Tri Marhaeni Pudji Astuti

pegawai di Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi

Prof. Dr. Tri Marhaeni Pudji Astuti, M.Hum. (lahir 9 Juni 1965) adalah guru besar pada Jurusan Sosiologi dan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.[1] Saat ini ia menjabat Kepala Pusat Pengembangan Kurikulum pada Lembaga Pengembangan dan Pendidikan Profesi (LP3) Unnes[2] dan Ketua Bidang Pengembangan Profesi dan Karir, Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Daerah Jawa Tengah.[3]

Prof. Dr. Tri Marhaeni Pudji Astuti, M.Hum.
Lahir9 Juni 1965 (umur 59)
Indonesia Purwodadi, Indonesia
Tempat tinggalSemarang
KebangsaanIndonesia
Pendidikan- S1 PPKn Unnes
- S2 Kajian Wanita Universitas Indonesia
- S3 Bidang Antropologi Universitas Gajah Mada
PekerjaanDosen

Masa Kecil Tri Marhaeni Pudji Astuti

Tri kecil lahir dari keluarga guru. Lahir di sebuah desa yang cukup jauh dari kota. Saat bersekolah ia harus berjalan kaki. Ia bercerita tentang bagaimana masa-masa sekolah di SD. "Dulu lantainya dari tanah, sekarang sudah berkeramik. Tapi kayu-kayunya, jendela, dan pintunya masih seperti yang dulu. Sering kami mendapat tugas mengambil pasir dari kali untuk menguruk sekolah ini," kenangnya. Menurutnya untuk sampai di sekolah, dia harus berjalan kaki sekitar 2 km. Jalan tanah yang becek setelah hujan turun menjadi tantangan tersendiri. [4]

Pendidikan[5]

Pengalaman Organisasi/Karir

  • Sekretaris Pusat Studi Wanita (PSW) Unnes
  • Peneliti di Lembaga Pengkajian dan Sumber Daya Pembangunan (LPSPP)
  • Badan pembina Yayasan Puan Amal Hayati
  • Ketua Bidang Pengembangan Profesi dan Karir, Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Daerah Jawa Tengah
  • Perintis LSM Purgatorio yang bergerak pada bidang pemberdayaan masyarakat dan perempuan
  • Staf ahli bagian Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK), Kemdiknas (2008)
  • Tim Penilai Angka Kredit Tingkat Nasional
  • Tim Pengembang Kurikulum 2013

Karya Tulis

Berkas:Tri marhaeni pudji astuti narasumber.jpg
Prof. Tri Marhaeni Pudji Astuti saat menjadi narasumber

Karya tulis Tri Marhaeni Pudji Astuti sering dimuat di harian surat kabar terutama Suara Merdeka. Diantaranya adalah :

  • Memahami TKW di Malaysia (Suara Merdeka : 2011)
  • Dekonstruksi Putih Itu Cantik (Suara Merdeka : 2011)
  • KDRT, Tersembunyi dan Menghancurkan (Suara Merdeka : 2011)
  • Penghargaan Sosial Semu TKI (Suara Merdeka : 2012)
  • “Kegembiraan Ilmiah’’ Guru Besar (Suara Merdeka : 2012)
  • Guru, Keluarlah dari Zona Nyaman! (Suara Merdeka : 2012)
  • Liminalitas Unjuk Rasa BBM (Suara Merdeka : 2012)
  • “Superwoman” dalam Gugatan Familialisme (Suara Merdeka : 2012)
  • Menyelesaikan Masalah Tanpa Solusi (Suara Merdeka : 2014)
  • Kembali ke ”Khitah” (Suara Merdeka : 2014)

Karya Penelitian

  • Redefinisi Eksistensi Perempuan sebagai Model Pemberdayaan Perempuan Migran (2001) ;
  • Poverty, Migration, and The Loss of Womenhood: The Life-history and Story of Poor Women from Central Java In Malaysia and Singapura (1999) ;
  • Penaggulangan Faktor Resiko ISPA Pemberdayaan berbasis Keluarga di Jepara (2002) ;
  • Pemberdayaan Politik Perempuan Berbasis Pesantren (2003) ;
  • Pemetaan Trafficking di Jawa Tengah (2006)
  • Gender Construction in Pesantren In Malaysia and Indonesia (2006) ;
  • Knowledge, Attitudes, and Practices pada Pendidikan Anak Usia Dini di Jawa Tengah (2006) ;
  • Studi Implementasi Teknik Analisis Gender dalam Penelitian Kebijakan Bidang Pendidikan (2007) ;
  • Kajian Kebijakan Gender dalam Pendidikan Menengah (2008), Pemberdayaan Perempuan Perajin Batik di Kabupaten Banjarnegara (2008)

Karya Buku

  • Konstruksi Gender Dalam Realita Sosial (UNNES Press)
  • Penghargaan Sosial Semu dan Liminalitas Perempuan Migran (Widya Karya Semarang)

Raih Penghargaan 100 Perempuan Peneliti Indonesia

Wanita paruh baya ini pada tahun 2010 meraih penghargaan “100 Perempuan Peneliti Indonesia” dari KNI (Komisi Nasional untuk Indonesia) dan UNESCO.[6] Ia sosok dosen yang aktif menulis dan meneliti[7]. Isu gender, dunia pendidikan dan kepenulisan merupakan kajian yang digelutinya. Berbagai tulisannya sering menghiasi media massa cetak terutama suara merdeka.[8]

Salah satu penelitiannya mengenai TKW ilegal di Malaysia dan Singapura untuk penyelesaian disertasinya. Judul yang diangkat mengenai ’Redefinisi Eksistensi Perempuan Migran (Kasus TKW di Malaysia dan Singapura)'.[9] Dari hasil penelitiannya itu Ia berpandangan bahwa pemeritah belum tegas melindungi tenaga kerja perempuan yang bekerja di luar negeri.

Aktif di Forum Profesor

Tri Marhaeni Pudji Astuti memiliki kepedulian dalam menyikapi fenomena bangsa. Ia menggagas berdirinya forum profesor yang diantaranya ikut merumuskan pernyataan sikap sebagai ungkapan keprihatinan atas kondisi politik di tanah air. Dalam pandangannya seorang guru besar tidak boleh hidup di menara gading. Guru besar harus ikut berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan bangsa yang semakin carut marut. Menurutnya saat ini perkembangan praktik politik banyak mendegradasi perjalanan pendewasaan demokrasi sejak era reformasi.[10]

Suka Berbagi

Mantan guru di SMA ini sering didaulat menjadi narasumber[11] dan senang berbagi[12]. Kesuksesannya dalam meraih karir akademik tertinggi sebagai guru besar tidak membuat dirinya lupa. Ia aktif dalam program Professor Goes to School[13]. Alamamaternya saat di SD ia sambangi dan ikut mengajar.

Referensi