Wikipedia:Bak pasir
[1]Kemejing adalah desa di kecamatan Kedung Banteng,Kabupaten Banyumas,Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini terletak di lereng Gunung Slamet, salah satu gunung berapi terbesar di Pulau Jawa.
Sejarah
Sejarah Desa Melung dimulai dengan cerita atau legenda tentang Syeikh Abdulrahman Kyai Melung sebagai penguasa dan sesepuh Desa Melung yang tidak tercatat dalam dokumen sejarah terjadinya Desa Melung. Cerita yang turun temurun terus dilakukan orang tua kepada anak-anaknya tidak lepas dari sejarah Kadipaten Pasir Luhur, sebagai tempat persinggahan dan perlintasan para prajurit Kadipaten Pasir Luhur. Pada suatu saat para prajurit dalam perlintasannya menandai adanya ayam yang berkokok dikejauhan. Desa Melung dahulu masuk kedalam Kecamatan Kebumen dan baru sekitar tahun 1955-an dimasukkan kedalam Kecamatan Kedungbanteng.
Berdasarkan sejarah yang informasinya diberikan secara turun temurun kepada generasi berikutnya bahwa pada jaman penjajahan Belanda, Desa Melung merupakan kebun kopi dan penghasil alpukat yang sangat terkenal di negara Belanda dengan kopi kampungnya, lalu pada tahun 1928 Belanda mendirikan PLTA Ketenger yang sesungguhnya berada di Desa Melung.
Geografis
Desa Melung adalah desa yang terletak dipinggir hutan sehingga topografinya berbukit – bukit, secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. Batas sebelah utara dengan Tanah PERHUTANI, sebelah timur Kecamatan Baturraden dan berada di sabuk sebelah barat Gunung Slamet.
Batas Wilayah
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Windujaya Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Ketenger dan Desa Karangtengah Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kutaliman dan Desa Kalikesur. Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan PERHUTANI dan Desa Sirampok Kecamatan Sirampok Kabupaten Brebes.
Pembagian Administratif
~ Kepala Dusun I membawahi Gerumbul Depok dan Kaliputra ~ Kepala Dusun II membawahi Gerumbul Melung dan Selarendeng
Rukun Warga
Jumlah Rukun Warga ada 4 RW terdiri dari : ~ Gerumbul Depok adalah RW 1 ~ Gerumbul Kaliputra adalah RW 2 ~ Gerumbul Melung adalah RW 3 ~ Gerumbul Selarendeng adalah RW 4
Rukun Tetangga
Jumlah Rukun Tetangga ada 17 RT terdiri dari ~ Gerumbul Depok ada 4 RT : RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04 ~ Gerumbul Kaliputra ada 5 RT : RT 01, RT 02, RT 03, RT 04 dan RT 05 ~ Gerumbul Melung ada 5 RT : RT 01, RT 02, RT 03. RT 04 dan RT 05 ~ Gerumbul Selarendeng ada 3 RT : RT 01, RT 02 dan RT 03.
Penduduk
Jumlah penduduk desa Melung pada Awal tahun 2014 mencapai 2.250 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.162 jiwa dan perempuan sebanyak 1088 jiwa, memiliki 522 Kepala Keluarga sehingga dalam setiap keluarga rata-rata terdiri dari 4 (empat) orang.
Kepala Pemerintahan
Berdasarkan perjalanan panjang sejarah Desa Melung yang tercatat dan merupakan hasil dari wawancara beberapa tokoh masyarakat yang pernah mengalami Lurah Desa Melung yang dialami oleh tokoh masyarakat yang dapat menceritakan sejarahnya. Dan yang pernah menjadi lurah atau Kepala Desa adalah :
- Suradirana: Sejak tahun 1905 sampai dengan tahun 1940 para kepala desa atau yang pada jaman dahulu disebut lurah dipimpin oleh Suradirana. Pada masa sebelum kemerdekaan jabatan lurah merupakan bagian dari ketua adat yang jabatannya tidak terbatas dan dapat diturunkan kepada anak-anaknya. Menurut cerita orang tua yang pernah mengalaminya, Lurah Suradirana memimpin Desa Melung pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Pembangunan yang diketahui adalah pembangunan PLTA Ketenger.
- Mulyadirana: Merupakan pengganti dari lurah terdahulu dan inipun tidak tercatat kapan dan berakhirnya menjadi lurah untuk Desa Melung.
- Wiryo Sukatmo: Merupakan lurah yang memimpin Desa Melung selanjutnya yang menurut cerita menjabat menjadi lurah pada awal-awal kemerdekaan Indonesia.
- Mursidi: Memegang jabatan sejak tahun 1957 yang pada masa tersebut sedang banyaknya pemberontakan-pemberontakan DI/TII yang bermukim di Desa Melung sebagai tempat pelarian dan dijadikan markas gerakannya karena wilayah Desa Melung yang sangat strategis, bersama sekretaris desanya tewas dibunuh pemberontak DI/TII Darul Islam, karena dianggap tidak melindungi. Hasil pembangunan yang dicapai belum begitu nampak karena kondisi masyarakat pada saat itu dari segi keamanan dan ketentraman sangat tidak kondusif ditambah lagi pemberontakan G30S/PKI yang berlangsung pada tahun 1965. Pada kondisi negara yang masih belum kondusif berdampak pada kegiatan pembangunan di desa-desa.
- Martareja: Pembangunan baru dapat dilaksanakan setelah tahun 1965, pada saat Desa Melung dipimpin oleh lurah Martareja yang dilakukan yaitu :
- Pembukaan jalan setapak menjadi jalan besar antara Desa Melung sampai desa Windujaya
- Jalan antara Kaliputra sampai dengan Desa Kutaliman.
- Pembangunan kantor dan balai desa.
- Pembangunan lapangan desa.
- Slamet:Memegang jabatan dari tahun 1987 –1991 cukup banyak adanya pembangunan hanya melanjutkan kerja dari Lurah terdahulu karena menjabat selama kurang lebih 3 tahun lalu mengundurkan diri. Pembangunan yang telah dilaksanakan adalah :
- Pembangunan dam Watugayong.
- Pembangunan WC/kamar mandi umum.
- Pembangunan pasar desa.
- Pembangunan listrik masuk desa.
- Sirun Ahmad Mahudin:Menjadi Kepala Desa dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2001 dengan hasil pembangunan berupa :
- Pembangunan sarana air bersih dengan sumber mata air Lubang
- Pembangunan sarana air bersih wangan wali dari program PPK tahun 2001.
- Pembangunan jembatan kali Manggis yang menghubungkan jalur gerumbul Melung dengan Selarendeng dari program P3DT.
- Pengerasan jalan Selarendeng sampai Desa Kalikesur.
- Adanya listrik masuk Desa Melung.
- Adanya program IDT dengan pengembangan ternak kambing.
- Kegiatan LED (Lembaga Ekonomi Desa).
- Agung Budi Satrio: Menjabat Kepala Desa Melung selama dua periode sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2013 dengan hasil pembangunan berupa :
- Pembangunan PAUD , TK dan Community Acces Point ( CAP )
- Pembangunan sarana prasana SD-SMP Satu Atap.
- Pendirian Lembaga PAGER GUNUNG
- Rehab Jalan Gerumbul Melung dengan Pavingisasi ( PNPM)
- Pembangunan Jalan Rabat Beton RW 02 (PNPM)
- Pembangunan Bendungan dan Irigasi Wangan Aren (PNPM)
- Pembangunan Irigasi Curug Gupit ( PNPM )
- Pembangunan PKD AD-DAWAN ( PNPM )
- Pembangunan Aula Widya Mandala
- Pengembangan Pertanian Organik
- Inisiatif Gerakan Desa Membangun (GDM)
- Peluncuran situs desa ( melung.desa.id )
- Implementasi Sistem Aplikasi MITRA DESA
Transportasi
Sarana transportasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembangunan wilayah guna peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sarana dan prasarana transportasi Desa Melung sudah cukup baik sebagai prasarana perhubungan jalan ditambah sekarang ini sudah ada sarana transportasi angkutan pedesaan untuk mengangkut hasil bumi dari desa ke kota.
Pendidikan
Untuk sarana dan prasarana bidang pendidikan di Desa Melung sudah memiliki 1 (satu) unit Sekolah Dasar , lalu sudah berdirinya Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) tahun 2002 yang berubah program menjadi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan model Kelompok Bermain SATRIA JAYA sekarang menjadi PAUD TERPADU KB.SATRIA JAYA DAN TK PERTIWI, sedangkan SMP sudah ada yaitu SMP Negeri 3 Kedungbanteng.
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Melung
No Tingkat pendidikan Jumlah (jiwa) 1 Tidak tamat SD 285 2 Tamatan SD 977 3 Tamatan SMP 361 4 Tamatan SMA 103 5 Tamatan D1 - 6 Tamatan D2 - 7 Tamatan D3 - 8 Tamatan S1 16 Jumlah 1.742 Sumber : Database sekunder Desa Melung 2013
Budaya
Desa Melung memiliki budaya sebagaimana desa-desa yang ada di Kabupaten Banyumas seperti seni kuda lumping, seni hadroh atau rebana.Budaya dan adat istiadat masyarakat Desa Melung masih terpelihara dengan baik, dimana sifat gotong royong masih cukup tinggi terutama dalam membangun rumah dimana budaya sambatan masih sangat terpelihara dengan baik. Hal tersebut sebagai modal dasar untuk kegiatan pembangunan dan menanamkan rasa kegotongroyongan.
Pariwisata
Desa Melung merupakan kawasan pengembangan produksi sayur organiknya dimana berdekatan dengan Curug Gede dan lokawisata Baturraden , wisata teknik PLTA Ketenger yang berada di Desa Melung sangat memungkinkan untuk dijadikan kawasan agrowisata sebagai salah satu penunjang pendapatan asli daerah Kabupaten Banyumas.
Perayaan
Desa Melung memiliki perayaan Ruwat Bumi, Ruwat Mata Air, nyadran.
Makanan Khas
Berbagai makanan yang biasanya dibuat masyarakat di Desa Melung antara lain mendoan, cantir, combro, peyek, oblang, intil, getuk, krawu, cimplung.
Tokoh
- Ahmad Iksan,S.Ag, mantan Anggota DPRD Kabupaten Banyumas Periode 2004-2009 kelahiran Desa Melung