Tihulale

Revisi sejak 22 Januari 2015 00.38 oleh Nalhacker (bicara | kontrib) (Sistem Pemerintahan Dan Bahasa)

Negeri TIHULALE[1], biasa ditulis dan dieja sebagai Tihulale, Amalesi, atau Amalessy merupakan salah satu Negeri Adat yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Pulau Seram, Maluku, Indonesia. Sebagaimana umumnya adat orang Maluku, setiap negeri memiliki nama adatnya sendiri-sendiri yang disebut teung. Nama adat atau teung dari Negeri Tihulale adalah Amalesi Risapori Sariata.

Letak Astronomis Negeri Tihulale

Secara Astronomis, Negeri Tihulale terletak pada 3°27'0 Lintang Selatan, dan 128°30'0" Bujur Timur. Sebelah utara Negeri Tihulale Berbatasan dengan Negeri Hunitetu, Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Seram, Sebelah barat berbatasan dengan Negeri Kamarian di Waimeten dan sebelah timur berbatasan dengan Rumah Kai di Air Siaputi.

Negeri Tihulale terhimpun dalam Saniri besar Tiga Batang Air (Kwele Batai Telu) “Tala Eti Sapalewa” yang yang merupakan bagian dari Saniri Tiga Batang Air “Talabatai” (Batang Air Tala) dengan kedudukan sebagai Angkota. Dimana dalam Saniri Tiga Batang Air tersebut beranggotakan ± 12 negeri adat yang terdiri dari 5 negeri adat sebagai Ina Ama (Inama) dan 7 negeri adat sebagai Angkota. Adapun negeri-negeri adat tersebut adalah :

Ina Ama :

  1. Negeri Hualoy (Ina Ama Tuni Siwalete Sarimetene);
  2. Negeri Kaibobu (Ina Ama Tahisane Poput Samale);
  3. Negeri Elpaputih (Ina Ama Tahisane Pesihalule);
  4. Negeri Kairatu (Ina Ama Salibubui); dan
  5. Negeri Watui (Ina Ama Sailewoi).

Angkota :

  1. Negeri Huku Kecil dan Huku Anakota (Moin Nikwele);
  2. Negeri Lohia Tala (Lohie);
  3. Negeri Tihulale (Amalesi Risapori Sariata);
  4. Negeri Makariki (Siwalete Maatita);
  5. Negeri Amahai (Lounusa Maatita);
  6. Negeri Soahuku (Riripori Kalapesi); dan
  7. Negeri Wasia (Mauwen Tinai),

Sistem Pemerintahan Dan Bahasa[2]

Sistem pemerintahan di Negeri Tihulale adalah “Patasiwa” yang bercirikan pimpinan tertinggi adalah seorang Upulatu (Raja) yang berasal dari keturunan raja , dengan dibantu Juru Tulis, Marinyo (Pembawa Titah Raja), Malesi (Kapitan), Maueng (Kelompok Penjaga Rumah Kakehan), Kewang (Kelompok Penjaga Hutan), Amanupui (Kepala Adat), Soa (Kelompok Fam), Wariwaa (Rumpun Adik Kakak). Fam atau marga pemangku jabatan raja atau kepala negeri (semacam kepala desa) di negeri Tihulale adalah fam Salawane.

Bahasa yang digunakan di Negeri Tihulale adalah “Bahasa Alune” (Aloene Pantai) sesuai dengan ciri khas Alune dalam berpakaian serta yang paling menonjol dari Alune adalah menjadikan ular sebagai pantangan untuk dimakan.

Soa yang terdapat di Negeri Tihulale antara lain :

Soa Harur, yang terdiri dari mata rumah  :

  1. Salawane (Upu ase upu rumah sitanamah)
  2. Tualena (Upu niai upu rumah niniari)
  3. Tuarisa (Upu hutui upu rumah sourisa)
  4. Nusawakan (Upu uwen haubawa)

Soa Kukur, yang terdiri dari mata rumah  :

  1. Sapuri (Upu selai pewaka tanah makah hurui rua)
  2. Tuapetel
  3. Atapari (Upu selai pewaka sou lalan)

Soa Laha, yang terdiri dari mata rumah  :

  1. Hursina (Upu matita)
  2. Sopasina
  3. Pariama (Upu panai upu rumah lei selah)
  4. Wairata (Upu selai pewaka suri au)

Setelah dibentuknya Soa, juga dibentuk Wariwaa yang didasarkan hubungan kekeluargaan adik kakak.

Wariwaa  :

  • Salawane dengan Tuarisa
  • Tualena dengan Nusawakan
  • Sapuri dengan Tuapetel dan Atapari
  • Hursina dengan Sopasina
  • Wairata dengan Pariama

DAFTAR RAJA

Adapun Raja-Raja di Negeri Tihulale yang pernah memerintah dari pertama sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut  :

  1. Coeripati Salawane;
  2. Patiraha Salawane;
  3. Paltin Salawane;
  4. Tentapan Salawane;
  5. Leisoeka Salawane;
  6. Naisamal Salawane;
  7. Welem Salawane;
  8. Samuel Salawane;
  9. Elseus Salawane 1;
  10. Elseus Salawane 2;
  11. Juluis Salawane;
  12. Timothius Salawane;
  13. Lucas Wairata;
  14. Nicodemus Salawane;
  15. Frans Wairata;
  16. Boetje Sapuri;
  17. Daniel Sapuri;
  18. Elia Salawane (Sekarang).

Hubungan Pela[3]

Negeri Tihulale memiliki hubungan Pela dengan Negeri Huku Kecil dan Huku Besar. Hubungan Gandong dengan Negeri Kailolo[4] (Sahapori), Negeri Seith di Jazirah Leihitu dan Negeri Ouw[5] di Pulau Saparua[6].

Agama[7]

Sebelum masuknya pengaruh Kekristenan oleh Portugis dan Belanda, Agama yang dianut masyarakat Negeri Tihulale adalah Kakehan. Namun sejak masuknya pengaruh kolonialisme dengan membawa ajaran Kekristenan atau penginjilan barulah Masyarakat Negeri Tihulale mengenal agama Kristen. Saat ini, Mayoritas penduduk Negeri Tihulale beragama Kristen Protestan dengan Gereja Protestan Malukusebagai gerejanya. 

  1. ^ http://www.tihulale.com/2015/01/sejarah-negeri-tihulale.html
  2. ^ http://nalhacker.blogspot.com/2013/10/sejarah-negeri-tihulale-amalesi_2567.html
  3. ^ http://www.tihulale.com/2015/01/sejarah-pela-negeri-tihulale-huku.html
  4. ^ https://wiki-indonesia.club/wiki/Kailolo,_Haruku,_Maluku_Tengah
  5. ^ https://wiki-indonesia.club/wiki/Ouw,_Saparua,_Maluku_Tengah
  6. ^ https://wiki-indonesia.club/wiki/Saparua
  7. ^ http://www.tihulale.com/2015/01/agama-masyarakat-negeri-tihulale.html