Diaspora Indonesia

Revisi sejak 7 Januari 2015 23.01 oleh Friezer (bicara | kontrib)

Diaspora Indonesia [1](bahasa Inggris: Indonesian Diaspora) adalah orang atau warga negara atau penduduk dan keketurunannya dari warga negara atau berstatus penduduk termasuk yang menikah dengan orang Indonesia, siapapun yang mencintai Indonesia dan bersedia untuk terlibat untuk memperluas jaringan koneksi, melipat gandakan peluang dan meningkatkan kemakmuran bersama untuk Indonesia dan diaspora nya.[2]

Diaspora Indonesia
Daerah dengan populasi signifikan
 Malaysiaest 2,500,000
 Saudi Arabiaest 1,500,000[a]
 Netherlands410,800
 Singaporeest 200,000
 Taiwan161,000
 Hong Kong102,100[b]
 United Arab Emirates100,000[c]
 Suriname90,000[d]
 Australia86.196[e]
 United States70,000
 Philippines43,871
 Qatar36,000
 Japan30,567[f][g]
 South Korea30,000
 Canada14,300
 New Caledonia7,000
Bahasa
Indonesia · Jawa · Minangkabau · Bugis
Bahasa lainnya
Inggris · Arab · Tionghoa · Belanda  · Jepang
Agama
Mayoritas Islam Sunni · Kristen · Hindu · Buddha
Kelompok etnik terkait
Arab · Tionghoa · India · Eropa · Jepang.

  1. ^ [1]
  2. ^ Media Indonesia Online 2006-11-30
  3. ^ [2]
  4. ^ [3]
  5. ^ [4]
  6. ^ Sakurai 2003: 33
  7. ^ Sakurai 2003: 41


Orang Indonesia di luar negeri

Malaysia

Diperkirakan terdapat sekitar 2.500.000 warga negara Indonesia di Malaysia pada waktu tertentu, yang disebabkan oleh adanya migrasi yang konstan sejak zaman kuno dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi serta pengiriman tenaga kerja. Jumlah warga negara Malaysia yang berdarah Indonesia mungkin bisa sampai jutaan lebih.

Qatar

Terdapat sekitar 36.000 warga negara Indonesia di Qatar.

Arab Saudi

Sebagian besar orang Indonesia di Arab Saudi adalah tenaga kerja wanita, dan selebihnya adalah tenaga kerja migran lainnya dan mahasiswa.

Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, sebagian besar orang Indonesia adalah mahasiswa dan profesional. Universitas Boston dan Universitas Harvard adalah dua perguruan tinggi yang menjadi tujuan utama pelajar Indonesia. Di Silicon Valley, California, terdapat banyak orang Indonesia yang bekerja di perusahaan-perusahaan teknologi seperti Cisco Systems, KLA Tencor, Google, Yahoo, Sun Microsystems, dan IBM. Sehat Sutardja, CEO Marvell Technology Group, adalah salah satu orang Indonesia yang sukses di Amerika Serikat.[3] Pada bulan April 2011, Voice of America melaporkan bahwa semakin banyak pelajar Indonesia yang belajar di Amerika Serikat.[4]

Singapura

Menurut Kedutaan Besar Indonesia di Singapura, pada 2010 terdapat 180.000 warga negara Indonesia di Singapura. Sebanyak 80.000 orang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, 10.000 sebagai pelaut, dan sisanya adalah mahasiswa atau kalangan profesional.

Belanda

Indonesia adalah bekas koloni Belanda. Pada awal abad ke-20, banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di Belanda. Sebagian besar dari mereka tinggal di Leiden dan aktif dalam Perhimpunan Indonesia. Selama Revolusi Nasional Indonesia, banyak penduduk Maluku yang bermigrasi ke Belanda. Kebanyakan dari mereka adalah mantan tentara KNIL. Akibatnya, sekitar 12.500 orang Indonesia menetap di Belanda. Giovanni Van Bronckhorst, Denny Landzaat, Roy Makaay, Mia Audina, dan Daniel Sahuleka adalah orang-orang terkenal keturunan Indonesia di Belanda.

Australia

Sebelum pelaut Belanda dan Inggris tiba di Australia, orang Indonesia dari Sulawesi Selatan telah menjelajahi pantai utara Australia. Setiap tahun, para pelaut Bugis berlayar ke Australia dengan menggunakan perahu pinisi. Mereka menetap di Australia selama beberapa bulan untuk berdagang sebelum kembali ke Makassar pada musim kemarau. Aktifitas ini terus berlangsung sampai tahun 1907.[butuh rujukan]

Suriname

Orang Indonesia, terutama orang Jawa, berjumlah sekitar 15% dari populasi Suriname. Pada abad ke-19, Belanda mengirimkan orang Jawa ke Suriname sebagai pekerja kontrak di perkebunan. Orang keturunan Indonesia yang paling terkenal di Suriname salah satunya adalah Paul Somohardjo, juru bicara Majelis Nasional Suriname.[5]

Jepang

Pada tahun 2013, sekitar 20.000 orang Indonesia menetap di Jepang, termasuk sekitar 3.000 pendatang ilegal. Angka ini turun dari tahun-tahun sebelumnya karena berbagai alasan. Dua alasan utama adalah biaya hidup yang tinggi dan kesulitan untuk menemukan pekerjaan di Jepang.[butuh rujukan]

Referensi

  1. ^ RI diaspora expected to boost economy
  2. ^ "Ways Forward" dalam Kongres Diaspora Indonesia di Los Angeles pada tanggal 6 Juli 2012
  3. ^ Meet Marvell Forbes Article
  4. ^ http://www.voanews.com/learningenglish/home/education/Push-to-Get-More-Indonesians-to-Study-in-US-119812454.html
  5. ^ English Not On Menu For Wednesday's Press Briefing

Lihat pula

Pranala luar