. ^ a b Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  2. ^ a b c Sastrohamidjojo, Hardjono. 2001. Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty.