Pembicaraan:Daftar pengusaha Jawa
Ini adalah halaman pembicaraan untuk diskusi terkait perbaikan pada artikel Daftar pengusaha Jawa. Halaman ini bukanlah sebuah forum untuk diskusi umum tentang subjek artikel. |
|||
| Kebijakan artikel
|
||
Cari sumber: "Daftar pengusaha Jawa" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · HighBeam · JSTOR · gambar bebas · sumber berita bebas · The Wikipedia Library · Referensi WP |
Voting
Karena tidak mencapai mufakat, lebih baik kita voting artikel ini perlu dihapus atau tidak.
Setuju
Tidak setuju
Mohon perhatian
Benar BPR dan pertanian tidak merujuk pada suku tapi setidaknya itu data untuk Jateng dan Jatim. Setidaknya pasti ada pengusaha Jawa yang terlibat disana. Orang Madura juga ada pertanian tetapi tidak mungkin mendominasi 100%. Perhutanan juga ranah pengusaha yaitu pengusaha kayu. Pengusaha HIPPI memang pribumi tapi di Jateng dan sudah tentu ada pengusaha Jawa yang ikut bergabung. Bidang pertanian, kayu, peternakan dll itu memang bidang khas pengusaha Jawa. Kalau seandaianya artikel yang menceritakan tentang suku dan agama anda disunting yang bertentangan dengan keadaanya sebenarnya bagaimana ? Orang Jawa dikenal pluralis dan tak pernah terlibat kerusuhan suku atau agama apapun. Mohon kebijakannya. --180.246.94.70 24 Januari 2015 03.10 (UTC) Ulasan mudik lebaran untuk menggambarkan aktivitas pengusaha Jawa di Jakarta dan ada datanya. Misalkan anda menyunting artikel maka orang lain juga belum tentu setuju pendapat anda.--180.246.94.70 24 Januari 2015 03.13 (UTC)
Nah begini. Mari kita pakai logika saja dalam menulis artikel. Artikel ini memasukkan data BPS, dan data itu bersifat pasti dan tetap. Misal pengusaha Jawa yang berperan adalah A%, sementara masih ada pengusaha2 lain yang menyumbang B%, C%, D% dalam data. Jadi A+B+C+D = E (yaitu data BPS). Apakah E = A? Tentu tidak. Oleh sebab itu, data tersebut tidak bisa digunakan. HARUS ada data pasti yang menunjukkan jumlah sebenarnya, bukan pakai rumus kira2. Untuk mudahnya begini: Gado-gado = bumbu kacang + selada + taoge + tahu goreng. Apakah Gado-gado = taoge? Bisa masuk tidak pernyataan gado-gado = taoge? Tidak bisa kan.
Pertanian peternakan dsb, yang saya tahu, bukan hanya didominasi pengusaha Jawa lo. Pertanian bukan ranah bisnis, kalau distribusinya baru masuk ranah bisnis. Petani bukan pengusaha melainkan produsen, distributor dari produk pertanian dan perhutanan itulah yang masuk ranah bisnis. Dan yang saya tahu, banyak suku selain Jawa yang bergerak di bidang tersebut. Jadi kembali menggunakan rumus logika yang saya gunakan di atas, masuk akal tidak? Ini perhitungan statistika sederhana kok pernah belajar Metodologi Penelitian kan?
Untuk HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia), pernyataan yang dibuat adalah mereka mampu menyerap 65% tenaga kerja di seluruh Indonesia. Benar begitu? Kalimat yang digunakan dalam artikel adalah (kurang lebihnya) "Pengusaha Jawa mampu mampu menyerap tenaga kerja sampai 60%". TIDAK BISA digunakan logika seperti itu. Data dari mana? Itu adalah pendapat pribadi, dan data juga tidak masuk dalam referensi yang digunakan. Dalam istilah saya, itu termasuk ke dalam Pemerkosaan Ilmu Pengetahuan. Mohon diperhatikan. Sebelum ada data pasti yang menunjuang, saya (dan saya yakin para pengguna lain yang meninggikan rasional) akan menolah data tersebut. Jangan melakukan Fabrikasi (membuat data sendiri) dan manipulasi data, ini adalah Wikipedia, sebuah Ensiklopedia internet, bukan blog, apalagi berita koran yang kadang datanya ngawur dan ujung2nya diralat pada edisi berikutnya.
Untuk mudik, mungkin sebagian besar pemudik adalah suku Jawa. Tapi apakah itu pengusaha saja? Saya pikir karyawan swasta, PNS, pembantu rumah tangga, kontraktor, buruh bangunan, dsb dsb juga bisa masuk dalam arus mudik. Saya juga tahu kalau Jawa Tengah punya banyak tempat wisata seperti Borobudur Prambanan Mendut Gunung Kidul dsb dsb, yang saya pikir juga menarik perhatian para wisatawan yang ikutan arus mudik mumpung liburan. Apakah itu bisa menggambarkan aktivitas Pengusaha Jawa? Sementara yang ikut arus mudik bukan hanya suku Jawa, juga saya yakin didominasi yang non-pengusaha. Ini juga kembali ke logika di atas yang saya sebutkan pertama-tama.
Orang Jawa dikenal pluralis dan tak pernah terlibat kerusuhan suku atau agama apapun. Saya tidak paham dengan maksud tulisan ini. Jika anda berpikir saya bermaksd menyerang suku Jawa, anda salah besar saya hanya membela pengetahuan dan tidak tahan jika ada orang yang bermaksud memperkosa pengetahuan. Jika anda memberikan pernyataan, saya anggap itu sebagai pendapat pribadi karena tidak ada referensi yang anda gunakan untuk mendukung. Jadi masalah selesai sampai di sini. Kita semua di Wikipedia tidak ada yang suka menyerang atau apapun. Bahkan jika anda lihat pada riwayat suntingan, saya membalikkan suntingan seorang anonim yang menyatakan pengusaha Jawa tidak mau saling membantu sesamanya. Kejadian itu sebelum saya merevisi besar2an artikel ini supaya kualitasnya dapat naik, mungkin 1 atau 2 suntingan sebelumnya revisi.
Anggap saja menulis artikel di sini sama seperti menulis skripsi data tidak bisa dibuat main-main. Mohon perhatiannya dan saya juga menunggu masukan data2 baru yang memang bisa menunjang kualitas artikel ini, sehingga semua orang pasti setuju dengan pernyataan anda. Selama pernyataan tidak didukung pernyataan asli dari referensi, saya anggap itu adalah tindakan manipulasi dan fabrikasi. Terima kasih Okkisafire (bicara) 24 Januari 2015 04.01 (UTC)
- Bu maksudnya gimana ya. Jawabnya dimana --180.246.94.70 24 Januari 2015 03.44 (UTC)
- Artikel ini berguna untuk memotivasi orang Jawa untuk tidak menjadi PNS melainkan pengusaha. Juga bisa agar pemerintah juga menarik pajak dari pengusaha Jawa. Ibu ada email atau nomer HP yang bisa dihubungi--180.246.94.70 24 Januari 2015 03.48 (UTC)
- Halo 180.246.94.70, Saya pengurus Wikipedia Bahasa Indonesia, saya melihat Anda hampir melakukan perang suntingan dengan Editor Okkisafire, tolong dihentikan, tidak hanya itu, tolong baca Wikipedia:Konflik kepentingan dan Wikipedia:Sudut pandang netral tidak lupa Wikipedia:Bukanlah, WIkipedia bukanlah tempat untuk memotivasi orang lain dalam pekerjaan mereka, Wikipedia adalah ensiklopedia, harap dimengerti dan dimaklumi, terima kasih.-AldNonUcallin?♫☎☏♬ 24 Januari 2015 03.56 (UTC)
Di artikel mudik juga ada definisi profesinya. Termasuk wirawswasta juga tercantum. Di artikel ini tidak ada yang menyebut BPR, pengusaha pribumi dan pertanian itu orang Jawa semua. Hanya menunjukkan data BPR, pertanian dan pengusaha pribumi di Jateng dan Jatim. Tentu disana juga ada orang Jawa. Silahkan anda membuat juga jumlah BPR di tempat anda. Pertanian itu juga bidang bisnis. Ya sudahlah anda pintar bicara. Gunakanlah nurani anda. Jika motivasi anda adalah rasisme maka anda pasti akan terbalas di tempat lain. Orang Jawa pejuang pluralis tapi sering terkena rasisme. Lama lama orang Jawa bisa bangkit sukuismenya.--180.246.94.70 24 Januari 2015 04.12 (UTC)
- Saya pikir satu-satunya orang yang rasis di sini adalah anda sendiri. Anda mendulang air tecipak muka anda sendiri. Di sini adalah tempat orang-orang intelek berwawasan luas, semua paham dengan penggunaan data untuk referensi. Jika memang tulisan tersebut memang benar, buktikanlah dengan referensi yang anda gunakan. Jangan mengurangi 65% jadi 60% dengan menggunakan perbandingan anda sendiri! Justru saya berusaha meningkatkan kualitas artikel ini supaya lebih layak dibaca, bukan artikel koran yang akhir2 ini isinya banyak ngawurnya. Saya juga berharap kesukuan orang Jawa bangkit. Saya yang bukan orang Jawa saja sakit hati waktu patung Semar di kota tertentu dirobohkan, dan yang mnuntut adalah orang-orang Jawa sendiri. Ayah saya sampai berkata,"orang-orang Jawa kok sekarang kehilangan identitas dirinya". Miris lo saya pada hal itu, padahal itu kejadiannya sudah beberapa tahun yang lalu, sampai sekarang saya masih ingat.
- Artikel ini memang tidak menyebutkan kata2 BPR dan pengusaha pibumi, karena semua sudah diubah mnjadi "Pengusaha Jawa" atau "Suku Jawa". Padahal referensi yang digunakan merujuk pada hal itu. Apa coba namanya kalau bukan manipulasi data? Anda juga menyebutkan sendiri to kalau petani bukan semuanya suku Jawa. Saya kembalikan saja ke logika di atas. Selama data yang digunakan adalah untuk keseluruhan, data itu tidak bisa digunakan untuk menyebut bagian-bagiannya saja. Itu namanya fabrikasi data (jika anda masih belum paham dengan istilah ini). Jika referensi saya hapus karena tidak sesuai dengan pernyataan dalam artikel, akhirnya pernyataan tersebut menjadi pendapat pribadi. Itu juga tidak boleh dimasukkan dalam Wikipedia. Itulah sebabnya setiap pendapat pribadi juga saya hapus. Mohon pengertiannya.
- Yang saya tahu, para pengusaha pertanian di Jawa Timur kebanyakan adalah orang Cina dan Madura. Ada juga beberapa suku Jawa. Tapi itu hanya sepengathuan saya. Apakah saya boleh memasukkan ke dalam Wikipedia? Tentu saja TIDAK BOLEH! Itu kan pendapat pribadi saya, tidak ada penelitiannya bagaimana, dan pandangan saya juga sagat dimungkinkan untuk salah. Itu alasan saya menghapus setiap pendapat pribadi. Sebenarnya ada aturan yang melarang memasukkan pendapat pribadi di Wikipedia, tapi saya masih lupa linknya. Coba saya cari sebentar lagi. Okkisafire (bicara) 24 Januari 2015 04.30 (UTC)
Misalkan : Artikel pengusaha Hindu Indonesia tentu menggambarkan kehidupan ekonomi di Bali. Artikel pengusaha Minang tentu menggambarkan kehidupan di Sumbar. Artikel orang Buddha tentu menggambarkan kehidupan orang China, Jepang dll. Artikel kesenian Melayu tentu menggambarkan kesenian di Sumsel dan Riau. Bagaimana kalau itu semua dihapus dengan alasan tidak semua orang Bali itu Hindu, tidak semua orang Sumsel dan Riau itu Melayu, tidak semua orang Sumbar itu Minang dan tidak semua orang China itu Buddha ? Memang suatu daerah pasti terdapat beragam suku dana agama. Tapi suku yang menjadi mayoritas suatu wilayah tentu berperan dalam kehidupan ekonomi di tempat itu. Misalkan pengusaha Jawa tentu yang digambarkan kehidupan di Jateng dan Jatim. Tentu salah jika pengusaha Jawa yang digambarkan kehidupan di Kalimantan atau Amerika. Kehidupan di Jateng dan Jatim pun yang digambarkan adalah sektor yang paling mencerminkan pengusaha Jawa yaitu pertanian, peternakan, masakan Jawa, BPR, koperasi dll. Tentu salah kalau digambarkan pengusaha Jawa di Jateng dan Jatim dari sektor yang biasanya dari suku lain seperti perbankan swasta, otomotif, bangunan, elektronik, tekstil dll. Artikel pengusaha Jawa ini tidak ada yang menghina suku lain--180.246.94.70 24 Januari 2015 04.43 (UTC)
Di Jateng dan DIY kebanyakan pengusaha pertanian itu suku Jawa. Kalau di Jatim kebanyakan pengusaha pertanian juga suku Jawa. Ada 2 pengusaha pertanian. Yang dimaksud artikel itu adalah pengusaha pertanian di desa yang terkait dengan padi. Kalau yang anda maksud pengusaha Tionghoa dan Madura di pertanian itu mungkin pertanian di perkotaan. Pertanian itu ada banyak bukan cuma padi dan beras. --180.246.94.70 24 Januari 2015 04.46 (UTC)
Kalau orang tidak setuju dengan suatu kalimat dalam artikel maka orang itu bisa menambahkan misalkan "tetapi atau menurut" Kalau orang itu menghapus 100% patut dipertanyakan motivasinya. Misalkan lagi artikel tentang agama. Misalkan saja ada tulisan : "Nabi Muhammad adalah nabi terakhir" tentu tidak semua orang setuju dan sangat bias tapi apakah layak untuk dihapus ? atau ada tulisan : "Yesus Kristus adalah juru selamat" tentu tidak semua orang setuju dan bias tapi apakah layak untuk dihapus ? Tentu tidak layak tapi cukup ditambahkan tulisan "menurut orang Islam nabi Muhammad adalah nabi terakhir" atau "menurut orang Kristen Yesus Kristus itu juru selamat"--180.246.94.70 24 Januari 2015 05.09 (UTC)
Misalkan kalimat yang menggambarkan sektor pertanian, BPR, koperasi, knalpot, kayu, peternakan dll kalau anda tidak setuju anda bisa menambahkan " tetapi tidak semua pengusaha di bidang itu adalah suku Jawa" dengan cantuman link referensi. Kalau anda menghapus 100% dan langsung mengunci artikel itu berarti motivasi anda aneh.--180.246.94.70 24 Januari 2015 05.19 (UTC)
Bukan saya yang mencamtukan data tentang koperasi dan BPR. Jadi anda salah alamat menuduh fabrikasi data. Kalau diperhatikan data koperasi dan BPR itu ada link sumbernya tentu itu data resmi.--180.246.94.70 24 Januari 2015 05.25 (UTC)
Barusan saya baca kembali hasil suntingan saya dan saya menemukan satu kalimat yang mungkin itu yang anda anggap rasis. Saya minta maaf untuk itu. Karena waktu menyunting, saya tidak membaca lagi sehingga kalimat yang saya edit malah menimbulkan konotasi negatif. Nanti akan saya perbaiki. Untuk data BPR, itu memang resmi, tp tidak bisa digunakan. Karena data itu merujuk pada pengusaha2 di pulau Jawa, bukan pengusaha suku Jawa yang mungkin bisa di luar Jawa malah domisilinya. Jadi data itu, meski resmi, tetap tidak bisa digunakan. Dan saya tidak menyalahkan anda. Saya kenal kok yg menyunting itu siapa, dan itu bukan anda. Anda yang salah sangka. Untuk kopi2, saya memang menghapus karenma ireferensi tidak cukup laytak dimuat di Wikipedia. Tapi saya mempertahankan isi kerajinan kayu, karena saya cari di google dan memang benar tentang pengusaha kerajinan kayu tsb. Tidakkah anda mengerti bahwa antara isi artikel dan judulnya banyak yang tidak sesuai sebelum saya revisi? Nanti saya akan bantu mengembangkan artikel ini, sebisa data2 tersedia dan layak digunakan. Tapi saya tidak bisa memasukkan pendapat pribadi saya karena memang tidak boleh begitu, sudah ada aturan yang melarang di Wikipedia. Menyunting di sini harus memiliki satu pikiran awal: apa yang saya pikirkan belum tentu benar sebelum ada referensi yang mendukung, dan referensi itu memang sahih serta diyakini dengan umum. Misalnya ensiklopedia bahasa Indonesia, dan bukan blog kamus gaul. Begitu maksud saya. Okkisafire (bicara) 24 Januari 2015 06.07 (UTC)
Yang dihapus itu perbandingannya misalkan.
"Pengusaha Hindu Indonesia banyak bergerak di sektor pariwisata. Bali adalah provinsi dengan jumlah wisatawan terbanyak" Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alasan tidak semua pengusaha di Bali adalah orang Hindu. Seharusnya cukup menambahkan "meski tidak semua pengusaha pariwisata di Bali adalah orang Hindu" dengan link sumber. Secara rasional mayoritas pengusaha wisata di Bali itu orang Hindu.
"Pengusaha Arab di dunia banyak bergerak di sektor Migas. Arab Saudi termasuk negara terbesar migasnya". Dengan link sumber. Lalu dihapus dengan alasan tidak semua pengusaha migas di Arab Saudi itu orang Arab. Seharusnya cukup menambahkan "tetapi tidak semua pengusaha migas di Arab Saudi adalah orang Arab" dengan link sumber.Secara rasional mayoritas pengusaha Migas di Arab itu orang Arab.
"Pengusaha Minang banyak bergerak di sektor makanan. Restoran Padang dikenal memiliki banyak cabang" Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alasan tidak semua pengusaha restoran Padang adalah orang Minang. Seharusnya cukup menambahkan "ada juga pengusaha lain yang membuka restoran Padang" dengan link sumber. Secara rasional mayoritas pengusaha restoran Padang itu orang Minang.
"Orang Spanyol dikenal menggemari sepakbola. Penonton di pertandingan Liga Spanyol sangat penuh". Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alsan tidak semua penonton Liga Spanyol itu orang Spanyol. Seharusnya cukup menambahkan "ada juga orang negara lain yang menonton liga Spanyol" dengan link sumber. Secara rasional mayoritas penonton di stadion Liga Spanyol adalah orang Spanyol.
"Orang Tionghoa Indonesia banyak yang merayakan hari Imlek. Kuil di Indonesia sangat penuh saat hari imlek". Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alasan tidak semua yang hadir di kuil adalah orang Tionghoa. Seharusnya cukup menambahkan "ada juga orang selain Tionghoa yang juga merayakan hari Imlek" dengan link sumber. Secara rasional mayoritas yang hadir di kuil saat imlek adalah orang Tionghoa.
"Orang Kristen Minahasa sangat religius dan rajin ke gereja. Jumlah gereja di Manado termasuk terbanyak di Indonesia". Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alasan tidak semua yang hadir di gereja Manado adalah orang Minahasa asli bisa juga pendatang. Seharusnya cukup menambahkan "banyak juga pendatang di Manado yang pergi ke gereja" dengan link sumber. Secara rasional mayoritas yang hadir di gereja Manado adalah orang Minahasa.
"Orang Bugis sangat menggemari ikan. Konsumsi ikan di Sulsel termasuk tertinggi di dunia. Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alasan tidak semua yang makan ikan di Sulsel itu orang Bugis. Seharusnya cukup menambahkan "orang non Bugis di Sulsel juga suka makan ikan" lengkap dengan link sumber. Secara rasional mayoritas pemakan ikan di Sulsel itu orang Bugis.
"Orang Indonesia hobi dengan ponsel. Jumlah ponsel di Indonesia termasuk tertinggi di dunia". Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alasan tidak semua pemakai ponsel di Indonesia itu orang Indonesia ada juga orang asing. Seharusnya cukup menambahkan "orang asing di Indonesia juga memakai ponsel" lengkap dengan link sumber. Secara rasional mayoritas pemakai ponsel di Indonesia itu orang Indonesia. --180.246.94.70 24 Januari 2015 06.38 (UTC)
Misalkan artikel wikipedia tahun baru Imlek yang pernah anda sunting kenapa referensinya cuma 3. Mayoritas kalimatnya tidak didukung sumber. Tapi saya menghormati artikel itu dan tidak semena mena menyuntingnya karena pengetahuan itu tentu bukan bidang saya. Anda juga menghapus tentang kalimat pelabuhan Jepara dll sudah ramai sejak dahulu dan Johor pusat pedagang Jawa ada banyak sumbernya di internet. Tentang kopi, beras dll juga ada sumbernya. Mengenai BPR dan BPRS yang di Jateng dan Jatim sudah tentu ada pengusaha Jawa yang ikut mendirikan BPR dan BPRS. Malah itu sudah terkesan halus artikelnya. Bisa saja ditulis satu persatu pengusaha Jawa yang mendirikan BPR. Saya cari di internet banyak sekali pengusaha Jawa di BPR Jateng dan Jatim. Kalau pengusaha lain biasanya bank swasta. Lain halnya kalau ditulis "pengusaha Jawa banyak bergerak di wisata dan Bali adalah provinsi wisatawan terbesar". Itu jelas aneh karena mayoritas penduduk di Bali bukan orang Jawa. Orang Jateng dan Jatim kalau pengusaha selain Jawa memang ada tapi bidangnya lain. Bidang yang ditulis di artikel itu memang bidang khas pengusaha Jawa yaitu pertanian, perkayuan, masakan Jawa, peternakan, BPR/BPRS, koperasi. Tentang koperasi itu banyak sekali pengusaha Jawa di bidang itu. Pengusaha Tionghoa di Jateng dan Jatim biasanya di bank swasta, otomotif, elektronik, pabrik pengolahan, toko bangunan dll. Pengusaha Madura di Jatim biasanya di sektor besi dan masakan Madura. --180.246.94.70 24 Januari 2015 06.48 (UTC)
- Sudah saya jawab di halaman pembicaraan saya. Intinya saya salin di sini:
- Anda dari tadi salah fokus. Saya tidak peduli latar belakang artikel yang saya pantau. Jika tidak sesuai dengan aturan Wikipedia, pasti saya perbaiki: dengan cara merapikan, menghilangkan bagian tidak perlu, menambah informasi, dan sebagainya.
- Kualitas suatu artikel tidak dilihat dari JUMLAH referensi yang digunakan, tetapi KUALITAS isi artikel dan KUALITAS referensi yang digunakan.
- Sikap rasis justru hanya anda yang menunjukan sedari tadi. Tidak ada orang lain yang mnunjukkan sikap rasis.
- Jika anda punya referensi yang layak dan memang nyambung dengan isi artikel, SILAHKAN dimasukkan.
- Mohon meluruskan logika: Artikel ini tentang pengusaha kan? Apakah 85% itu (entah data dari mana)semuanya pengusaha? Pegawai, buruh, karyawan swasta, PNS, petani, peternak, (bukan pemilik pertanian dan pemilik peternakan) apa bisa dikategorikan pengusaha? 85%, tapi yang pengusaha berapa %? Jika anda punya data yang pasti, SILAHKAN dimasukkan. Jika cuma punya data penduduk suku Jawa 85%, tapi tidak tahu pekerjaannya apa saja, jangan sampai berani2 memfabrikisasi data dengan menyebutkan (misal) 60% suku Jawa adalah pengusaha. Data 60% (permisalan saya) itu dari mana? Dari "hasil mengurangi yang bukan pengusaha"? Tidak bisa begitu! Kalau sampai Farmasi pakai logika begitu, saya tidak bakal berani minum obat, bisa2 saya mati keracunan obat. Bisa dipahami? Jika anda memasukkan kalimat "sebagian besar adalah pengusaha Jawa" tanpa menyebut, tetap harus memberikan referensi yang dipakai sehingga bukan merupakan pendapat pribadi. Pendapat pribadi dilarang dimasukkan dalam Wikipedia.
- Semua bidang pengetahuan adalah bidang saya, meskipun hanya beberapa yang menjadi preferensi saya.
Okkisafire (bicara) 24 Januari 2015 07.52 (UTC)
Berikut ini adalah larangan2 yang jelas dari wikipedia:
Keakuratan artikel ini diragukan dan artikel ini perlu diperiksa ulang dengan mencantumkan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan. |
Seluruh atau sebagian artikel di bawah ini mungkin merupakan klaim sepihak yang belum bisa dibuktikan atau diverifikasi oleh sumber resmi. Anda dapat membantu Wikipedia dengan menambahkan referensi. Lihat halaman diskusi untuk detil diskusi. |
Artikel ini mungkin mengandung riset asli. |
Jika tidak saya perbaiki dengan menghilangkan begitu banyak paragraf dan referensi tidak layak, semua templat di atas bisa dipasang pada artikel ini. Okkisafire (bicara) 24 Januari 2015 07.55 (UTC)
- Maaf, saya melakukan kesalahan lagi. Yang saya maksud dengan BPR selama ini adalah BPS, bukan Bank Perkreditan Rakyat. Selain itu, sebenarnya kalimat di bawah ini:
Berdasarkan demografi, orang Jawa di Indonesia mayoritas tinggal Jateng-DIY dan Jatim. Dari daftar provinsi Indonesia menurut PDRB 2011 dengan data BPS 2011, gabungan ekonomi provinsi Jateng, DIY, dan Jatim adalah yang terbesar di Indonesia.
logikanya masih kurang mengena. Tapi saya benar-benar kesulitan mencari referensi yang layak untuk digunakan. Tapi, ada kalimat pertama sudah jelas bahwa yang dimaksud dengan pengusaha adalah wirausahawan. Definisi dari wirausahawan adalah:
Wirausahawan (bahasa Inggris: entrepreneur) adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya
Jadi saya pikir, petani, peternak, perhutanan (KECUALI pemilik pertanian dan peternakan) tidak dapat digolongkan ke dalam Pengusaha. Jika pemahaman saya keliru, mohon masukan dan koreksinya. Okkisafire (bicara) 24 Januari 2015 08.03 (UTC)
Usulan memecah artikel
Saya mengusulkan untuk memecah artikel ini menjadi 2: Pengusaha Jawa dan Daftar pengusaha Jawa. Uraian yang diberikan sepertinya tidak cocok jika dimasukkan artikel berjudul Daftar Pengusaha Jawa. Mohon masukan pendapatnya. Terima kasih. Okkisafire (bicara) 24 Januari 2015 08.40 (UTC)
- Saya bawa ke Warung Kopi. Okkisafire (bicara) 24 Januari 2015 08.44 (UTC)
Jumlah kekayaan
Apa perlu jumlah kekayaan disebut? Jumlah kekayaan bisa berubah setiap waktu, bahkan dalam hitungan detik. Selain itu, saya juga tidak melihat manfaat serta keterkaitan artikel dengan penyebutan jumlah kekayaan. Dari awal, saya menangkap kesan "kesukuan" dari artikel ini, bukannya memberikan data dan informasi yang ensiklopedis, jadi mirip bloggie atau kompasiana. Saya sudah berusaha membuat artikel ini menjadi senetral mungkin, dan sekarang sampai di bagian penyebutan harta kekayaan. Mohon masukan pendapatnya, terima kasih. Okkisafire (bicara) 24 Januari 2015 09.15 (UTC)
Kepada sdr OkkiSafire
- Nama saya edit karena anda salah ketik Okkisafire (bicara) 25 Januari 2015 09.33 (UTC)
Besok besok kalau ada waktu saya buka thread di kaskus, blogspot dan kompasiana dengan mencantumkan artikel pengusaha Jawa yang asli. Agar berimbang saya juga mencantumkan nama saudara Okkie Safirie berikut link halaman penggunanya sebagai pihak penyunting disertai alasan. Tapi alasan saudara nampaknya berubah ubah : pertama alasannya adalah petani dan peternak di Jateng dan Jatim adalah orang Tionghoa bukan Jawa. Kemudian alasannya diganti lagi bahwa petani dan peternak bukan pengusaha.
- Kaskus, Kompasiana, blog, dan sejenisnya bukan referensi yang layak dimasukkan ke Wikipedia. Silahkan baca Wikipedia:Sumber tepercaya supaya anda mengerti, dan bahwa ini memang sudah menjadi tata tertib Wikipedia.
- Bisa anda tunjukkan kalau saya pernah bilang bahwa "petani dan peternak di Jateng dan Jatim adalah orang Tionghoa bukan Jawa"? Anda jangan sembarangan memodifikasi tulisan orang ya. Coba screen capturenya disertakan.
- Sedari awal memang saya berkata bahwa petani dan peternak bukan pengusaha, kecuali pemilik petani dan peternakan. Anda sepertinya sentimen dengan orang Cina ya. Dari kemarin saya tidak pernah menyebut2 kata Tionghoa dalam penjelasan saya, tidak juga memulai perbincangan soal agama dan suku dan SARA atau sejenisnya. Jika ada, silahkan buktikan dengan screen capture. Wikipedia punya alat untuk memuat suntingan yang telah berlalu lo, jadi anda tidak bisa cob2 pakai photoshop, ingat itu.
- Bisa anda tunjukkan kalau saya pernah bilang bahwa "petani dan peternak di Jateng dan Jatim adalah orang Tionghoa bukan Jawa"? Anda jangan sembarangan memodifikasi tulisan orang ya. Coba screen capturenya disertakan.
Okkisafire (bicara) 25 Januari 2015 09.33 (UTC)
Alasan pertama itu perbandingannya seperti ini : Orang Jawa mayoritas di Jateng dan Jatim tentu berkontribusi besar untuk output pertanian dan peternakan. Secara budaya memang orang Jawa identik pertanian dan peternakan. Orang selain Jawa di Jateng dan Jatim tentu budayanya bukan pertanian dan peternakan. Kalimatnya salah jika : "Orang Jawa suka makan ikan. Konsumsi ikan di Sulsel termasuk tertinggi" padahal di Sulsel kebanyakan orang Bugis atau "Orang Jawa berprofesi sebagai pemilik toko bangunan. Jumlah toko bangunan di Jateng dan Jatim paling banyak" Padahal pemilik toko bangunan biasanya orang Tionghoa.
- Nah, anda lagi-lagi bilang tionghoa-tionghoa. Anda lo yang pertama kali menyebut2 suku. Bukti ada di sini kalau anda yang pertama kali menyebut kata tionghoa. Dan setelah saya lihat, juga menyebut2 soal agama.
- Anda tidak paham yang saya permasalahkan. Dan saya sudah kehabisan cara supaya anda paham. Lihat ini, ini, ini, ini, ini, ini, ini (saya salah menyebut skripsi, harusnya kompasiana saja), ini, dan ini. Saya membersihkan dead link (ngerti kan artinya?), membuang link yang tidak merujuk artikel yang dmaksud (artinya link salah alamat), membuang referensi yang tidak layak (karena dari KOMPASIANA, tanpa mengubah isi), menghilangkan tulisan yang sudah saya jelaskan kenapa saya hilangkan (dengan logika gado-gado itu). Yang anda masalahkan itu semuanya sudah terjawab dengan lugas, transparan, dan jelas. Kenapa anda masih terus ngotot?
Okkisafire (bicara) 25 Januari 2015 09.33 (UTC)
Misalkan : "Orang AS kulit putih suka makan keju. Konsumsi keju negara AS termasuk tertinggi" Lalu dihapus dengan alasan minoritas orang AS kulit hitam lebih dominan makan keju. "Orang Jepang dan China suka makan mie memakai sumpit. Konsumsi mie dan sumpit di Jepang dan China termasuk tertinggi". Lalu dihapus dengan alasan minoritas orang Eropa di Jepang dan China lebih dominan makan mie memakai sumpit. "Orang Batak Kristen rajin pergi ke gereja. Jumlah gereja di Sumut termasuk terbanyak di Indonesia". Lalu dihapus dengan alasan yang dominan ke gereja di Sumut adalah minoritas orang Melayu dan Melayu. "Orang Minang dan Melayu dikenal religius. Jumlah masjid di Sumbar dan Sumsel termasuk terbanyak di Indonesia". Lalu dihapus dengan alasan yang dominan ke masjid di Sumbar dan Sumsel adalah minoritas orang Batak. "Orang Dayak menyukai rumah betang. Jumlah rumah betang di Kalteng dan Kalbar termasuk terbanyak di Indonesia". Lalu dihapus dengan alasan yang dominan pemilik rumah betang adalah minoritas orang Madura. "Orang Bali Hindu sangat piawai melukis. Jumlah lukisan di Bali sangat banyak". Lalu dihapus dengan alasan yang dominan pelukis di Bali itu minoritas orang Tionghoa di Bali". "Banyak orang Tionghoa Jakarta merayakan natal di Singapura. Jumlah penumpang pesawat dari Jakarta ke Singapura sangat banyak saat liburan natal". Lalu dihapus dengan alasan yang dominan merayakan natal di Singapura itu orang Betawi. "Penduduk Jawa di Jakarta banyak yang memilih Jokowi Ahok. Perolehan suara Jokowi Ahok tertinggi saat pilgub Jakarta". Lalu dihapus dengan alasan yang dominan memilih Jokowi Ahok itu minoritas orang Aceh di Jakarta. Orang Tionghoa Buddha di Babel sangat religius. Jumlah kuil Buddha di Babel termasuk terbanyak". Lalu dihapus dengan alasan yang dominan ibadah di kuil Buddha di Babel adalah orang Melayu.
- Sekali lagi, anda memulai keRASISan anda di sini. Saya tidak mempermasalahkan, tidak juga AldNon atau Hariadhi. Yang nyebut2 suku, agama, keju atau singkong itu anda lo. Saya tidak menemukan sesuatu yang baru atau layak untuk dipikirkan dari logika yang anda sebutkan di atas. Karena memang bukan menjadi alasan bagi saya untuk merevisi artikel ini, jadi untuk apa saya pikirkan?
Berdasarkan data BPS menunjukkan Usaha Kecil dan Menengah yang didominasi pengusaha pribumi menyumbang 60% ekonomi Indonesia.<rf>http://www.beritasatu.com/ekonomi/165442-sektor-ukm-diakui-tetapi-tak-dimodali.html/</rf><rf>http://www.investor.co.id/home/hippi-serap-65-tenaga-kerja-di-indonesia/60467/</rf>
- saya ubah menjadi:
Sementara itu, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) mengklaim mampu menyerap hingga 65% tenaga kerja di seluruh Indonesia.<rf>http://www.investor.co.id/home/hippi-serap-65-tenaga-kerja-di-indonesia/60467/</rf>
- kemudian saya hilangkan karena saya membaca bahwa HIPPI adalah "Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia". Dari mana kita bisa yakin bahwa pribumi yang dimaksud di sini hanyalah suku Jawa? Jika artikel ini berjudul "Pengusaha Pribumi", saya tidak akan menghilangkan data tersebut.
- Setelah saya membaca mengenai umat Buddhist di Babel, saya jadi curiga anda tergolong orang yang mudah termakan termakan artikel2 sampah (pastinya bukan artikel Wikipedia) mengenai konspirasi-konspirasi dan semacamnya. Babel itu di Timur Tengah, sudah ada semenjak 3000 an SM sampai masa pendudukan Assyria sekitar 1000an SM (cmiiw), sedangkan Buddha Siddhatta baru lahir tahun 500 SM. Logikanya dimana?
- kemudian saya hilangkan karena saya membaca bahwa HIPPI adalah "Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia". Dari mana kita bisa yakin bahwa pribumi yang dimaksud di sini hanyalah suku Jawa? Jika artikel ini berjudul "Pengusaha Pribumi", saya tidak akan menghilangkan data tersebut.
Okkisafire (bicara) 25 Januari 2015 09.33 (UTC)
Secara rasional : untuk menggambarkan kehidupan suatu suku maka harus dicari di daerah mana suku itu mayoritas kemudian di teliti data di provinsi itu yang banyak apa saja. Memang kelompok minoritas di provinsi itu juga ikut berkontribusi tapi harus disesuaikan dengan budaya suku itu. Masjid memang budaya Minang Melayu, gereja memang budaya orang Batak Kristen, rumah betang memang budaya orang Dayak dll, natal dan kuil memang budaya orang Tionghoa, lukisan memang budaya orang Bali Hindu. Informasinya salah kalau seperti ini : "Orang Batak Kristen rajin ke gereja. Jumlah masjid di Sumut sangat banyak" atau "orang Minang Melayu rajin ke masjid. Segala hal tentang artikel Jawa di wikipedia Indonesia sangat sedikit banyak yang menghapus karena alasan tertentu. Artikel Jawa di wikipedia bahasa Inggris lebih banyak karena orang luar negeri lebih netral. Yang menghapus bisa saja karena unsur sentimen. Misalkan : "Ahok berhasil mengatasi banjir di Jakarta. Lokasi terpapar banjir di Jakarta berkurang banyak dibandingkan tahun lalu" Kemudian dihapus engan alasan yang mengatasi banjir di Jakarta bukan Ahok tapi FPI. Ternyata yang menyunting orang FPI sendiri jelas ini bias karena FPI anti Ahok.
- Sudah saya jelaskan di atas. Mayoritas boleh, tidak masalah. Yang saya masalahkan adalah: "dapat dari mana angka 60%' itu"? Di referensi jelas-jelas disebutkan 65% kok. Dan itu juga HIPPI, bukan HIPSJI (Himpunan Pengusaha Suku Jawa Indonesia).
- Misalnya anda menghilangkan angka 60% nya dan mengganti dengan kata "mayoritas", itu akan lebih baik.Lebih baik tidak mencantumkan data daripada mengganti angka 65% menjadi 60%. Namun, jika tidak ada referensi yang digunakan untuk mendukung pendapat tersebut, maka pernyataan tersebut TIDAK LAYAK dimasukkan dalam Wikipedia. Silahkan baca peraturannya di sini: Wikipedia:Bukan_riset_asli.
- Tapi sekali lagi, pribumi itu memangnya hanya merujuk pada suku Jawa? Tante saya yang orang Madura adalah pngusaha, dan keluarga tante saya juga pengusaha2. Malah saya melihat (pendapat pribadi) kalau mayoritas suku Madura lebih giat bekerja daripada mayoritas suku Jawa, dan lebih dulu tertarik menjadi pengusaha dibandingkan suku Jawa (tante saya yang satunya lagi adalah orang Jawa, dan keluarganya bukan pengusaha). Tapi ini adalah pendapat dan pengamatan pribadi yang tidak layak dijadikan referensi. Jadi apakah karena suku Jawa mayoritas di Jawa lalu bisa mengambil semua istilah pribumi untuk suku Jawa? Saya pikir tidak. Silahkan anda mencari referensi terpercaya yang bisa digunakan untuk mementahkan pendapat saya, bahwa memang semua pribumi adalah HANYA suku Jawa dan bukan termasuk suku-suku lainnya. Setelah menemukan referensi terpercaya itu, silahkan balikkan revisi saya.
- Sekali lagi di sini saya mengingatkan kembali tentang Logika Gado-Gado yang saya sebutkan di atas.
- Tapi sekali lagi, pribumi itu memangnya hanya merujuk pada suku Jawa? Tante saya yang orang Madura adalah pngusaha, dan keluarga tante saya juga pengusaha2. Malah saya melihat (pendapat pribadi) kalau mayoritas suku Madura lebih giat bekerja daripada mayoritas suku Jawa, dan lebih dulu tertarik menjadi pengusaha dibandingkan suku Jawa (tante saya yang satunya lagi adalah orang Jawa, dan keluarganya bukan pengusaha). Tapi ini adalah pendapat dan pengamatan pribadi yang tidak layak dijadikan referensi. Jadi apakah karena suku Jawa mayoritas di Jawa lalu bisa mengambil semua istilah pribumi untuk suku Jawa? Saya pikir tidak. Silahkan anda mencari referensi terpercaya yang bisa digunakan untuk mementahkan pendapat saya, bahwa memang semua pribumi adalah HANYA suku Jawa dan bukan termasuk suku-suku lainnya. Setelah menemukan referensi terpercaya itu, silahkan balikkan revisi saya.
- Misalnya anda menghilangkan angka 60% nya dan mengganti dengan kata "mayoritas", itu akan lebih baik.Lebih baik tidak mencantumkan data daripada mengganti angka 65% menjadi 60%. Namun, jika tidak ada referensi yang digunakan untuk mendukung pendapat tersebut, maka pernyataan tersebut TIDAK LAYAK dimasukkan dalam Wikipedia. Silahkan baca peraturannya di sini: Wikipedia:Bukan_riset_asli.
Okkisafire (bicara) 25 Januari 2015 09.33 (UTC)
Alasan saudara Okkie kedua : Pertanian dan peternak bukan pengusaha. Rupanya saudara Okkie menggunakan paradigma sempit tentang pengusaha. Petani dan peternak juga menjual hasil produksinya secara kasar mereka adalah pengusaha tradisional. Petani di Jawa menjual hasil panennya gabah kering giling Rp. 5000 per kg ke tengkulak pengolah beras yang membawa ke kota dan dijual ke pedagang beras kota Rp. 7000 per kg. Kemudian pedagang beras kota menjual Rp. 9000 per kg ke konsumen. Petani dan tengkulak mayoritas suku Jawa. Kalau pedagang beras di kota sudah campuran. Kalau di kota besar bisa Tionghoa dan Jawa. Banyak petani suku Jawa pemilik lahan lebih dari 1 hektar bisa menghasilkan Rp. 50 Juta per hektar. Kemudian menjadi pengolah beras dan menjual berasnya di pasar dengan merk sendiri. Jumlah daftar tunggu haji Indonesia 40% di Jateng dan Jatim (1 Juta orang) itu dominan petani dan pedagang.
- Saya merujuk pada definisi ini:
Wirausahawan (bahasa Inggris: entrepreneur) adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
- Definisi tersebut saya ambil dari artikel Wirausahawan. Sebagai rujukan kedua, saya tampilkan definisi ini:
pengusaha /peng·u·sa·ha/ n orang yg mengusahakan (perdagangan, industri, dsb); orang yg berusaha dl bidang perdagangan; saudagar; usahawan: ~ percetakan; sumbangan uang dr para ~ untuk korban bencana alam;~ rafinering pengusaha pengolahan minyak mentah: sistem perdagangan baru itu lebih memberikan jaminan keuntungan bagi pihak ~ rafinering;
- yang saya ambil dari link Kamus Besar Bahasa Indonesia: [1]. Silahkan anda renungkan sendiri. Wikipedia tidak menerima definisi-definisi buatan perorangan yang tidak diterima oleh kalayak luas secara umum.
Okkisafire (bicara) 25 Januari 2015 09.33 (UTC)
Saat menjelang Idul Adha. Para peternak Jawa membawa hewannya untuk dijual di pinggir jalan. Itu adalah pengusaha tradisional. Data mudik ada persentase wiraswasta sebesar 27% juga data pedagang Jawa di Johor. Ada data pedagang Jawa di kayu, kopi dll.
- Ini masuk dalam definisi yang saya sebutkan di atas, dan sama sekali tidak menyangkal pernyataan yang saya sebutkan dari pertama. Saya berkata: "petani dan peternak BUKAN pengusaha, KECUALI pemilik peternakan". Contoh yang anda sebutkan di atas merupakan contoh untuk PEMILIK PETERNAKAN. Yang saya maksud dengan petani ini juga meliputi: buruh borongan petani untuk menanam, memanen, atau karyawan peternakan yang mengurusi sapi perah. Itu sebabnya saya menambahkan kata KECUALI, karena saya tahu para pemilik pertanian dan peternakan dapat dimasukkan dalam kategori pengusaha.
- Untuk perkebunan, KECUALI kelapa sawit dan beberapa perkebunan lain, BIASANYA dikelola oleh pemerintah (PTP dan sejenisnya). Saya tahu, karena saya beberapa kali berkunjung dan diajak jalan-jalan ke rumah pengasuh saya (orang Jawa) di desa Barurejo, Siliragung, Banyuwangi. Di sana ada perhutani hutan Jati. Kopi banyak di Mrawan, Mayang, Jember, juga sering saya lewati, itu diurus oleh PTPN XVIII (saya lupa nomernya, semoga tidak salah). Memang ada perkebunan kopi rakyat, tapi yang saya masalahkan: kita tidak bisa dan tidak boleh menggunakan [2] sebagai referensi di Wikipedia! Selain link tersebut adalah link iklan, saya juga tidak menemukan rujukan dalam artikel yang menyebutkan kalau mereka mengambil kopi dari petani rakyat! Jadi ada 2 alasan saya menghapus link2 dari Java Coffee.
Okkisafire (bicara) 25 Januari 2015 09.33 (UTC)
Orang Jawa juga kerap jadi korban rasisme di dua sisi. Pertama di kelompok Islamis seperti (FPI, PKS, Sumatera Islam dll) orang Jawa dicap sekuler, kafir, Yahudi, Cina, asing aseng dll karena pluralis dan dekat dengan orang non Islam. Tapi kalangan non Islam tidak semuanya menyukai orang Jawa yang tetap dianggap sebagai orang Islam. Sudah saatnya orang Jawa memilih berdiri di satu sisi daripada sekarang terjepit di dua sisi.
- Saya anggap anda curhat di sini. Dalam hal ini, saya menaruh simpati pada anda. Seharusnya kita bisa berteman lo, karena kita punya pandangan yang sama dalam hal ini. Tapi dalam hal artikel Wikipedia, saya akan menegakkan aturan di sini. Saya tidak akan membiarkan penyunting keras kepala memaksakan kehendak dan pengertiannya sendiri untuk mengubah Wikipedia sesuai dengan keinginannya sendiri.
- Di lain pihak, anda telah membuktikan bahwa anda bersikap RASIS di sini. Hanya karena saya bukan suku Jawa, anda mengira saya merevisi artikel ini (yang saya maksudkan untuk MENINGKATKAN kualitas artikelnya sesuai standar WIKIPEDIA) karena saya benci suku Jawa. Padahal saya merevisi dengan pandangan netral (dengan cara menetralkan isi artikel) dan scientific (dengan meluruskan logika yang digunakan dalam penulisan artikel SERTA menghilangkan bagian yang tidak sesuai dengan referensi alias manipulasi serta fabrikisasi data).
Okkisafire (bicara) 25 Januari 2015 09.33 (UTC)
Saya minta ijin saudara untuk mencantumkan nama saudara dan link halaman pengguna saudara di kaskus dan kompasiana. Karena saya berencana cantumkan artikel asli pengusaha Jawa di thread kaskus dan kompasiana agar berimbang nanti saudara juga saya undang kesana. Tapi masih beberapa hari lagi. Sekarang saya sibuk berat. Terimakasih atas usahanya menyunting.
- Pemakaian kata yang benar adalah izin bukan ijin, zaman dan bukan jaman.
- Saya persilahkan anda mencantumkan nama saya dan link halaman pengguna saya di Kompasiana dan Kaskus. Tentu saja saya berharap anda memberikan komentar yang NETRAL di sana, bukannya memfitnah saya karena anda merasa paling benar sendiri di sini. Tapi saya pasti tidak akan hadir di Kaskus atau Kompasiana, jika misalnya anda mengundang. Ada beberapa link berita yang saya tidak mau buka, misalnya Kaskus dan Kompasiana (karena anda sudah menyebutkan, saya tidak segan untuk menyebutnya lagi) karena bisa bikin naik darah. Memang tidak semua isinya tentang pertengkaran, tapi sebaiknya saya menghindari saja daripada saya kena darah tinggi. Malah kadang saya memang ikut-ikuan baca, jika isinya memang menarik. JIka tidak, mending tidak. Saya lebih suka baca jurnal ilmiah. Tapi secara global, saya PERSILAHKAN dengan catatan: berikan pandangan yang NETRAL.
- Mungkin yang Kompasiana akan saya kunjungi, coba nanti saya diberi linknya kalau sudah anda muat.
- Jangan lupa masukkan pula link halaman pembicaraan artikel ini, supaya orang yang membaca mengerti duduk permasalahannya. Saya yakin banyak penyunting Wikipedia, atau malah Editor dan Pengurus, yang ikut bergabung dalam Kaskus dan Kompasiana. Jadi anda tidak bisa memanipulasi berita di sana.
- Saya juga telah membawa masalah ini ke ruang diskusi pengguna Wikipedia Bahasa Indonesia kok. Jadi bukan merupakan rahasia lagi. Semua bisa membaca dengan transparan dan lugas tanpa ditutup-tutupi atau dimanipulasi
- Jangan lupa masukkan pula link halaman pembicaraan artikel ini, supaya orang yang membaca mengerti duduk permasalahannya. Saya yakin banyak penyunting Wikipedia, atau malah Editor dan Pengurus, yang ikut bergabung dalam Kaskus dan Kompasiana. Jadi anda tidak bisa memanipulasi berita di sana.
- Mungkin yang Kompasiana akan saya kunjungi, coba nanti saya diberi linknya kalau sudah anda muat.
- Saya persilahkan anda mencantumkan nama saya dan link halaman pengguna saya di Kompasiana dan Kaskus. Tentu saja saya berharap anda memberikan komentar yang NETRAL di sana, bukannya memfitnah saya karena anda merasa paling benar sendiri di sini. Tapi saya pasti tidak akan hadir di Kaskus atau Kompasiana, jika misalnya anda mengundang. Ada beberapa link berita yang saya tidak mau buka, misalnya Kaskus dan Kompasiana (karena anda sudah menyebutkan, saya tidak segan untuk menyebutnya lagi) karena bisa bikin naik darah. Memang tidak semua isinya tentang pertengkaran, tapi sebaiknya saya menghindari saja daripada saya kena darah tinggi. Malah kadang saya memang ikut-ikuan baca, jika isinya memang menarik. JIka tidak, mending tidak. Saya lebih suka baca jurnal ilmiah. Tapi secara global, saya PERSILAHKAN dengan catatan: berikan pandangan yang NETRAL.
Okkisafire (bicara) 25 Januari 2015 09.33 (UTC)
Satu lagi agar berimbang sebaiknya saudara juga menyunting artikel lain menggunakan standar yang sama saat saudara menyunting artikel pengusaha Jawa. Jangan sampai saudara menggunakan standar ganda. Karena orang lain pun bisa menyunting artikel interest saudara seperti tahun baru imlek dan menghapus sebagian besar isinya karena sama sekali tidak didukung referensi.
- Saya tidak pernah menggunakan standar ganda. Silahkan anda lihat suntingan-suntingan saya. Jika memang anda menemukan adanya standar ganda, silahkan anda memarahi saya.
- Dan untuk tahun baru imlek, bukan saya yang membuat artikel itu. Saya hanya merapikan.
Okkisafire (bicara) 25 Januari 2015 09.33 (UTC)
--36.73.29.125 25 Januari 2015 03.20 (UTC)
- Ada tambahan satu lagi. Anda perhatikan tidak kalau saya menambahkan Kategori:Pengusaha berdasarkan suku? Memang masih pranala merah. Saya bermaksud membuat artikel2 pengusaha suku lain untuk perkembangan Wikipedia Bahasa Indonesia, misalnya Pengusaha Madura, Pengusaha Bali, Pengusaha Bugis, Pengusaha Tionghoa (kalau saya menulis Cina pasti bakal diomeli karena tidak sesuai kaidah baku bahasa Indonesia yang terbaru), dsb.
- Saya benar-benar heran, pandangan anda kok sepertinya dibutakan oleh amarah anda sendiri. Coba anda dinginkan kepala terlebih dahulu kemudian mengulang membaca semua penjelasan di atas, supaya anda akhirnya (saya harap) bisa memahami apa yang saya revisi. Tapi jika anda berharap saya merevisi adalah untuk kepentingan kelompok di luar Wikipedia, saya jawab MAAF, saya tidak akan melakukan itu. Sudah dijelaskan bahwa artikel-artikel di Wikipedia HARUS memuat sudut pandang NETRAL. Silahkan baca Wikipedia bahasa Indonesia yang kembali ditegaskan dengan Wikipedia:Sudut pandang netral.
Ini sebagian link tentang pengusaha Jawa :
Pedagang ternak (ketua asosiasi pedagang ternak Indonesia dari Jawa)
- http://www.tempo.co/read/news/2014/11/19/090622923/Pedagang-Pilih-Tak-Naikkan-Harga-Daging-Sapi
- http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-nasional/13/12/22/my7q53-harga-sapi-tinggi-bikin-pedagang-merugi
- http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/02/11/mi1q89-kesal-harga-mahal-inilah-aksi-pedagang-sapi
- http://m.okezone.com/read/2013/07/23/320/841214/harga-daging-sapi-di-solo-masih-tinggi
- http://surabaya.bisnis.com/m/read/20140911/10/74421/harga-sapi-jawa-di-bojonegoro-naik
- http://news.liputan6.com/read/23730/pedagang-daging-sapi-di-bandung-mogok-berjualan
- http://www.solopos.com/2014/07/11/lebaran-2014-pengusaha-daging-sapi-diy-sepakat-tidak-naikkan-harga-518625
- http://www.tempo.co/read/news/2013/07/19/092497978/Paguyuban-Pedagang-Daging-Protes-Operasi-Pasar
Pedagang beras (ketua asosiasi pedagang beras Indonesia dari Jawa)
- http://www.indonetwork.co.id/UD_Agro_Pangan/
- http://peluangusaha.kontan.co.id/news/dulu-pengamen-kini-nellys-juragan-beras-1
- http://surabaya.tribunnews.com/2014/06/12/jember-marak-relawan-capres-cawapres
- http://daerah.sindonews.com/read/867461/22/juragan-beras-dirampok-harta-rp1-m-dikuras-1401108951
- http://www.pikiran-rakyat.com/node/82919
- http://www.antarajateng.com/detail/index.php?id=74021/Panen-Raya,-Harga-Beras-di-Semarang-Berangsur-Turun
- http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-nasional/14/03/06/n20bus-harga-beras-di-banyumas-terus-melonjak
- http://www.bulog.co.id/berita/37/806/10/9/2008/Pembelian-Beras-di-Semarang-Lesu,-Stok-Memadai.html
- http://kabar24.bisnis.com/read/20141209/78/380962/harga-beras-naik-di-boyolali-capai-rp10.500-per-kilogram
Pedagang tembakau, kopi dll(ketua asosiasi pedagang tembakau Indonesia dari Jawa)
- http://www.antarajatim.com/lihat/berita/68918/pedagang-tembakau-jateng-serbu-bojonegoro
- http://beacukai.blogdetik.com/2010/01/20/fyi-organisasi-seputar-pabrik-rokok-dan-tembakau-di-indonesia/
- http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/10/16/ndjd5l-produksi-kopi-di-jateng-bakal-ditingkatkan
- http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/12/09/01/m9nqkc-duhtembakau-masih-menumpuk-belum-ada-pembeli-besar
- http://www.jaringnews.com/ekonomi/sektor-riil/36193/pedagang-tembakau-di-jepara-mulai-ditinggalkan-konsumen
- http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/09/18/lrp36a-musim-panen-tembakau-tiba-petani-hingga-juragan-jadi-incaran-maling
- http://www.wartabromo.com/2014/10/19/perampok-kuras-harta-juragan-tembakau-probolinggo/
- http://www.tempo.co/read/news/2010/04/07/090238639/Pengusaha-Rokok-dan-Tembakau-Keluhkan-Nihilnya-Bantuan-Modal?view=fullsite
- http://www.beritakebumen.info/2014/10/petani-tembakau-kebumen-terancam-rugi.html
- http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/10/16/ndjd5l-produksi-kopi-di-jateng-bakal-ditingkatkan
Data BPS profesi pedagang terbesar di Jateng dan Jatim
- http://prakosoisme.blogspot.com/2011/07/download-jawa-tengah-dalam-angka-2010.html
- http://jatim.bps.go.id/en/?hal=publikasi_detil&id=57
Selama data2 tersebut tidak berasal dari blog, Kaskus, Kompasiana, dan artikel2 sejenis itu; serta memang berhubungan dengan isi artikel tanpa melakukan Fabrikisasi dan Modifikasi data, SILAHKAN dimasukkan. Tidak ada yang melarang. Okkisafire (bicara) 25 Januari 2015 07.59 (UTC)