Lewoloba, Ile Mandiri, Flores Timur

desa di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur
Revisi sejak 30 Januari 2015 03.35 oleh Nickdorendo (bicara | kontrib) (Melengkapi profil desa Lewoloba dengan bersumber pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa Lewoloba (RPJM Desa) Tahun 2015-2019)

Lewoloba merupakan salah satu desa yang terleta di Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Lewoloba merupakan satu dari 8 desa yang berada di Kecamatan Ile Mandiri yang berada dalam rumpun adat Lamaholot Baipito. Dalam tata kehidupan masyarakat Baipito, Lewoloba adalah yang sulung dan tertua, yang mengandung makna bahwa Lewoloba adalah yang terdepan dalam membela kepentingan Baipito. Lewoloba memiliki nama tradisional (Opak), yaitu "Lewoloba Lama Dike Tanah Weki Lama Doro".

Lewoloba
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
KabupatenFlores Timur
KecamatanIle Mandiri
Kode pos
86211
Kode Kemendagri53.06.04.2002 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km2
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km2

Desa Lewoloba  berbatasaan dengan:

1.  Sebelah Utara    : Gunung Mandiri

2.  Sebelah Selatan : Teluk Oka

3.  Sebelah Timur   : Desa Lamawalang, Kecamatan Larantuka

4.  Sebelah Barat    : Desa Wailolong, Kecamatan Ile Mandiri

Sejarah

 
Y.L. Doren, Kepala Desa Lewoloba (2008-2013)

Sejarah Desa Lewoloba dapat ditelusuri dengan mengetahui keturunan Bapa Lia Nurat dan Ema Hadung Boleng. Keduanya adalah sepasang suami isteri yang melahirkan keturunan-keturunan yang menghuni wilayah adat Baipito. Mereka memiliki 7 orang anak, yakni 5 anak laki-laki dan 2 anak perempuan yaitu:

  1. BELAWA BURAK                     : mendiami wilayah Lewoloba
  2. KWELUK                                  : mendiami wilayah Wailolong
  3. KWAKA                                    : mendiami wilayah Lewohala
  4. BANG POWA                           : mendiami wilayah Mudakeputu
  5. MADO LIKO WUTUN              : mendiami wilayah Watowiti
  6. BELITI HINGI                           : mendiami wilayah Bui Baja Wua
  7. EHEN PENI                              : mendiami wilayah Ebak

Belawa Burak merupakan cikal bakal turunan orang-orang Lewoloba. Dari turunan Bapa Belawa Burak dan Ema Nini Daja, sampai dengan Bapa Kebu Doa dan Ema Buku Niron (turunan ke-7) menurunkan 3 orang anak, yakni :

  1. TOKA NARA : Melahurint
  2. WOLO SINA : Amakelen
  3. SINA PURI   : Amakoten

Dari ke-3 anak laki-laki ini, lahirlah 3 suku asli yang berada di Kampung Lemuda. Turunan dari ke-3 Bapak ini kemudian dipimpin oleh Suban Regi Ama dibantu oleh Ua Bala Ama dan Biti Loso Ama membangun dan membentuk Kampung Suban Tupi Wato Dowo Deka Homo dan menjadi Kepala Kampung, Kepala Adat dan Tuan Tanah.

Di Kampung Suban Tupi Wato Dowo Deka Homo ini, bergabunglah dua suku dengan ketiga suku yang telah ada. Kedua suku yang bergabung tersebut adalah Suku Doren dan Suku Nuhan. Dari Kampung Suban Tupi Wato Dowo Deka Homo, mereka berpindah ke Desa Lewoloba lama. Desa Lewoloba lama biasa disebut dengan Lewo Wulu Heri Tanah Bala Gopak. Penggunaan nama “Lewoloba” dimulai ketika para tokoh adat berkumpul untuk melaksanaan seremoni adat penentuan nama kampung. Pelaksanaan seremoni adat ini harus disertai dengan penyuguhan sirih pinang. Setelah para pemuka Adat ini memakan sirih pinang, badan mereka menjadi lemas (ngilu), khususnya pada persendian tangan dan kaki mereka. Saat itu juga para pemuka adat sepakat memberikan nama LOBA (dalam bahasa daerah berarti “lemas/ ngilu”) dan LEWO (dalam bahasa daerah berarti “kampung”).

Setelah Lewoloba disepakati sebagai nama desa, para pemuka adat kemudian menyampaikannya kepada Pemerintah Belanda sebagai pemerintah yang sah pada saat itu. Pemerintah Belanda pun akhirnya menyetujui pemberian nama tersebut. Dengan adanya persetujuan dari pemerintah Belanda, maka sejak saat itu Lewoloba dijadikan sebagai nama resmi dan terus digunakan hingga saat ini.

Alkisah Belawa Burak pernah menjadi panglima dalam sebuah perang di Adonara dan meninggal dalam peperangan tersebut. Dia terbunuh ketika dirinya ditikam dengan sebilah bambu yang tajam. Dengan cara yang magis, jasad Belawa Burak kemudian "menyatu" dengan alam. Darahnya menjadi sumber mata air. Tubuhnya menjadi batu dan pasir. Bambu yang dipakai untuk menikamnya kemudian bertumbuh lebat di daerah tersebut. Pada tahun 2010, dibawah kepemimpinan Kepala Desa Yohanes Lewa Doren, jasad Belawa Burak yang telah berbentuk material alam ini dibawah ke Lewoloba dan disemayamkan dalam sebuah korke (Rumah Adat Lamaholot) melalui suatu acara adat yang meriah. Pada tahun 1979, sebuah bencana besar melanda Larantuka. Lewoloba pun terkena dampak dari banjir ini. Banjir ini menelan sangat banyak korban jiwa dan harta benda. Penduduk Desa Lewoloba akhirnya mencari pemukiman yang baru. Sebagian besarnya berpindah ke bekas kebunnya, dan membangun sebuah pemukiman baru yang saat ini bernama Desa Lewoloba. Sejumlah penduduk Lewoloba berpindah ke Desa Bokang, yang sekarang ini berada di wilayah Kecamatan Lato. Sejumlah kecil penduduk Lewoloba kemudian berpindah ke Balela, Lohayong, Weri, dan beberapa daerah lain di Larantuka.

Berikut ini adalah nama-nama Kepala Desa Lewoloba yang pernah memerintah:

  1. Kepala Bala Suban Koten (1915-1929).
  2. Kepala Lukas Laba Kelen (1929-1934).
  3. Kepala Ferdinandus Beki Hurint

(1934-1966).

  1. Kepala W. Dominikus Hurint (1966 - memerintah selama 5 bulan)
  2. Kepala Theodorus Toka Hurint (1966-1972).
  3. Kepala Paulus Belawa Koten (1972-1975).
  4. Kepala (Karateker) Paulus Pati Koten

(1975 - memerintah 5 bulan)

  1. Kepala Paulus Uja Hurint (1975-1978).
  2. Kepala Yohanes Helun Hurint (1978-1993): pada masa pemerintahan Bapak Yohanes Helun Hurint, sebuah banjir badang menghantam Kota Larantuka dan sekitarnya, termasuk Lewoloba. Sebagai akibat dari banjir tahun 1979, Desa Lewoloba berpindah dari lokasi lama ke lokasi yang baru hingga saat ini. Setelah berpindah ke lokasi baru, Bapak Helun Hurint terus memerintah hingga meletakkan jabatannya pada tahun 1993.
  3. Kepala Stefanus Raja Koten (1993-2002).
  4. Kepala Raymundus Doke Doren (2002-2007).
  5. Kepala Yohanes Lewa Doren (2007-2013).
  6. Kepala Fransiskus Roy Hurint (2013- saat ini)

Pemerintahan Desa Lewoloba

(1) Struktur Organisasi Pemerintah Desa Lewoloba

No

Nama

Jabatan

Pend. Terakhir

1

Fransiskus Roy Hurint

Kepala Desa

SLTA

2

Lukas Laba Kelen

Sekretaris Desa

S 1

3

Dominikus N. Geken

KAUR Pemerintahan

SLTA

4

Yosep Beda Kelen

KAUR Pembangunan

SLTA

5

Yuliana Pelili Doren

KAUR Kemasyarakatan

S 1

6

Roslina Sabu Kelen

KAUR Keuangan

SLTA

7

Yeremias Sina Maran

Kepala Dusun I

SD

8

Yosep Ehe Doren

Kepala Dusun II

SLTA

9

Hilarius Saka Doren

Kepala Dusun III

SD

10

Siprianus Koda Doren

Kepala Dusun IV

SLTA

(2) Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

No

Nama

Jabatan

Pend. Terakhir

1

Matheus Belang

Ketua

SLTA

2

Lodovikus S. U. Koten

Wakil Ketua

S 1

3

Nikolaus Deka Doren

Sekretaris

S 2

4

Laurensius Kia Kelen

Anggota

Diploma III

5

Agustinus Nara Koten

Anggota

SLTA

6

Paulus Gatu Koten

Anggota

SD

7

Yosefina Buku Kelen

Anggota

SLTA

8

Hendrikus Laba Kelen

Anggota

SD

9

Dominikus Ibi Doren

Anggota

Diploma III

(3) Struktur Organisasi Lembaga Kemasyarakatan

a. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

No.

Nama

Jabatan

Pend. Terakhir

1

Rosa Waha Koten

Ketua

SLTA

2

-

Wakil Ketua

-

3

Mariana Lebuan

Sekretaris

SLTA

4

Teresia Neliwati

Bendahara

SLTA

5

Theresia Buku Doren

POKJA I

SLTP

6

Agatha Daja Hurint

POKJA II

SLTA

7

Sesilia Nuhan

POKJA III

SLTA

8

Imelda Maran

POKJA 1V

SLTA

(2) Rukun Tetangga (RT)

Lembaga RT sesuai dasar hukum pembentukan yang ada di Desa Lewoloba berjumlah 8 RT yang tersebar di 4 wilayah Dusun. Berikut ini adalah nama-nama Ketua RT.

No

Nama

Jabatan

Pendidikan Terakhir

1

Petrus Budiarjo Boleng

Ketua RT 1

SLTA

2

Theresia Buku Doren

Ketua RT 2

SLTP

3

Dominikus Pehan Doren

Ketua RT 3

SD

4

Efensius Jaama Daton

Ketua RT 4

SLTP

5

Fransiskus Roi Hurint

Ketua RT 5

SD

6

Hendrikus Hean Tukan

Ketua RT 6

SLTP

7

Benyamin SP

Ketua RT 7

SD

8

Hendrikus Awen Hurint

Ketua RT 8

SD

Keadaan Demografis

Berdasarkan pendataan penduduk yang dilakukan pada tahun 2013 jumlah penduduk Desa Lewoloba adalah 1430 jiwa. Berikut ini adalah gambaran tentang penduduk Desa Lewoloba yang diklasifikasi dalam beberapa jenis pengelompokan.

a.   Penduduk Berdasarkan Kepala Keluarga (KK)

No.

KK Berdasarkan

Jenis Kelamin

Jumlah

Ket.

1.

KK Laki-laki

251

2.

KK Perempuan

51

TOTAL JUMLAH

302

b.  Penduduk Berdasarkan Usia

No.

Usia Penduduk (Tahun)

Jumlah Jiwa

Ket.

1

0 – 5

70

2

6 – 8

52

3

9 – 14

124

4

15 – 44

480

5

45 – 60

495

6

60 ke atas

209

TOTAL JUMLAH

1430

c.   Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No.

Jenis Kelamin

Jumlah

Ket.

1

Laki-laki

670

2

Perempuan

760

TOTAL JUMLAH

1430

d.  Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No

Tamatan Sekolah

Jumlah Jiwa

1

SD / Sederajat

457

2

SLTP / Sederajat

320

3

SLTA / Sederajat

530

4

D I

8

5

D II

2

6

D III

10

7

D IV

1

8

S 1

139

9

S 2

2

Keterangan Tambahan: 5 (lima) orang penduduk Desa Lewoloba terindikasi buta huruf.

e.    Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok

No.

Jenis Pekerjaan

Jenis kelamin (L/P)

L + P

Ket.

L

P

1

Petani

420

144

564

2

PNS / POLRI / TNI

40

16

56

3

Nelayan

2

-

2

4

Peternak

12

3

15

5

Pengusaha Kios

3

8

12

6

Guru Swasta

3

10

13

7

Dukun Kampung Terlatih

-

2

2

8

Pensiunan PNS / POLRI / TNI

20

3

23

9

Pengusaha Jasa Transportasi

10

-

10

10

Dokter

-

1

1

11

Bidan

-

7

7

12

Perawat

-

3

3

13

Wiraswasta

10

5

15

12

Pekerja Tidak Tetap

87

38

125

13

Belum Bekerja

239

343

582

Total Jumlah

1430

f.     Penduduk Berdasarkan Agama

Nomor

Agama

Jumlah Pemeluk

Keterangan

1

Islam

3

2

Katolik

1419

3

Protestan

8

4

Hindu

-

5

Buddha

-

6

Konghuchu

-

Jumlah Total

1430

g.    Penduduk Berdasarkan Cacat Mental dan Fisik

No.

Jenis Cacat

Jenis Kelamin (L/P)

Jumlah

Ket

P

1

Tuna Netra

-

-

-

2

Tuna Rungu

1

-

1

3

Tuna Grahita

3

-

3

4

Tuna Wicara

-

-

-

5

Tuna Daksa

1

-

1

6

Tuna Laras

1

2

3

Total Jumlah

6

2

8

h.   Penduduk Berdasarkan Ketersediaan Tenaga Kerja

No.

Tenaga Kerja

Jenis Kelamin ( L/P)

Jumlah

L

P

1

Penduduk usia 18 - 56 tahun yang bekerja

340

420

760

2

Penduduk usia 18 - 56 tahun yang belum/tidak bekerja

35

53

88

3

Penduduk usia 7 – 18 tahun yang masih sekolah

142

223

365

4

Penduduk usia 56 tahun ke atas

63

84

147

Total Jumlah

580

780

1360

Sumber: RPJM Desa Lewoloba 2015-2019

Keadaan Geografis

a.  Luas Wilayah Menurut Penggunaannya

Luas wilayah Desa Lewoloba secara administratif adalah 680,4 Ha yang terdiri atas:

1) Luas Perumahan dan Pekarangan         : 245,9 Ha

2)    Luas Lahan Pertanian                            : 433    Ha

3)    Luas Pekuburan                                    : 0,75   Ha

4)    Luas Lahan Tidur                                  : 0,75   Ha

b.  Batas Wilayah

Desa Lewoloba  berbatasaan dengan:

1.   Sebelah Utara    : Gunung Mandiri

2.   Sebelah Selatan : Teluk Oka

3.   Sebelah Timur   : Desa Lamawalang, Kecamatan Larantuka

4.   Sebelah Barat    : Desa Wailolong, Kecamatan Ile Mandiri

c.   Orbitasi, Waktu Tempuh, dan Letak Desa

Untuk mencapai Desa Lewoloba, perjalanan dapat ditempuh melalui jalur darat (kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat) dan jalur laut (perahu layar).

No

Orbitasi dan Jarak Tempuh

Keterangan

1

Jarak ke Ibukota Kecamatan

5    Km

2

Jarak ke Ibukota Kabupaten

10   Km

3

Jarak ke Ibukota  Propinsi

224   Km

4

Waktu tempuh ke Ibukota Kecamatan

15  Menit

5

Waktu tempuh ke Ibukota Kabupaten

20  Menit

6

Waktu tempuh ke Fasilitas terdekat ( Ekonomi, Kesehatan, Pemerintahan )

0,0    jam

d.  Ketersediaan Alat Angkutan

No.

K e t e r a n g a n

Ada / Tidak

1

Setiap saat (Menit), Tiap Jam

Ada

2

Setiap hari

Ada

3

Setiap Minggu

Ada

e.   Letak Desa  : Dataran rendah

No.

U r a i a n

Keterangan

1

Tinggi tempat dari permukaan laut

100   m

2

Curah Hujan rata-rata per tahun

200-300 mm

3

Keadaan suhu rata-rata

35 derajat celsius

f.   Topografi atau Bentangan Lahan

No

Bentangan lahan

Luas ( Ha/m2 )

1

Dataran Rendah

20,7 Ha/m2

2

Berbukit-bukit

2,5   Ha/m2

3

Lereng Gunung

15,7 Ha/m2

4

Tepi Pantai/Pesisir

5      Ha/m2

5

Jumlah

43,9  Ha/m2

g.    Jenis dan Kesuburan Tanah

1)  Warna Tana                    : Hitam

2)  Teksur Tanah                 : Lempung

3)  Lahan Kritis                   : 25 Ha

4)  Lahan Terlantar             : 15 Ha/m2

Sarana da Prasarana

a. Sarana dan Prasarana Transportasi

(1)  Prasarana Transportasi Darat di Desa Lewoloba

No.

Jenis Sarana Dan Prasarana Desa

Baik (Km/ Unit)

Rusak (Km/Unit)

1

Jalan Desa

5  Km

1,2 Km

2

Panjang jalan tanah

7,6 Km

-

3

Panjang jalan sirtu

-

-

4

Panjang jalan rabat

1   Km

-

5

Jalan antar Desa

1   Km

-

6

Panjang jalan aspal

1 Km

-

7

Deker

4 Unit

-

8

Jembatan

2 Unit

-

(2)  Sarana Transportasi Darat di Desa Lewoloba

No.

Uraian

Jumlah (Unit)

1

Bus angkutan penumpang

4     Unit

2

Truk angkutan barang

7     Unit

3

Motor ojek

10   Unit

4

Sepeda motor pribadi

250 Unit

b.  Sarana dan Prasarana Komunikasi

No.

Uraian

Jumlah (Unit)

1

Radio

5     Unit

2

TV

400 Unit

3

HP

500 Unit

c.   Sarana dan Prasarana Air Bersih dan Sanitasi

No.

Uraian / Jenis

Jumlah  (Unit)

1

Prasarana Air Bersih mata air Pegunungan

2      Unit

2

Sanitasi

10    Unit

3

MCK Umum

5      Unit

4

MCK Keluarga

302  Unit

d.  Sarana dan Prasarana Pemerintah Desa

No

Uraian / Jenis

Jumlah (Unit)

1

Gedung Kantor

1   Unit

2

Jumlah Ruangan Kerja

4   Unit

3

Komputer/Laptop

2   Unit

4

Meja Rapat

2   Unit

5

Meja Biro

2   Unit

6

Kursi

54 Unit

7

Almari Arsip

1   Unit

e.   Sarana dan Prasarana Badan Permusyawaratan Desa Lewoloba

Badan Permusyawaratan Desa Lewoloba tidak memiliki Prasarana gedung kantor. Gedung BPD yang digunakan sekarang adalah gedung satu atap dengan gedung kantor desa.

Sarana ATK BPD sbb :

No

Uraian / Jenis

Jumlah (Unit)

1

Meja Biro

-

2

Kursi

-

f.    Sarana dan Prasarana Peribadatan

Terdapat sebuah gereja di Desa Lewoloba bernama Gereja Hati Amat Kudus Tuhan Yesus. Gereja ini bernaung di bawah Paroki St. Yoseph Riangkemie.

g.   Sarana dan Prasarana Kesehatan

1)  Satu unit Puskesmas pembantu dengan pelayanan obat setiap hari.

2)  Satu unit Posyandu dengan pelayanan sebulan sekali.

Sumber: RPJM Desa Lewoloba 2015-2019

Budaya

 
Bapa Talu Koten dalam busana adat Lewoloba

Lewoloba merupakan satu bagian dari rumpun masyarakat adat Lamaholot. Kegiatan adatnya berpusat di sebuah korke, yang berada di tengah kampung. Ada beberapa suku besar yang menetap di Lewoloba, yaitu Lewo Doren, Lewo Nuhan, Mela Hurint, Ama Koten, dan Ama Kelen. Masing-masing suku memiliki perannya sendiri dalam setiap acara adat yang diadakan. Setiap dua tahun sekali diadakan sebuah acara adat perbaikan rumah adat, yaitu Helok Korke. Ritual ini selalu diiringi dengan persembahan hewan kurban sambil diiringi dengan tari-tarian adat seperti Hedung, Sarak Manuk, Soka Roja dan Lian Namang.

 
Sebuah acara adat di korke

Pendidikan

Beberapa lembaga pendidikan dari berbagai tingkat pendidikan diselenggarakan di Lewoloba, antara lain PAUD Lia Nurat, TKK Hadung Boleng, SDK Lewoloba, SMP Negeri 2 Larantuka, dan SMK Lamaholot. Keberadaan sejumlah sekolah di Lewoloba telah menjadikannya sebagai pusat pendidikan dan barometer pendidikan di Kecamatan Ile Mandiri. Sejumlah lembaga pendidikan yang terselenggara di Lewoloba telah menarik minat siswa dari berbagai daerah di Kabupaten Flores Timur.

(1)  Pendidikan Formal

Nama

Jumlah

Status

Kepemilikan

Jumlah Guru

Jumlah Siswa

TK Hadung Boleng

1

Terakreditasi

Desa Lewoloba

5

32

SDK Lewoloba

1

Terakreditasi

Yapersuktim

19

176

SLTP Negeri 2  Larantuka

1

Terakreditasi

Pemkab Flotim

53

533

SMEA Lamaholot

1

Terakreditasi

Yayasan Lamaholot

43

348

(2) Pendidikan Non Formal

Nama

Jumlah

Status

Kepemilikan

Jumlah Guru

Jumlah Siswa

Paket B

-

-

-

-

-

Paket C

-

-

-

-

-

PAUD

1

Terdaftar

Desa Lewoloba

4

36

Keadaan Ekonomi

Sebagian besar penduduk Lewoloba adalah penduduk asli setempat. Perkembangan di sektor pendidikan turut mengubah struktur demografi Lewoloba. Arus pendatang cukup terlihat jelas, di antaranya berasal dari sejumlah tempat di Flotim daratan, Adonara, Lembata, dan Manggarai. Sebagian besar penduduk Lewoloba bermata pencaharian sebagai petani. Jumlah Pegawai Negeri Sipil pun cukup signifikan di desa ini. Sama seperti sebagian besar penduduk Flores Timur, sektor wirausaha tampak tidak berkembang. Hanya ada beberapa sektor swasta yang hidup, yaitu bengkel kayu dan bengkel kendaraan bermotor.

A.  Potensi Pertanian/ Perkebunan/ Kehutanan

(1)  Potensi Pertanian

a.   Pemilikan lahan pertanian tanaman pangan:

No

Jumlah Kepala Keluarga yang memiliki Tanah Pertanian

Jumlah

1

Tidak memiliki

-

2

Memiliki kurang dari 0.50 Ha

15   KK

3

Memiliki lebih dari 1.0 Ha

287 KK

Jumlah Total

302 KK

b.   Jenis tanaman  pangan yang diusahakan oleh masyarakat:

  • Jagung
  • Padi ladang
  • Ubi Kayu

c.    Jenis komoditas buah-buahan yang diusahakan oleh masyarakat:

  • Pisang
  • Nanas
  • Pepaya
  • Mente

d.   Pemasaran hasil tanaman pangan:

Sebagian besar hasil tanaman pangan dipergunakan untuk konsumsi sehari-hari dan sebagian kecilnya dijual langsung ke konsumen atau ke pasar tradisional.

(2)  Potensi Perkebunan

a.    Kepemilikan lahan perkebunan:

No

Jumlah Rumah Tangga memiliki Tanah Pertanian

Jumlah

1

Tidak memiliki

-

2

Memiliki kurang dari 0.5 Ha

15   KK

3

Memiliki lebih dari 1.0 Ha

287 KK

Jumlah Total

b.   Jenis tanaman perkebunan yang diusahakan oleh masyarakat :

  • Pisang
  • Nanas
  • Pepaya
  • Mente
  • Kapuk
  • Kemiri

c.    Pemasaran hasil Tanaman Perkebunan:

Hasil tanaman perkebunan biasanya dijual masyarakat di pasar tradisional. Khusus untuk jambu mente, biasanya masyarakat menjualnya kepada tengkulak.

(3)  Potensi Kehutanan

Kepemilikan tanaman kehutanan masyarakat Desa Lewoloba sebagian besar kurang lebih 75% dikuasai oleh pemilik tanah ulayat (Hutan Adat) sedangkan 25% dimiliki oleh penggarap. Ada juga jenis tanaman kehutanan yang dimiliki oleh masyarakat secara perorangan dan secara kelompok (adat), sebagai berikut :

  • Bambu
  • Akasia Hutan
  • Lain-lain

B.  Potensi Peternakan Dan Perikanan

(1)  Potensi Peternakan

a.   Hasil Peternakan:

Masyarakat Desa Lewoloba pada umumnya memiliki populasi ternak karena didukung dengan ketersediaan tanaman pakan ternak yang ada seperti pisang, lamatoro, gamal, turi, mengkudu hutan, dan lain-lain. Jenis populasi ternak yang dipelihara oleh masyarakat :

  • Ayam kampung
  • Ayam pedaging
  • Kambing
  • Babi
  • Sapi

b.    Pemasaran Hasil Ternak

Hasil ternak 40% dijual langsung ke konsumen, 10% untuk konsumsi keluarga, 50% untuk keperluan upacara adat.  

(2)  Potensi Perikanan

Masyarakat Desa Lewoloba menyadari bahwa, hidup ini hanya bertani saja sudah cukup, akan tetapi melaut juga merupakan mata pencaharian tambahan untuk menambah pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Kurang lebih 15% masyarakat Desa Lewoloba yang bermata pencaharian sebagai nelayan dengan menggunakan alat tangkap yang sangat sederhana yaitu, sampan dayung atau jukung.

a. Jenis alat produksi budidaya ikan laut yang dimiliki oleh masyarakat:

  • Pancing
  • Sampan dayung
  • Pukat
  • Jukung

b.  Jenis ikan dan produksi :

  • Ikan tongkol
  • Ikan kerapu
  • Ikan tembang
  • Ikan cakalang
  • Ikan pari

c.   Pemasaran hasil perikanan

Hasil ikan 80% dijual langsung ke konsumen, 20% untuk konsumsi sendiri. 

C.  Potensi Sumber Daya Air

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat Desa Lewoloba memanfaatkan air yang bersumber dari mata air pegunungan (Waibelen) yang dikelola desa, dan air yang dikelola PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dengan pemanfaatan untuk minum dan MCK (Mandi, Cuci, Kakus). 

Pariwisata

Teluk Oka yang memiliki garis pantai yang panjang, indah, dan sejuk cukup menarik minat wisatawan lokal untuk berkunjung ke sana. Air terjun Waibelen, yang juga menjadi sumber air bagi penduduk Lewoloba, sangat menarik untuk dikunjungi. Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap budaya mulai tumbuh ketika jasad (Kulit Kamak) Belawa Burak didatangkan dari Waiburak, Adonara Barat pada tahun 2008. Bertepatan dengan itu, dibangunlah sebuah Korke / rumah adat Lewoloba sebagai tempat menyemayamkan jasad Belawa Burak. Konstruksi dan arsitekturnya yang rumit dan unik telah menjadikan Lewoloba sebagai alternatif menghabiskan liburan di Kota Larantuka.

Pranala luar

  • Gelekat Lewotanah [2]